Kini mereka berdua telah berada di lift menuju lantai apartemen mereka, Zee terus menggenggam tangan sang mama seakan akan ia takut kehilangan, perasaan hangat menyebar di hatinya kala sang mama mengeratkan genggamannya.
"Kamu mau makan apa hari ini?" tanya sang mama.
"Apa aja aku makan ma" jawabnya sambil melepas sepatunya.
"Yaudah, kamu ganti baju dulu mama mau siapin makan buat kamu"
"Iya ma"
Setelah makan, Zee dan sang mama hanya bersantai santai saja sambil menonton tv.
"Masih pusing ngga?" tanya sang mama karena tadi Zee mengeluh sakit kepala.
"Ngga kok ma"
"Syukurlah, gimana hari ini?"
"Hmm biasa aja" sahut Zee malas ia malah merebahkan kepalanya di pangkuan sang mama dan menarik tangan sang mama agar mengelus kepalanya.
Sang mama hanya tersenyum tipis dan kembali memfokuskan dirinya pada televisi.
Pandangan Zee melihat handphone sang mama yang menganggur langsung saja ia mengambilnya dan mengotak atik isi handphone itu, sang mama membiarkan saja anaknya itu melakukan sesuka hatinya toh sudah biasa juga Zee seperti itu.
Hingga beberapa menit kemudian sang mama di buat kaget melihat handphone nya di lempar asal oleh Zee, si pelaku hanya menatap cemberut sang mama dan menenggelamkan wajahnya di perut sang mama.
Sang mama hanya bisa geleng-geleng kepala dan tangannya berusaha mengambil handphone nya, sedikit kesulitan karena ada Zee di pangkuannya tapi untung saja lemparan Zee itu tak terlalu jauh.
"Makin banyak dah sarang laba-laba di hp gue" batin sang mama sambil mengelus handphone nya yang nambah retak.
Terdengar decakan pelan di telinga zee membuat ia mendongakan kepalanya. "Mama marah?" tanya menatap sang mama dengan mata yang berkaca-kaca.
"Engga sayang, ngga kok" jawabnya tak lupa dengan senyumannya.
Zee kembali menenggelamkan wajahnya dan sang mama bernafas lega karena Zee tidak menangis.
Sang mama tau anaknya kesal pasti gara-gara melihat banyak sekali pesan mau itu dari laki-laki maupun perempuan yang mengajak mamanya kencan atau apalah.
Padahal Zee tau mamanya tidak meresponnya sama sekali tapi entah mengapa ia tetap kesal, mungkin karena sedang pms aja kali ya.
Zee memang se posesif itu pada sang mama, makannya Zee selalu mencibir penampilan sang mama yang menurutnya kelewat cantik atau kelewat seksi, dan tanpa Zee tau celetukannya itu terkadang membuat sang mama sakit hati namun sang mama membiarkan saja.
Zee memang memiliki mama yang sangat cantik, siapa sih yang tidak kepincut dengan mamanya ini. walaupun janda anak satu tapi tidak terlihat, wajahnya terlihat muda begitupun dengan body nya yang bagus.
"Mama itu cuma punya aku"
"Iyaa punya kamu doang"
"Awas aja bohong"
"Engga dong, Sayang. Ngapain juga bohong?"
"Aku ngga suka mama deket-deket sama orang"
"Mama ngga akan deket-deket orang, maunya deket-deket kamu aja"
"Tapi mama cantik, banyak yang suka"
"Tapi mama ngga suka"
"Terus sukanya sama siapa?"
Sang mama tersenyum jahil. "Sama kamu doang dong, anak mama satu-satunya yang paling mama sayangi dan mama cintai" sang mama mengecup gemas pipi Zee.
"Jangan tinggalin aku ya, Ma"