06

585 44 1
                                    

Suasana siang ini agak canggung bagi Veya. Saat ini dia sedang di interogasi mengenai siapa gerangan anak kecil itu.

Karena kemarin setelah Veya menyebutkan namanya dia langsung bergegas masuk ke kamar malas di tanyai.

Pagi tadi juga tidak sempat, karena Alves pergi ke kantor Gerald untuk mengecek.

"Jadi Acel siapa? kenapa kamu bawa anak kecil ke sini? dimana orang tuanya?" tanya beruntun Alves

"Satu-satu dong nanya nya bang!" Veya membawa Acel untuk duduk di samping nya.

"Ceritain!" tegas alves.

"Jadi gini, kemarin aku ketemu Acel di minimarket depan pas mau beli camilan terus-"

"Kamu kok nggak bilang ke abang kalo mau pergi ke depan?" potong Alves cepat.

"Iya abang maaf lupa, lanjut ya. Dia pengin beli camilan tapi ngga punya uang, nah aku bayarin dong. Terus abis itu-"

"Ngapain kamu bayarin dia?"

Veya mendelik tajam, kenapa abangnya suka sekali memotong omongannya.

"Kalo aku lagi cerita itu di dengerin dulu kenapa sih, main potong-potong aja. Nyebelin banget! udah lah aku ngambek sama abang!"

Veya lantas berdiri dan pergi ke kamarnya, dia meninggalkan Acel bersama abangnya. Biarlah nanti Acel dia urus, sekarang moodnya sedang turun drastis. Sungguh dia sedang sensitif.

"Vey! Veya!" teriak Alves saat melihat Veya pergi dengan menghentakkan kakinya.

Kini tatapan Alves beralih pada sesosok anak kecil yang di bawa Veya.

"Ck. Jadi lo anak siapa cil?" Alves menaikan sebelah alisnya sambil tangannya bertumpu pada kedua lutunya.

"Aku anaknya daddy Pio" Jawab Acel dengan cedalnya.

"Vio?" Acel menganggukkan kepalanya.

Drtt Drttt

Alves mengangkat panggilan yang berasal dari ponselnya.

"Halo, Lo di rumah Al?" sapa Okan di sebrang sana.

"Iya"

"Oke, kita ke situ ya!"

Tanpa menjawab, Alves langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Gue mau ambil minum, lo tunggu disini cil. Jangan kemana-mana!" perintah Alves.

Acel memberikan gestur tangan 'ok' kepada Alves. Dia akan menunggu abang dari kakak cantik dengan anteng di sini.

"ALVESS I'M COMING!"

Sebuah teriakan menggelar tiba-tiba memasuki indra pendengaran Acel. Dia menatap sang pelaku dengan ekspresi kesal, bibirnya mengerucut lucu dan matanya di pelototkan kepada yang membuat kegaduhan.

"IHH, KAMU KALO MASUK LUMAH ITU TIDA BOLE TELIAK KENCANG SEKALI TAUU!" Fredy dan Rio yang melihat bocah sedang menatap marah ke arah mereka hanya tertawa keras.

Figuran Numpang LewatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang