9

2K 251 40
                                    

Selepas makan malam Gracia tengah berbincang dengan Aya lewat telepon, entahlah apa yang di bicarakan mereka berdua sampai-sampai lama sekali dan membuat Zee bosan karena merasa di cuekin oleh Gracia.

Zee meletakkan handphonenya ke atas meja ia sudah bosan menjelajahi media sosial, bermain game, Zee kini keluar dari kamarnya dan melihat Gracia yang masih saja aktif berbincang. Padahal tadi di taman pun cukup lama mereka berdua berbincang.

Tidak mau menunggu lebih lama lagi akhirnya Zee berjalan mendekat pada Gracia.

"Mama..." rengek Zee berbisik serta menunjukkan wajah cemberutnya.

Gracia mengusap lembut surai Zee dan tersenyum.

"Udah dulu ya Ay, ada yang ngerengek" Gracia langsung mematikan sambungan teleponnya dan menyimpan handphone nya asal.

Atensi Gracia kini sepenuhnya pada tuan putrinya yang masih cemberut itu.

"Sayangnya aku ini bosen ya hm?" tanya Gracia lembut dan Zee mengangguk.

"Bobo aja yuk" Zee menggeleng, ia malah mendudukkan dirinya di pangkuan Gracia dan memeluk Gracia erat.

Tangan Gracia dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil bangkit menggendong Zee menuju ke kamarnya.

"Sayang... gamau turun?" ucap Gracia karena Zee masih anteng terdiam di pangkuannya.

"..."

"Zee jangan diemin mama gini dong ah"

Zee hanya turun dari pangkuan Gracia dan duduk di kasur diikuti pula oleh Gracia.

Sebenernya jiwa Zee tidak tenang kala akhir akhir ini Gracia agak sibuk dengan orang lain. Zee selalu ingin perhatian mamanya itu hanya untuknya, orang lain tidak boleh. Walaupun Gracia dan Aya mungkin hanya kangen kangenan saja karena Zee sudah tahu mereka adalah teman semasa SMA.

Zee benar-benar cemburu, dia tidak rela perhatian mamanya terbagi begitu saja walaupun hanya sebentar. Tanpa sadar air matanya sudah mengenang di pelupuk matanya, Gracia yang dari tadi menatap anaknya itu tau, dia akan menangis.

"Hey... kamu kenapa sih hm? Coba bilang sama mama"

"Gatau ma, aku lagi merasa sedih aja" sahut Zee pelan

"Ngga ah kamu jarang begini"

Zee menghela nafasnya lalu menatap gracia serius. "Mama ngga boleh lama-lama kalo telponan" ucap Zee selalu dengan polosnya membuat Gracia mengangkat sebelah alisnya.

"Ngga loh sayang, tadi cuma bentar kok. Mama sama Tante Aya cuma sekedar kangen aja dan emang deket dari dulu terus tadi setelah sekian lama akhirnya kita ketemu lagi"

"Lagian masa cemburu sama tante Aya sih? Ada-ada aja kamu tuh" jawab Gracia

"Tapi kok mama segitunya banget, lama tau sampe aku di lupain" sindir Zee.

"Heh! Mana ada, ga ada yang lupain kamu"

"Ada ya, tadi aja mama lama banget telponan"

"Ututuuu bener deh nih... anak mama ini cemburu ya? Kan bener kan?" gemas Gracia melihat wajah cemberut Zee.

Ingin sekali dirinya terkekeh, anaknya ini memang tak pilih-pilih orang jika cemburu. Bahkan Aya saja di cemburui.

"Hiks.." Gracia tentunya kaget ketika Zee mengeluarkan isakannya.

"Loh... maaf sayang maaf mama salah ya?" tanya Gracia merasa bersalah.

"Mama itu cuma punya aku ihh, ga boleh ada yang ambil"

"Ssstt iya sayang iyaa. Mama cuma punya kamu, mama ga akan di ambil sama siapapun" Gracia memeluk Zee namun di balik itu ia semakin ingin terkekeh kala melihat kelakuan anaknya yang cemburuan ini. Namun di balik itu ia tetap senang karena dengan itu berarti Zee sangat-sangat menyayanginya.

"Udah ya.. sekarang bobo yuk udah malem" ajak Gracia sambil menghapus sisa sisa air mata Zee setelah itu keduanya berbaring.

"Sini peluk" Zee langsung memeluk erat Gracia menenggelamkan wajahnya di dada Gracia.

"Selamat tidur sayang" Gracia mengecup pucuk kepala Zee.

***

Keesokan harinya Zee kembali beraktivitas yaitu sekolah, tapi tidak dengan Gracia ternyata Gracia hari ini tidak memiliki jadwal.

Gracia yang baru saja selesai menyiapkan sarapan itu langsung menghampiri Zee yang lama sekali, padahal sudah satu jam yang lalu ia mengoceh menyuruh Zee agar anak itu mandi.

"Mam-" ucapan Zee terhenti begitu saja saat melihat orang yang tadi akan di panggilnya kini ada di ambang pintu.

"Ih lama banget sih, bukannya cepet-cepet pake baju. Ini udah makin siang loh" omel Gracia yang melihat Zee masih menggulung tubuhnya dengan handuk.

"Pakeinn" pinta Zee manja.

"Aishh kamu ini"

"Oh gamau? Kalo pakein baju orang lain mau?"

"Apaan sih kamu ini, orang lain siapa coba" aneh gracia, tanpa ba bi bu ia menarik handuk Zee hingga handuk itu kini terlepas begitu saja lalu mulai memakaikan kebutuhan anaknya itu seperti minyak telon, bedak, dll.

"Mama aku cantik banget banget banget muachh" Zee menangkup kedua pipi Gracia di akhiri dengan kecupan di pangkal hidung Gracia.

Gracia yang sedang mengancingkan seragam Zee cukup kesulitan karena Zee tidak bisa diam, alias aktif sekali padahal masih pagi.

Sesudah selesai mendandani anaknya, Gracia langsung membawa Zee ke meja makan agar memakan sarapannya.

"Abisin ya" Gracia memberikan sepiring yang sudah berisi roti serta segelas susu hangat kepada Zee.

"Iya maa"

Beberapa menit kemudian Zee baru sadar jika Gracia masih memakai baju santainya membuat bahunya merosot tiba-tiba, ia tidak semangat.

"Yahhh mama hari ini libur ya?" tanya Zee.

"Iya sayang libur, tapi kamu mulai hari ini mama anter jemput" jawab Gracia.

"Yahh yahh yaaaahh"

"Apaan yah yah yah?" kekeh Gracia

"Berati mama sendiri dong di rumah"

"Iyaa gapapa dong Zee, kamu juga hari ini pulang cepet"

"Wahh iya kahh?" girang Zee yang mendapat anggukan dari Gracia.

"Iya, guru-guru sebagian mau rapat. Bentar lagi kan ujian akhir semester"

"Wahh asikkkk pulang cepet yeayyy yeayy" riang Zee penuh semangat.

"Seneng banget ya kamu"

"Iya lah senenggg"

"Gemes banget" gemas Gracia mengecup pipi anaknya dari samping.

"Udah abis" ucap Zee menatap Gracia.

"Wahh pinter anak mama, yaudah yuk berangkat"

"Let's goooooo!!!"

Di dalam mobil, gadis berumur 14 tahun itu selalu berceloteh random. Gracia dengan sabar ia menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anaknya itu, walaupun kadang ada yang sulit dan juga tidak masuk akal.

Hingga beberapa menit kemudian akhirnya sampai di sekolah, menepikan mobilnya dan membantu melepaskan seatbelt putrinya.

"Inget... jangan jajan yang aneh-aneh" peringat Gracia seraya merapikan helaian rambut Zee yang menghalangi wajahnya.

"Iya ma, engga kok"

"Yaudah gih masuk"

"Bentar" Zee mengecup kedua pipi Gracia setelah itu ia menunjukkan senyuman puasnya.

"Mama cantik, mama itu cuma punya aku titik"

"Astaga... masih berlanjut ternyata. Iya Shazeera iyaa"

"Hehe, bye mama!"

"Bye anakku"
















_TBC_



draft terakhir hehehe🗿

terimakasih sudah membaca, jangan lupa untuk vote and komennya yaa!🦅

Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang