2

3.5K 296 11
                                    

Zee mengikuti pelajaran dengan santai sampai kini di jam pelajaran kedua ia masih semangat, namun semangatnya entah mengurang entah menambah kala melihat guru yang saat ini akan mengajar di kelasnya.

"Selamat siang anak-anak" sapa guru cantik bernama Shania Gracia Anadya, atau lebih akrab di panggil Gracia.

"Siang buu!" sahut siswa siswi di kelas VIII-B, penuh semangat sekali apalagi para siswa.

Gracia memang salah satu guru yang banyak sekali penggemarnya, walaupun Gracia umurnya sudah dewasa dan dia juga sudah membeberkan cincin di jari manisnya tetap saja itu tak melunturkan semangat para pengagumnya.

Gracia adalah guru matematika, biasanya guru matematika itu di benci bukan? Atau hanya pelajarannya saja? Tapi entahlah murid murid disini malah senang sekali jika pelajaran matematika sedang berlangsung, tapi sepertinya sih lebih ke muridnya saja yang pada modus. Berkedok suka pelajaran matematika padahal mah suka sama gurunya.

Gracia tersenyum dan menduduki dirinya di kursi guru, sesudah mengabsen tadi ia mulai membuka buku paketnya dan berdiri kembali untuk menuliskan beberapa soal di papan tulis.

Setelah itu Gracia menghadap ke arah murid-murid. "Ibu contohkan nomor satu nanti sisanya kalian isi sendiri, oke?" tanya nya.

"Okee dong bu" sahut beberapa murid saja, yang lainnya mengangguk.

"Jika sudah mengerjakan langsung kumpulkan ke depan" ucap Gracia.

Sesudah menjelaskan soal nomor satu, Gracia berjalan kesana kemari memerhatikan para murid yang sekarang sedang mengerjakan sisa soal yang ia berikan. Tatapannya kini tertuju pada siswi perempuan yang duduk di pojok belakang sedang menatap tidak suka ke arah rok span atas lutut yang di pakainya.

Gracia sedikit tertegun lalu ia kembali duduk di mejanya seraya pura-pura merapikan kerah kemejanya lalu menurunkan rok nya agar tidak terlalu pendek.

Beberapa menit kemudian terdengar suara decitan bangku dan ternyata itu adalah seorang siswi yang sedang berjalan ke depan tentunya ia membawa bukunya. Gracia memperhatikannya, dia adalah siswi yang tadi menatap rok nya. Semakin dekat hingga saat ini ada di hadapannya, Gracia menunjukkan senyumannya namun tak di balas oleh gadis itu.

Gracia sudah biasa akan hal itu, gadis itu sudah kembali ke bangkunya dan Gracia mengecek buku yang terlihat jelas bernama Shazeera Asadel, yang semua orang kenal dengan sebutan Zee. Setelah memeriksanya Gracia menatap Zee dan memberikan kedipan sebelah matanya membuat Zee mendelik.

Gracia terkekeh di buatnya hingga suara bel mengejutkannya.

"Ehh bencong!" pekik Gracia sambil mengusap dadanya membuat para murid murid tertawa.

"Ssstt sudah sudah, yang belum segera kumpulkan tugasnya dan kalian boleh istirahat" ucap Gracia yang di patuhi langsung.

Para siswa satu persatu mengumpulkan tugasnya dan membuat Gracia sekarang sibuk mengecek, di kelas hanya terisi beberapa orang saja.

"Bu Gracia, sini makan bareng sama kita" ajak Christy, ia sedang makan bekalnya bareng dengan Zee dan Jessi.

Gracia tersenyum. "Terimakasih Christy, ibu nggak laper kok" ucapnya.

"Ini jam makan siang loh bu, udah sini ikut makan sama kita aja" Jessi ikut mengajak Gracia.

Gracia nampak berpikir hingga suara satu orang lagi mengejutkannya.

"Mama saya bawain saya bekelnya kebanyakan mending sini bantuin saya makan" ucap Zee sengaja menekan kata 'kebanyakan' membuat Gracia mengulum senyum dan mulai beranjak dari duduknya menghampiri trio itu.

Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang