Pagi hari telah tiba, matahari pun mulai memancarkan sinarnya.
Veya sudah bangun, bahkan dia sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya.
Kebiasaan rajin ini adalah didikan dari mommy nya yang selalu membangun kan Veya saat ia susah bangun dengan mencipratkan air ke wajahnya.
Dan karena itu Veya selalu berusaha bangun pagi sebelum mommy nya mengomel padanya.
Veya mulai berjalan menuju ruang makan. Di sana sudah terdapat orang tua dan abangnya.
Mereka pun mulai memakan sarapan dengan tenang setelah saling menyapa.
Berhubung Veya tidak tau arah jalan ke sekolah, ia lebih baik menunpang pada Alves, hitung-hitung sambil mengingat jalan.
Mereka sudah selesai makan sekitar 5 menit yang lalu.
Untungnya hubungan Veya asli dengan Alves sangat dekat. Itu jadi memudahkan nya.
"Bang, Veya nebeng yah" ucap Veya sambil mengikuti langkah abangnya.
"Tumben. Gak minta jemput sama temanmu itu?" tanya sang abang heran. Karena Veya jarang sekali berangkat ke sekolah bersamanya.
Veya lebih memilih berangkat bersama temannya. Katanya ia tak ingin menjadi pusat perhatian karena abangnya ini lumayan terkenal di sekolah.
"Lagi pengin sama abang, gak boleh ya?" balas Veya dengan suara di buat sesedih mungkin.
"Nggak gitu sayang. Yasudah ayo bareng abang, pakai dulu ini helmnya" Alves memberikan helm kepada Veya saat mereka sudah sampai di samping motor sport milik Alves.
"Hehehe, makasih abang"
Setelah helm terpasang, Veya mulai menaiki motor dan Alves pun menjalankan motornya menjauhi pekarangan rumah Prezio.
20 menit kemudian mereka telah sampai di depan halte dekat sekolah. Kenapa di halte? ya itu karena Veya meminta Alves untuk menurunkannya di sana.
Veya tak ingin menjadi pusat perhatian. Lagian itu akan terlihat aneh karena mereka jarang sekali berangkat bersama, ya walaupun semua murid mengetahui bahwa mereka adalah adik kakak.
"Hati-hati jalannya yah, abang duluan"
"Iya abang sayang, dadah!"
Veya melambaikan tangnya saat Alves sudah mulai menjalankan motornya menjauh.
"Agak nyesel sih turun di sini, tapi mau gimana lagi. Ogah banget nanti gue jadi terkenal mendadak karena berangkat bareng abang"
Veya mulai melangkah ke arah sekolah. Saat akan melewati parkiran, Veya bisa melihat Alves dan teman-temannya sedang mengobrol, sepertinya itu adalah gang Arxe.
Salah satu anggota Arxe ada yang tidak sengaja bersitatap dengan Veya, Veya yang melihat mata pemuda itu pun sontak langsung mengalihkan pandangan ke depan.
Veya berjalan kembali melanjutkan tujuannya ke kelas. Ia mengetahui letak kelasnya karena Veya tak sengaja mendengar ada dua orang murid yang akan ke kelas yang sama dengannya. Alhasil ia mengikuti mereka dari belakang.
Tempat duduk Veya berada di pojok belakang dekat jendela. Itu adalah spot paling nyaman untuk tidur karena guru susah melihat ke arah sana.
Bel masuk berbunyi.
Seorang guru berjalan masuk ke kelas sambil meneteng buku berjudul 'Sejarah Indonesia'.
"Selamat pagi semua. Siap kan buku kalian karena kita akan melanjutkan tugas minggu kemarin" intrupsi dari guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Numpang Lewat
Teen FictionEntah dosa apa yang Veana buat, sehingga dia bisa terdampar di dalam tubuh seorang figuran yang bahkan tidak pernah muncul di dalam scane novel. "Haduhh, basi anjing pake segala pindah jiwa aja" ___________ start : 27 okt