13. Âme Soeur: Inevitable

457 46 9
                                    

"K-kau.."

Baru kali ini Kaizo menunjukkan ekspresinya dengan jelas, biasanya ia selalu menyembunyikan apa yang ia rasakan atau pikirkan melalui wajah datar dan dinginnya. Kali ini tidak, Kassim yang berdiri di hadapannya benar-benar membuatnya kehilangan fungsi pita suaranya. Tubuh tanpa otot dan kulit yang menutupi rangka tubuhnya itu, manik delimanya yang menghitam sampai ke bagian putihnya, bandana merah yang kini diikat di perpotongan lehernya sekaligus perbatasan kulit dan kerangka berwarna hitam itu. Jika bisa di gambarkan melalui satu kata, maka Kaizo akan memilih kata ini.

Terrible.

Kassim benar-benar berantakan dan menyeramkan. Melihat sosoknya yang berbeda 180° begini entah kenapa membuat dirinya mendadak merindukan senyuman manis adik kembarnya yang menyebalkan itu. Dengan alasan yang jelas, hati Fang yang melihat Kassim dalam wujud ini mencelos, jantungnya serasa jatuh ke mata kakinya saat itu juga. Bukan karena takut atau apapun, ia benar-benar khawatir pada Kakak tengah tertuanya itu.

"Kau yang di sebut Kapten Kaizo itu, kan?" ucapnya dengan dingin dan membuat pedang dengan simbol tengkorak toksik di pangkalnya itu teracung.

"Dia Kapten Muda TAPOPS, pangkatnya cukup tinggi dan keahlian pedangnya tak di ragukan. Sebaiknya kau berhati-hati," celetuk Owlate dengan paruhnya yang mendekat ke telinga Kassim.

"Dia bukan tandinganku,"

"Sombong sekali, ya, makhluk baru?" Macfith terkekeh geli melihat Kassim yang begitu percaya diri.

"Kassim, apa itu benar-benar Kassim? Kassim ingat pada Jarrod, tidak? Apa- aduh! Zian, apa yang Zian lakukan?!" Jarrod berteriak heboh saat merasa tinju berbulu Zian mendarat dengan keras di kepalanya, membuat macan putih itu mendesis kesakitan.

"Baca situasinya, bodoh. Ini bukan waktunya untuk bertanya banyak hal," jawab Zian dengan malas. Ekor putih Jarrod bergerak ke segala sisi dengan kesal, jelas tak terima dengan perlakuan Zian barusan.

Owlate mengepakkan sayapnya untuk menarik perhatian kedua campuran binatang itu. "Sudah sudah. Tuan Dallen bilang, emosi Kassim tidak stabil semenjak dia di ubah wujud begini. Jangan membuatnya menandai kalian sebagai musuh juga,"

Kassim mengabaikan kericuhan di belakang punggungnya yang ia anggap tak penting. Jemari tulangnya mengepal erat saat manik hitamnya menatap kedua insan dengan manik delima dihadapannya itu. "Entah kenapa ketika melihat kalian berdua membuat ku muak,"

Fang mundur perlahan saat Kassim mendekat, Kassim --ataukah harus ia sebut manusia tengkorak-- menatapnya dengan tajam dan menusuk sanubarinya, ia tak pernah melihat tatapan Kassim yang seperti itu, tatapannya selalu hangat dan senyumannya selalu membuat hatinya tenang. Namun kini sebaliknya, ia merindukan wajah yang mirip dengan kakak sulungnya itu ceria seperti biasanya.

Kassim mengayunkan pedangnya dan memposisikan benda tajam itu di depan wajahnya secara horizontal, cahaya angkasa yang memantul dari benda pipih yang mematikan itu dapat membuat siapapun bergidik ngeri saat membayangkan betapa dalamnya luka sayat yang akan mereka dapat jika saja pedang itu berhasil menyentuh kulit mereka.

"Akan ku pastikan manik delima itu takkan pernah terbuka lagi,"

"Akan ku pastikan manik delima itu takkan pernah terbuka lagi,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Âme Soeur [KaiKasFang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang