Pagi ini Gracia mengantarkan Zee untuk check up, Zee juga sudah menjalani terapinya dan beberapa tes tambahan juga serta sang dokter yang kini sedang memeriksa keadaannya, dan saat ini tinggal menunggu penjelasan dari dokter saja.
"Silahkan duduk dulu" titah sang dokter pada Gracia dan Zee.
"Jadi bagaimana perkembangannya dok?" tanya Gracia.
"Perkembangan yang cukup baik, namun Zee sepertinya akhir akhir ini sering kecapekan ya? Itu yang menyebabkan sering mimisan" jelas sang dokter.
"Tuh kan Zee kamu tuh ga boleh kecapekan sayang" Gracia menatap Zee khawatir, Zee hanya memeluk Gracia saja.
"Nak Zee, ayo lebih semangat untuk terapinya ya, saya yakin kamu akan sembuh total" ucap dokter.
"Iya dok" sahut Zee
"Ya sudah dok terimakasih untuk hari ini, saya dan Zee permisi" pamit Gracia lalu keluar dari ruangan dokter, tak lupa Zee nya juga di gandeng.
Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil untuk menuju perjalanan pulang.
"Mama" panggil Zee.
"Hmm?" sahut Gracia tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kenapa sih aku harus punya penyakit ini" ucap Zee pelan.
Gracia terdiam beberapa saat lalu matanya menatap Zee sekejap. "Itu takdir sayang" jawabnya seraya menahan sesak di hatinya, ia sendiri pun selalu selalu mengeluh kepada tuhan dengan bermacam-macam pertanyaannya.
"Mengapa harus dia?"
"Mengapa harus anak sekecil ini yang mendapatkan takdir seperti itu?"
"Mengapa tidak aku saja tuhan...?"
"Takdir? apa itu takdir?" Tanya Zee.
"Takdir itu sesuatu yang ngga bisa kita ubah"
"Tapi kamu gausah sedih ya, kan tadi dokter bilang keadaan kamu semakin membaik asal kamunya ga boleh kecapekan" lanjut Gracia sambil mengelus lembut tangan Zee.
"Kalo capek itu emang akhir-akhir ini tugas lagi banyak ma, di tambah aku ikut ekskul"
"Iya makanya ikut ekskul tuh satu aja, mama tau kamu tuh serba bisa tapi jangan gitu juga Zee" nada bicara Gracia mulai datar, Zee hanya diam saja tak berani menyahuti.
Memang Zee mengikuti eskul tidak hanya satu. Zee ikut eskul basket, dance, dan drum band.
"Mama gamau tau, mulai besok kamu ikut ekskul 1 aja gausah banyak-banyak" ucap Gracia dan lagi-lagi Zee hanya diam tak menyahuti.
"Zee, denger mama kan?"
"Iya ma, nanti aku ikut 1 ekskul satu aja"
"Nah bagus, maaf ya mama bukannya ngekang kamu. Mama cuma gamau kamu kenapa kenapa sayang" lirih Gracia membuat Zee melepas seatbeltnya dan mendekat bersandar di lengan kiri Gracia.
"Mama ga boleh sedih, aku kuat dan akan semangat terus asal selalu ada mama di samping aku" balas Zee.
"Pasti! mama akan selalu menemani kamu kemana pun"
"Love you mamaa" riang Zee sambil mengecup pipi gracia yang sedang fokus menyetir itu.
Gracia tersenyum senang dan mengecup lembut tangan Zee yang ada di genggamannya. "Love you more sayang"
"Maaf..." batin Gracia begitu pilu.
Suasana pagi menjelang siang ini cukup sejuk membuat Gracia memutuskan untuk mampir ke taman yang tak jauh dari apartemennya itu.