7

2.6K 285 51
                                    

"Zee, tante mau ngobrol berdua dulu sama mama kamu boleh?" Shanju menatap Zee dengan senyumnya.

Zee yang mengerti pun mengangguk. "Boleh dong, yaudah aku ke kamar ya"

Setelah memastikan Zee masuk ke dalam kamar, Shanju beranjak dari duduknya dan duduk di samping Gracia.

"Gre, Zee rajin check up kan?" tanya Shanju.

"Ga rajin-rajin banget tapi sekalinya terapi Zee langsung terapi berat, tapi gatau deh beberapa hari ini Zee sering mimisan dan ngeluh pusing" jawab Gracia dengan wajah sedihnya.

"Nah itu yang aku khawatirin, kamu panik tapi kamu ga periksa keadaannya. Gre, penyakit Zee itu cukup berat dan kamu harus lebih ketat dalam masa pengobatannya"

"Iya aku tau kak"

"Tau apa? Jangan bodoh Gre, kakak gamau ya sampe Zee makin parah"

"Stop! gausah ngomong apapun lagi, aku ga sekuat itu kak aku lemah banget kalo soal Zee aku gabisa" lirih Gracia, memang selama ini jika Gracia menerima hasil keadaan Zee pasti ia selalu menangis.

Rasanya campur aduk menjadi Gracia, perkataan Shanju memang ada benarnya ia 'Bodoh' karena terlihat menyepelekan penyakit Zee demi rasa takut yang ada di dirinya.

"Oke kalau gitu, mau ngga mau kamu harus izinin aku bawa Zee ke luar negeri" ucapan Shanju membuat Gracia menggeleng keras, ia sangat tau kakaknya ini tak main-main dengan ucapannya.

"Ngga! Aku janji aku bakal ajak Zee rajin check up" final Gracia tentunya membuat Shanju lega.

Shanju ingin sekali menyentil ginjal Gracia, rasanya greget sekali mendengar keluhan Gracia yang selalu takut padahal jika tidak di obatkan kan malah lebih takut.

"Awas aja kalo ngga" peringatnya.



***


Malam telah tiba Shanju sudah kembali ke rumahnya, rumah shanju tidak terlalu jauh dari apartemen Gracia. Hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam saja, dan kini hanya tersisa Gracia dan Zee saja tentunya.

Tadi juga Gracia sempat berbicara dari mata ke mata dengan Zee, membuat kini semuanya kembali seperti semula dan baik-baik saja.

"Mama Shania" panggil Zee yang kini tengah anteng menonton tv di ruang tengah.

"Iya sayang, kenapa?" sahut Gracia dari dalam kamarnya ia sedang memeriksa rekapan nilai.

"Mama sini temenin aku" teriak Zee padahal jarak ruang tengah dengan kamar Gracia sangat dekat.

"Jangan teriak teriak nanti tenggorokannya sakit nangess" ledek Gracia yang kini sudah di samping Zee.

"Ish... mama mah lebih pentingin laptop dari pada anaknya" Zee menatap cemberut Gracia.

Gracia terkekeh di buatnya, ia menarik Zee agar berada di pangkuannya. "Lucu banget anak mama ini, kamu bosen? Maaf ya tadi cuma meriksa nilai doang bentar" ucap Gracia sambil mengecup kedua pipi Zee.

"Setelah kejadian tadi mama masih mau ngajar di sekolah?" Zee menatap khawatir Gracia mengingat kejadian tadi yang ia lihat sendiri.

"Iya, kamu tenang aja ya. Pak Marco udah di pecat sama kepsek"

"Mama laporin dia?"

"Iya dong, mereka udah liat cctv-nya juga"

"Oh bagus deh aku jadi tenang dengernya" ucap Zee lega.

"Ma, aku mau bobo sama mama tiap hari boleh ngga?" tanya Zee sambil memainkan rambut Gracia.

"Ya boleh dong, yuk sekarang kita bobo" Gracia bangun sambil menggendong Zee dan masuk ke kamarnya.

"Tapi aku belum ngantuk"

"Ngga apa-apa, nanti mama temenin ngobrol"

Gracia merebahkan Zee lalu ikut merebahkan dirinya juga tak lupa ia menarik selimutnya.

"Kamu ngga ada tugas kan?" tanya Gracia sambil menarik Zee untuk di peluk.

"Ngga ada, kalo ada juga mama aja yang ngerjain" jawab Zee santai membuat Gracia memutar bola matanya malas.

"Kebiasaan, padahal kamu kan pinter"

"Iya dong anaknya siapa dulu"

"Shania Gracia lah" bangga Gracia.

"Ih orang aku anaknya papa" Zee menunjukkan wajah tengilnya.

"Tetep aja yang lahirin sama susuin itu mama" sahut Gracia seraya mengusap kepala Zee.

"Iya deh, mama terbaik. Aku sayang banget sama mama Shania" ucap Zee sambil memundurkan badannya untuk mengecup pipi Gracia.

Gracia terkekeh kecil. "Lucu banget sih, kenapa akhir-akhir ini manggilnya mama Shania terus"

"Karena kalo mama di rumah sama di sekolah tuh beda jadi aku sukanya mama Shania bukan mama Gracia" ujar Zee polos membuat Gracia mengerutkan dahinya, baru baru ini Zee memang memanggilnya mama Shania namun ia tak pernah tahu alasannya.

"Kenapa gitu?"

Zee tersenyum sambil melihat penampilan Gracia yang menurutnya sangat cantik, memakai baju santai serta wajahnya yang cantik tanpa polesan make up.

"Soalnya mama kalo di rumah kaya gini kan penampilannya cantik, sedangkan kalo di sekolah aku ngga suka. Soalnya mama suka pake rok pendek, udah gitu pake make up segala lagi udah kayak biduan aja tuh"

"Maaf yaa, ngga lagi deh besok-besok"

"Hah? Serius ma?" tanya Zee kaget menatap Gracia serius.

"Iya. Mama tuh nunggu kamu ngomong kaya gini tau, jangan bisanya cuma nyindir doang" jawab Gracia membuat Zee memanyunkan bibirnya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gracia.

Gracia hanya tersenyum karena ia tau anaknya ini memang posesif tapi kadang masih gengsi untuk mengungkapkan sesuatu.

"Emang kenapa sih Zee kamu tuh gamau orang orang tau kalau kamu tuh anak mama" Gracia menundukkan kepalanya dan melihat Zee.

"Aku gamau ribet ma, terus pastinya juga mereka ga bakal percaya"

"Mereka mau percaya atau ngga pun biarin aja, mama tuh sedih tau kalo di sekolah kamu cuek banget"

"Maaf ya ma besok kan ga bakal gitu lagi, hampir semua warga sekolah kayaknya udah tau"

"Hmm bagus deh, eh tapi kan besok libur"

"Yaudah besoknya lagi"

"Iya iyaa yaudah"

"Bobo ya? Udah malem" lanjut Gracia.

"Hmm, mama jangan tinggalin aku ya. Aku sayang mama..."

"Iya sayang iyaa, kamu ngomong gitu terus? Mama ngga bakal kok tinggalin kamu"

"Aku cuma takut aja ma"

"Jangan takut ya, selain takdir tuhan yang harus membuat kita berpisah mama ngga akan pernah ninggalin kamu"

Gracia tertegun sendiri dengan ucapannya, ia jadi takut memiliki takdir seperti itu. Apalagi jika berbicara tentang umur, umur tidak ada yang tahu.

"Mama itu hidupnya aku, aku ngga punya siapa-siapa lagi selain mama"

"Begitupun dengan mama, Zee."























_TBC_










terimakasih sudah membaca, jangan lupa untuk vote and komennya yaa! 🧚🏻‍♀️

Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang