2 (Nikmatnya bodyguard)

5.2K 16 0
                                    

"mmph mmm mmm " sedikit terkekeh Ranisa merasa lucu ketika mulutnya yang penuh di perkosa penis besar Darwin. "Mmm mm enggh" semakin cepat dan cepat rasa nya Ranisa hendak muntah akibat sodokan penis panjang sopir nya menyentuh tenggorokan atasnya. Dan benar saja, ternyata lelaki itu hendak menyemburkan lava yang sangat banyak di dalam mulut nya.

"Eh non, kenapa di telan"

"Sudah telanjur!!" Ranisa berucap sembari tersenyum. "Sekarang giliran ku Darwin, puaskan aku, buat aku menjerit-jerit oleh kegagahan batang besar mu ini" cup, Ranisa mengecup kepala penis Darwin yang kini mulai kembali tegak.

"Baiklah non!" Berucap demikian, Darwin lalu membawa Ranisa untuk berdiri bersama kemudian memulai dengan mengecup kening Ranisa,pipi,hidung,bibir, hingga turun ke leher putih jenjang Ranisa.

Terkekeh geli, Ranisa menggenggam dan memaju mundur kan jarinya yang menggenggam penis Darwin, suara nafas Darwin semakin memanas,dan dengan cepat melepas baju seragam Ranisa yang tadinya sudah siap untuk berangkat sekolah. Menampilkan bh merah yang membungkus gundukan gunung putih milik gadis ini, dengan tidak sabar, sembari keduanya berciuman panas, Darwin Melepaskan bh Ranisa dan mulai mundur dan mundur menuju ranjang empuk di belakang gadis itu.

Ranisa terbaring telentang, ia tersenyum melihat Darwin yang sangat cepat melepas jas celana dan kemeja juga dasinya. "Kkk~ Sabarrr, aww mmhh" sekejap mulutnya bungkam ketika lelaki tampan ini menyedot susunya dengan rakus seperti bayi, apalagi sebelah kiri nya di remas kuat.

Dapat Ranisa rasakan lelaki di atasnya menggesek rudal tegak miliknya di depan kemaluan nya yang masih tertutup rok. "Hmmh pintar sekali sayang, aah hmm, sedot remas terus ehemmh" Ranisa meremas rambut Darwin, menekan nekan supaya lelaki itu jangan berhenti menyusu padanya.

"Sayang, buka in udah GK tahan!" Ranisa membuka lebar lebar pahanya, Darwin perlahan meraba selangkangan Ranisa, tidak ada bulu sama sekali licin dan mulus, miliknya semakin tegak dan makin tidak sabar menembus goa kenikmatan Ranisa bos nya. "Uhhh yeahh, sedot, sodok sayang aahhh aaah" Ranisa mendapatkan dua kenikmatan yakni sedotan di payudara dan dua jari yang keluar masuk di lubang berlendir nya yang sudah sangat di penuhi banyak pelumas.

"Awhh ah haha terus sayang, uhh mmhh" tidak kuat mendengar desahan erotis majikan nya, darwinpun mulai memasukkan penisnya nya dan yaa pelan dan jleb. Langsung masuk tanpa kendala sebab memang sudah sangat banyak pelumas yang di hasilkan oleh Ranisa "aaaahhh sayang enak sekali uhh!" Ranisa berucap sedangkan Darwin boro boro berucap, ia sibuk menikmati surga yang nikmat ini.

Darwin POV

Sungguh ini sangat nikmat, penisku di remas-remas di dalam sana, di tambah mulut kecil itu berucap seolah sudah sangat pandai menggoda, rasa ingin membuat dia berteriak semakin menjadi jadi, sehingga aku mulai memompa dengan kecepatan pelan, dan berangsur angsur cepat, ku lihat susunya yang besar terombang ambing seperti terkena ombak, di tambah mulut nya yang tidak berhenti mendesah dan terbuka, dan rasa nikmat pada penis ku, membuat ku Ter obsesi untuk membuat nya berteriak teriak oleh penis panjang dan besar ku.

"Ahhh ah aaah ahh uhh, mmhh ahh ahh ahh ahh" sungguh merdu, aku ingin suara yang lebih besar lagi "ahh sayangku uhh enak, uh hmh ah ahh" begitu suaranya untuk ku, aku semakin cepat dan bersemangat sehingga suara kulit kami yang becek pun terdengar sangat keras, ranjang yang ku kira sangat mahal ini pun ber decit, seolah ingin berteriak seperti Ranisa yang menikmati sodokan ku. Hingga ku rasakan milikku mulai membesar dan kedutan di dalam vagina Ranisa juga berkedut. "Ah aku mau keluar di mana mhh".

"Di dalam aja, aku sudah KB uhh ahh aaaaa aaaahhh darwinnn ahhh" bersamaan kami keluar dengan rasa lega yang sangat menyenangkan, "ahhh arghh " aku mendesah lega, dan menyemburkan begitu banyak lava ke dalam rahim Ranisa, bersamaan dengan dia yang juga mengeluarkan cairan bening yang begitu banyak melalui celah penyatuan kami yang enggan aku lepaskan, meskipun penis ku sudah mengecil di dalam vagina indah nya.

Ranisa POV

"Uhhhh sayang, jangan berhenti belai tubuhku, nikmatin sebelum aku larang!" Aku berucap demikian pada Darwin bahkan saat dadaku naik turun mengatur pernafasan. Ia benar benar penurut,ia memainkan klitorisku, sembari berbaring di samping ku, menjilat puting susuku dan sudah pasti menghisap nya kuat kuat, aku membuka kakiku lebar lebar, dan jarinya yang besar keluar masuk dengan lembut dan pelan, aku sangat menikmati nya, dia terus menjilati ku, bahkan sekarang mulai turun ke bawah dan membasahi tubuhku dengan liurnya, hingga sampai pada lubang ku yang basah dan berlendir, ia menyedot lubang ku, menjilati dan memasukkan lidahnya ke dalam, rasanya sangat hangat geli dan sensasi yang sulit di ucapkan, ia bergantian menghisap lubang ku sembari sesekali memasukkan tiga jari nya yang besar yang menjadi sama dengan ukuran penis nya ketika memenuhi lubang ku. "Ahh masuk lagi sayang ayo" aku memaksa nya dan ya ia menurut dan mulai menghujam ku, rasanya sangat enak menusuk g-spot ku dengan tepat, sampai aku tidak kuat dan kembali menyemburkan cairan cair ku, perutku seperti di gerayangi kupu kupu. Sangat geli hingga bergetar, kami pun kembali menyemburkan cairan itu hingga kami kelelahan dan tertidur dengan di hiasi bau semerbak dan tempat tidur yang basah, aku sudah rusak, oleh ayahku, daripada aku meratapi kesialan ku seumur hidup, lebih baik aku menjadi pemburu laki laki sekalian. Meskipun di RUANG BISU tanpa sepengetahuan ibu.

***

"Ah ah" suara di balik telepon, membuat Ranisa menjauhkan telinga nya dari smartphone genggam nya yang sedari tadi berbunyi. "Kenapa Lo telfon gue?"

"Ranih aah sayang pelan pelan, jadi gini ran, kita kan besok bakal ke Bali ahh ayang ihhh jail dehh!" Ranisa begitu kesal hingga "kalau ngewe ngewe aja, klo telpon telpon ajaa!" Ucap Rani, Terdengar suara gedebruk dan suara desahan semakin kuat, teman sialan nya itu tidak mematikan telpon,membiarkan hp jatuh begitu saja dan sibuk berhubungan badan, sampai akhirnya Rani yang mematikan telpon. "Gak jelas banget!". Ranisa pun bangun, melihat di sekitarnya sudah bersih dan ketika dia melirik cermin ia memperhatikan tubuhnya yang berisi, montok dan seksi. "Kenapa aku jadi kepikiran ayah?, Baru dua hari GK ketemu?!"

Entah apa yang mengerayangi otaknya, Ranisa mendekati cermin, melihat kembali hp nya. Dan membuka kamera video dan memvideokan dirinya meliak liuk melenggak lenggok dan pada akhirnya kembali ke tempat tidur dan mulai membuka kakinya lebar-lebar mulai memejamkan mata sembari memainkan klitoris nya, sedangkan tangan kirinya yang memegang hp menyoroti lemari yang merupakan cermin lebar yang menjadi saksi bisu kegiatan nya bermasturbasi.

Sementara di sisi lain, para direktur sedang mengadakan rapat antar perusahaan luar negeri, untuk tujuan investasi dalam mengembangkan sebuah bisnis yang akan di jalankan di Singapura. Gelan baru saja hendak mulai berbicara ketika pesan bertuliskan nama Ranisa muncul di notifikasi hp nya di meja.

Namun Gelan tetap profesional dan melanjutkan rapatnya, memilih men silent handphonenya supaya Ranisa tidak menggangu pertemuan penting ini. Tetapi spam terus saja di layangkan untuk Gelan, sehingga stelah selesai giliran nya berbicara ia permisi ke toilet.

Dalam perjalanan "Ada apa dengan bocah ini?!" Gelan pun membuka pesan Ranisa men scroll ke atas dan menemukan video yang belum di unduh. Pria dewasa itu kemudian membuka dan hanya dalam beberapa saat otaknya di penuhi oleh ingatan akan rasa nikmat tubuh putri nya.

Segera ia menuju toilet, lalu menelpon Ranisa, tidak butuh waktu lama Ranisa mengangkat dan yah tanpa terbungkus sehelai benang pun, hanya memperlihatkan gadis itu sedang mendesah sembari jarinya keluar masuk. "Ahh ayah Ranisa pengen milikmu mhh".

"Sayang, kamu sadar apa yang kamu lakukan? Berani sekali kamu mempermainkan ayah hmm?"

"Rani nggak perduli, Rani mau di genjot ayah ah"

"Baiklah, tunggu kedatangan ayah!".

Bukannya telpon di lanjutkan, malah di matikan oleh Gelan secara sepihak, Lalu kembali menuju ruang rapat. Ranisa kecewa dan akhirnya menyelesaikan sendiri tanpa bisa melihat kepunyaan Gelan yang ia inginkan.

Namun tak lama kemudian telpon kembali masuk dan langsung memperlihatkan rudal besar nan panjang di mainkan di balik layar "ini yang kamu inginkan sayang?" Ranisa menelan ludah dan kembali menyemburkan cairan nya hingga terkena layar handphone.

Bersambung...

RUANG BISU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang