Dalam kamar nya Ranisa merenung, tatapannya kosong melompong, betapa rendahnya dia di hadapan orang orang sekarang, bahkan ibunya pulang dan menjambak rambut nya dan menyiksanya brutal dengan tamparan pada wajah nya berkali-kali, malaikat satunya satunya telah berubah menjadi iblis, dalam sekejap oleh karena pengaruh ayah tirinya.
Bukan lagi kamar mewah dan luas, namun kamar sempit dan kumuh, sebab hanya kontrak an ini yang mampu ia sewa untuk menghemat tabungan nya beberapa bulan ke depan, ia sudah di keluarkan dari sekolah, dan di buang dari rumah , tidak ada satupun orang yang berpihak kepadanya.
Tak lama ketukan pintu Terdengar, sudah jam 10, siapa yang punya urusan dengan nya malam malam, Ranisa awal nya ragu, namun setelah mendengar suara yang tak asing, ia berniat membuka. Dan muncullah sosok pria tinggi dan kekar Yaitu Darwin yang membawa sebungkus makanan.
"Non, saya membawakan non nasi goreng, saya menyelinap dari mansion!" Darwin memberikan sebungkus nasi goreng juga air mineral, "apakah non Rani sudah makan?" Ranisa hanya menggeleng, ia tidak punya selera makan beberapa hari ini semenjak kejadian itu 5 hari lalu.
"Silahkan masuk!".
"Tidak non, saya akan pergi sekarang, takut ketahuan bos besar!".
"Terimakasih banyak Darwin, hati hati!" Ranisa berucap, Darwin pun berbalik, dan belum sempat melawan, lelaki itu pingsan akibat pukulan benda tumpul di kepala belakang nya. "Akkghh Darwinn..." Teriak Ranisa, dengan jelas ia melihat Darwin diseret sekelompok orang, ia pun berteriak minta tolong, namun penjahat bertopeng yang memukul Darwin segera mengunci mulut Ranisa dengan telapak tangan. "Diam, atau pria itu akan mati!" Ranisa tidak perduli, ia memberontak sekuat tenaga, namun kedua tangan nya di kunci ke belakang dengan mulut masih tertutup. Ia pun segera di seret ke dalam kontrakan dan tangan yang menutupi mulut nya di ganti dengan sebuah kain, yang perlahan membuat pandangan Ranisa menggelap dan lemas.
Lelaki itu segera menikmati tubuh Ranisa, merobek bajunya dan kemudian melepas bh yang menutupi gundukan besarnya, kemudian melucuti celana piyama tidur Ranisa sehingga kini gadis itu hanya di tutupi CD. Tidak tahan, pria ini kemudian menurunkan CD Ranisa, lalu membuka lebar lebar kaki Ranisa dan mulai menjilati vagina yang masih kering itu, dengan rakus dan sangat haus, seluruh tubuh Ranisa di raba dan payudara nya di remas begitu kuat.
Tidak lagi menunggu lama, lelaki tak di ketahui identitas nya kini mulai memasukkan kejantanannya, ia mendongak ke enakan ia meludahi penisnya dan mulai menggenjot, "akhh enak banget memek nya uhh" pria bertopeng itu pun mempercepat tempo untuk dirinya sendiri. Hingga ia mengeluarkan cairan kentalnya setelah beberapa menit. Ia sangat puas, Ranisa tidak perlu bangun, dengan tubuhnya saja sudah mampu membuat laki laki begitu gila padanya.
Setelah puas, pria bertopeng itu kini merogoh ponselnya kemudian "sekarang giliran kalian!". Setelah beberapa saat, 5 orang datang dan masuk ke dalam, Ranisa di perkosa secara bergiliran dalam keadaan tidak sadar lalu di video kan secara live di aplikasi khusus dengan wajah di sensor, sehingga jutaan penyuka video dewasa dapat memberikan keuntungan dari hadiah live yang bertema 'nikmat ketika dia tidur' banyak orang tidak perduli bahwa itu adalah aksi kriminal dan pelecehan, mereka mengira wanita itu sudah di bayar, sehingga bebas di pakai bahkan ketika tidur.
Ada sekitar 5 jam waktu live, yang mana Ranisa di gilir secara bergantian, ada yang mengocok lubang nya dengan tongkat bisbol dan ada yang memasukkan botol minuman anggur, hingga di orang ke lima, yang sedang menjilati vagina Ranisa tiba tiba di tendang oleh Ranisa ketika sudah mulai sadar, membuat mereka mematikan live tiba-tiba mengabaikan 4 juta penonton yang kini banyak menaruh curiga pada akun mereka yang biasa memvideokan film dewasa, Ranisa berteriak meminta tolong, namun ia di cekik. "Lari cepat!" Ucap yang mencekik yang tadinya menyedot susu gadis itu. Ranisa memberontak namun cekik an di leher semakin erat, setelah mereka semua lari, yang terakhir juga berlari menuju mobil, dan mereka melesat pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG BISU
Romantizmsegala kekuatan ia kerahkan, namun pada akhirnya ia kelelahan. waktu berjalan melambat, air mata menetes deras di pipi dengan degup jantung begitu kencang, "ibu cepat pulang" begitu kata terakhir Ranisa Dayana. sebelum dia berakhir di genggaman beja...