8.(21++)

3.8K 10 0
                                    

Seluruh tubuh Ranisa terasa sangat kepanasan,. Menggelinjang hebat kala, tangan bermain main dengan permukaan vagina nya, biji kacang kecil yang merupakan titik rangsangan para wanita di mainkan secara brutal, gesekan yang sangat kuat sudah seperti alat getar, lelaki itu kini mulai menyeruput dan menghisap lubang itu, banyak lendir masuk ke kerongkongan nya, ia tidak perduli dan lanjut menjilat dan menyebabkan suara 'slurp' yang kentara, "aaaah master ouhh fuck" Membuat nya tidak tahan dan muncrat hanya karena permainan tangan dan lidah Andrew. Ia meneguk ludah dengan nafas yang Ter hengah.

"Sekarang giliran ku sayang" Andrew mengecup bibir vagina Ranisa, kemudian kini berdiri tegak, dengan keadaan tubuh polos, perutnya sixpack dan kejantanan nya lurus tegak ke atas. Ranisa tersenyum dan bangun.

Ia kemudian menggenggam daging panjang ber urat ini yang memenuhi genggaman mungilnya, mengecup nya lalu mulai menjulurkan lidah mengenai ujung kepala kejantanan Andrew, ia menyesap lubang pipis Andrew sembari tangan nya maju mundur dengan cepat, mendongak ke atas melihat Andrew mendongak sembari mulut terbuka tanda menikmati membuat nya bersemangat. Ia memijat dua bola yang menggantung sembari mulut nya mulai menjadi penghangat kejantanan pria ini.

Ia menjilat dari pangkal sampai ujung, lalu membuka mulut dan melahap nya, sudah mencapai ujung tenggorokan namun sialnya ia tidak mampu menenggelamkan keseluruhan hanya separuh, sialan ia mengagumi kesialan nikmat ini. Kepala nya mulai maju mundur "eungh hmmh" ia hanya bersuara dari dalam, sembari kepala dengan mulut penuh dengan kejantanan ini maju mundur. Air liur nya entah sudah keluar berapa banyak, yang pasti Andrew sampai mendesah berat "aaah sayang aaah" dapat Ranisa rasakan Andrew menggenjot mulutnya. Dan kini ia merasakan hujaman brutal dalam mulutnya sampai ia hampir muntah, tak lama ia tersenyum, genjotan Andrew semakin brutal, "mmh mhh mmm" penuh melumer di mulutnya, sangat banyak Sampai sampai banyak yang meluber keluar, ia tidak ragu dan menelan habis, "yaaaah haaah " Ranisa terhengah engah, dadanya naik turun memompa udara. "Thank you baby, but he need your pussy again!". Andrew menunjukkan dengan mata, di mana kejantanan nya tidak sama sekali melemas, masih berdiri dengan gagah.

"Sure master, fuck me until tomorrow comes". Andrew tersenyum, Ranisa mengangkang suka rela. "Uh itu berlebihan sayang, aku tidak akan menyiksa mu sampai besok, tapi aku butuh kau menggoda ku dengan bermain sendiri!". Ucap Andrew, membuat Ranisa sedikit kecewa, padahal ia sudah begitu berdenyut denyut ingin segera di buat merasakan sensasi sodokan ternikmat yang belum pernah ia temukan di orang lain.

"Hmmh kamu tidak mau?" Ranisa menggunakan kedua jari nya untuk membuka bibir vaginanya, "hmmh baiklah!" Ucap Ranisa cemberut. Ia mulai memainkan susunya dengan tangan kirinya, dan tangan kanan tepatnya jari nya keluar masuk dalam lubang gatal nya, "mmh mhh ahh master" jujur saja ini tidak membuat nya terangsang sama sekali, hanya saja halusinasi nya di genjot Andrew lah yang membuat nya sampai mendesah.

"Angh engh aaaaa aaa terus ahh ah fuck fuck fuck aah". Merdu sekali, Andrew terangsang melihat pemandangan di mana Ranisa menggunakan kedua jari mungil nya keluar masuk dan acap kali menggesek di permukaan sensitif kulit vagina nya.

Lendir terlihat begitu banyak meluber, sampai lengan kekar ber urat Andrew menahan dan mengeluarkan Jari mungil itu "dia tidak cukup sayang?" Tanya Andrew tersenyum licik. "Tidak tidak cukup, lubang ku ingin kejantanan besar mu ia ingin sekali!" Ranisa menyendu kan matanya, Andrew tersenyum "godaan macam apa ini plak "awhh" Ranisa merasakan tamparan keras di bokong nya.

Andrew pun mengukung Ranisa dan menaruh kedua kaki Ranisa di pundak nya, kemudian mulai mengambil posisi dan memasukkan terong nya pelan, "ouuh yeah" Ranisa melahap dengan senang hati setengah nya, namun ketika semua nya sudah mau tenggelam Ranisa berteriak kesakitan, menusuk hingga rahim terdalam saking panjang nya.

"Aghh aah ahh Andrew mmhh". Seperti menangis, ekspresi kesakitan namun menikmati Ranisa membuat Andrew tergoda.

Suara penyatuan semakin menjadi, tempat yang sejatinya di luar itu, di penuhi suara desahan Ranisa yang menyebar di halaman.

"Aah ahh yeah engh a ah". Andrew pun mencumbu bibir ranum Ranisa dengan rakus, tidak lupa meremas buah yang menggantung bergoyang goyang atas bawah sembari terus menggempur lobang nikmat Ranisa.

"Aaakh aaahh aaaahh yeah di situ ahh yeah" Ranisa kalang kabut kala g spotnya tersentuh dengan sempurna, seperti meng aktifkan alarm, tubuh Ranisa mulai sampai pada puncak, merasakan cairan mulai meluncur dan akhirnya "aaaah aahh" hanya dengan desahan panjang itu yang menandakan ia mengeluarkan cairan nya yang meluber banyak, bahkan hingga muncrat melewati pagar balkon dan terkena penjaga di bawah sana.

"Jangan lemas dulu sayang ku, aku masih belum sampai!" Berkata demikian Andrew nyengir iblis, sepertinya Andrew tidak jadi pergi hari ini, sebab Ranisa di genjot dan di siksa rudal besar hingga malam tiba.

Ketika Ranisa yang kelelahan kini tertidur nyenyak di dalam kamar setelah di gempur habis habisan, ia kembali merasakan lobang nya di masukkan lagi. Entah ronde ke berapa, Ranisa tidak tahu lagi, ia sudah pasrah, suara becek di selangkangan nya seolah musik bagi Andrew, ia begitu suka ketika tubuh Ranisa berkeringat deras dan menggeliat seperti cacing kepanasan, ia begitu suka suara becek ini, jarinya keluar masuk sekaligus tiga, "sayang, aku besok akan pergi, itu sebabnya aku ingin menghabiskan waktu bersama mu seharian!". Andrew mengecup kening dan pipi Ranisa, dan tidak akan lupa dengan tangan nya yang dari tadi keluar masuk. "Ahh ahh Andrew, kau bilang hanya pergi beberapa hari, kenapa ahhh ahh uhhh, kenapa seolah ingin pergi lama?".

"Tetap bersama ku, dan habis kan waktu bersama ku" Andrew berucap, membelai rambut Ranisa dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan nya terus mengocok lubang Ranisa dengan ritme kadang cepat kadang lembut.

"Ahhh yeaah sayang, i always be here, because IM yours!". Ranisa membawa Andrew ke pelukan dan mencium bibir lelaki tampan ini dengan penuh cinta dan nafsu secara bersamaan, air liur bertukar dan menjuntai. Andrew kembali memasukkan lagi kejantanan nya, Ranisa tidak bisa terus bercumbu, kegiatan Andrew di bawah sana membuat mulutnya terbuka sembari bersuara kenikmatan, becek terdengar berkecipak basah "aah engh ah ah!". Suara plok plok dan bunyi decit ranjang menandakan semakin ganas nya hujaman di bawah sana, "aaaah nikmat, mau mau lagi ahh Andrew aahh fuck..."

Binal, wanita yang dulunya polos seketika menjadi binal hanya dalam waktu singkat.

***

"Ah Dev lagi mhh yeah".

"Dev?".

"Siapa yang kamu panggil Dev?". Matanya memicing tajam, dan "JAWAB EMMA?!". Ia membentak Emma padahal tubuh keduanya masih bersatu.

Bayi kecil menangis mendengar suara mengejutkan yang mengganggu tidurnya malam malam.

RUANG BISU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang