Mood zee yang sedang buruk jadi semakin buruk melihat pemandangan yang ia lihat tadi, wajahnya datar sekali sekarang. Zee kembali ke kelasnya untuk mengambil tas nya, masa bodo dengan pelajarannya, intinya saat ini ia ingin pulang.
"Gue mau balik, tolong izinin gue ya" ucapnya pada Christy dan Jessi lalu pergi dari kelas.
Saat tepat keluar dari kelas bahu Zee tak sengaja menabrak Gracia.
"Ngalangin jalan aja sih!" sewot Zee membuat Gracia kaget.
"Zee tadi itu ga seperti yang kamu liat, please dengerin dulu penjelasan mama" ucap Gracia menahan lengan Zee yang akan pergi membuat Zee membelakkan matanya.
Waduh, terungkap sudah. Shania Gracia adalah orang tua Shazeera Asadel.
Bukan hanya Zee yang kaget, tentunya para siswa maupun siswi yang berada di sana terkejut atas ucapan Gracia tadi.
Gracia yang kaget sendiri dengan ucapannya langsung membawa Zee pergi dari situ, ia membawa Zee ke parkiran dan langsung menyuruh Zee untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Maaf sayang maaf, mama keceplosan" ucap Gracia yang kini sudah duduk di kemudi.
Zee hanya diam menatap luar kaca, pandangannya kosong saat ini.
Sejak awal Zee bersekolah disini, bertepatan pula dengan Gracia yang mengajar di sekolah ini. Katanya agar Gracia bisa menjaga Zee setiap saat, itu memang sedikit membuat Zee tidak suka karena ia merasa terkekang dan merasa Gracia terlalu over protektif padanya.
Serta semakin hari semakin di buat tidak suka karena guru maupun murid disini banyak sekali yang genit pada Gracia, apalagi saat melihat tatapan tatapan mereka pada Gracia membuat Zee geram sendiri.
"Zee?"
"Maafin mama ya?"
"Sayang please..."
Gracia melihat jam yang melingkar di tangannya lalu mengingat Zee pasti belum makan.
"Yaudah gapapa kalo kamu gamau ngomong sama mama, tapi makan dulu ya mama mohon Zee" lirih Gracia sambil memberikan sebungkus roti yang tadi sempat ia beli.
Zee tetap diam menghiraukan Gracia, hingga Gracia menarik tangannya kembali dan membuka bungkus roti itu lalu memberikannya lagi pada Zee.
"Zee please... dikit aja, makan dulu ya?"
"Kalo kamu sayang sama mama, makan roti ini" Gracia membuka telapak tangan kanan Zee dan menyimpan roti itu.
Zee menatap Gracia sekilas dengan mata merahnya lalu tangan kanannya terangkat dan Zee mulai memakan rotinya.
Zee sama sekali tidak berselera makan ia mengunyahnya dengan malas dan saat menelannya air matanya menetes, sungguh hatinya saat ini sesak sekali.
Gracia yang melihat itu tersenyum kecut ia memajukan badannya agar bisa mengecup pipi Zee.
"Anak cantiknya mama jelek kalo lagi nangis" ucap Gracia dengan suara bergetar sambil memasangkan seatbelt Zee.
Gracia juga memasang seatbelt nya sendiri dan menyalakan mesin mobilnya untuk meninggalkan area sekolah ini, tujuannya saat ini ada pulang ke apartemennya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai, turun dari mobil Zee langsung melangkahkan kakinya sedikit cepat membuat gracia tentunya khawatir karena badan Zee terlihat lemas sekali.
Zee terus berjalan dahulu meninggalkan Gracia, membuka pintu apartemennya lalu masuk. Air matanya menetes lagi kala mengingat kejadian tadi pagi ia pun berjalan gontai namun di buat kaget saat matanya melihat seseorang sedang duduk anteng di sofa ruang tamu.