17. Âme Soeur: "⁠As Myself "

263 28 4
                                    

Dallen melenguh, perlahan bangkit dengan tumpuan tangannya yang gemetar. Netranya menangkap Kaizo dan Fang yang menunduk, wajah mereka suram, seolah habis melihat sesuatu yang traumatized.

Kaizo menghela napasnya kasar, menarik dan membuang, mencoba membuat detak jantungnya yang bergedup kencang untuk tenang. Dallen mengangkat satu alisnya, memiringkan kepalanya ke samping dengan bingung.

Dengan kaki gemetar, dia mendekat. Melihat lawannya yang sedang down membuatnya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Kedua lengannya terangkat, mengumpulkan aura cahaya, membentuknya menjadi bebola raksasa. Bibirnya melengkung sarkas, tersenyum miring penuh kemenangan.

"Aku tak tau apa yang terjadi, tapi setidaknya aku tau kalian akan berakhir disini," suaranya penuh dengan kepercayaan diri, menampung bebola cahaya itu dengan mudah dengan satu tangannya yang terangkat tinggi di udara. Tawa sombong dan penuh kemenangan terbebas dari bilah bibirnya.

"Tamat lah riwayat kalian,"

Suhu udara di sekitar mereka perlahan naik, menghangat dan lama kelamaan memanas ketika Dallen mengerang, melemparkan bebola cahaya itu ke arah keduanya. Boboiboy yang melihat itu segera bertukar ke mode Gempa nya, putus asa untuk melindungi mereka berdua. Namun baik Kaizo ataupun Fang tak bergerak sama sekali, menetap di tempat mereka. Genggaman Kaizo pada pedangnya mengerat, kedua tinju Fang mengeras si sisi tubuhnya, setetes air itu berhasil lolos dari pelupuk matanya, tak lagi mampu menampungnya.

"Tanah pelindung!"

Boboiboy panik, meninju tanah sekuat tenaga, membuat tanah mencuat sebagai perisai untuk mereka. Dengan wajah bercucuran keringat, mata melebar, ia berteriak sekuat tenaga, "Fang! Kapten Kaizo! Ada apa dengan kalian, sadar lah!"

Kaizo mengangkat kepalanya ketika mendengar suara Boboiboy. Ada apa, katanya? Ingin rasanya terkekeh, jika saja keadaannya mendukung. Menoleh ke arah cahaya menyilaukan yang semakin mendekat, ia hanya menggigit pipi dalamnya, menahan semua emosi yang bergemuruh di dalam dirinya. Bayangan Kassim tiba-tiba saja terlintas di kepalanya, senyuman yang mencoba meyakinkannya dengan kata-kata itu, membuat dadanya serasa di tembus oleh seratus anak panah.





























































"Kai, aku ingin ini berakhir, namun ku harap aku selesai sebagai diriku sendiri,"


































Berani-beraninya ia mengatakan itu dengan senyuman termanisnya.







































"Kassim sialan,






































... aku takkan pernah memaafkan mu. Berani-beraninya kau mengatakan hal seperti itu padaku,"



























Boboiboy berdecak frustasi, mengacak rambutnya yang sudah berantakan daritadi karena topinya sudah hilang entah kemana. Bertukar ke mode Duri, ia membuat akar menjalar untuk menarik kedua bersaudara itu menjauh, tau tanah pelindung nya tak cukup untuk melindungi mereka. Namun sepertinya semua sudah terlambat,














































Âme Soeur [KaiKasFang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang