Suatu hari, di sebuah desa. Hiduplah lima orang petualang. Di suatu hari yang cerah, ketika salah satu dari mereka sedang berjalan-jalan ke hutan. Dia bernama Cellia. Dia berjalan-jalan dengan anjing kesayangannya di hutan sembari mencari tanaman herbal. Tiba-tiba, angin kencang bertiup entah darimana, membuuat banyak dedaunan berterbangan. Cellia pun melihat selembar kertas yang ikut terbang di tiup angin. Cellia berusaha menangkap kertas itu dan melihat lebih deka tapa isi kertas tersebut. ternyata, itu adalah sebuah peta harta karun di sebuah pulau terpencil. Cellia pun bergegas pergi untuk memberitahu tentang peta tersebut kepada teman-temannya.
“hei teman-teman, coba lihat ini”.
Sion selaku yang tertua, sekaligus pemimpin di antara mereka berlima, langsung menghampiri Cellia yang terengah-engah karena berlari dari hutan.
“bukankah itu terlihat seperti peta harta karun ?”, tanya Marcell.
“aku tidak tau, aku menemukannya di hutan tadi”, timpah Cellia.
“mari kita cari tahu !”, sahut Sion dengan bersemangat.
“mencari tahu ? bukankah itu terlalu berbahaya?”, tanya Olivia.
“ya, kita tidak tahu apakah ada bahaya di tempat tersebut”, timpal Rico.
“kita tidak pernah tahu jika kita tidak melihat secara langsung”, sahut Sion lagi.
Akhirnya teman-teman Sion yang lain pun setuju untuk pergi ke tempat yang ada di peta tersebut.Mereka pun pergi berlayar ke tempat harta karun tersebut. setelah berlayar cukup lama, akhirnya mereka sampai di sebuah pulau terpencil. Hawa dingin sangat terasa menyelimuti pulau tersebut.
“hiiii disini mengerikan aku takut !”, desis Cellia.
“huss, tidak usah berkata yang tidak-tidak”, jawab Rico.
“mari kita ikuti arah di peta ini”, sahut Sion.
Mereka berlima pun berjalan masuk ke dalam hutan yang lebih dalam. Cukup lama mereka berjalan, mereka akhirnya menemukan sebuah gua yang cukup besar. Gua itu gelap dan terasa agak dingin.“aku penasaran dengan apa yang ada di gua itu”, kata Marcell.
“apakah mungkin ada monster di dalam sana ?’, tanya Olivia penasaran.
“mari kita masuk”, sahut Sion. Sion pun berjalan masuk memimpin barisan teman-temannya yang ada di belakang.Lima sekawan itu pun mulai masuk ke dalam gua tersebut. sion memimpin jalan yang ada di dalam gua itu. Di tengah perjalanan, Cellia merasa ada sesuatu yang tengah mengikuti mereka.
“Olivia, apakah kau merasa seperti diikuti ?”, tanya Cellia.
“ya aku agak merasakan itu”, sahut Olivia yang juga merasa agak tidak nyaman.
Dengan pencahayaan yang minim, mereka berdua samar-samar melihat bayangan hitam yang bersembunyi di balik bebatuan yang ada di gua. Olivia pun memberitahu hal tersebut kepada Marcell yang berjalan di depan mereka.
“Marcell, aku merasa ada sesuatu yang mengikuti kita”, Olivia berbicara dengan nada yang gemetar.
Marcell segera memberi sinyal untuk berhati-hati kepada Sion. Sion pun memberikan sinyal kepada yang lain untuk ikut berhati-hati. Rico pun mulai mengeluarkan senjatanya dan berjaga di belakang. Olivia serta Cellia ikut berhati-hati, sementara Marcell dan Sion berjaga-jaga di depan sambal terus berjalan.
Sebuah getaran tiba-tiba menyerang gua itu. Langit-langit gua pun mulai menjatuhkan reruntuhan kecil, suara-suara aneh banyak terdengar di dinding-dinding gua. Sion dan teman temannya mulai mempercepat langkah mereka agar bisa keluar dari gua tersebut.
Tiba-tiba bunyi ledakan pun muncul entah dari dinding gua bagian mana, menampilkan sesosok makhluk bersisik, bertubuh panjang, besar dan garang. Makhluk itu mengeluarkan suara menggelegar yang tidak sedap didengar oleh telinga. Itu adalah seekor naga hitam.
Sion menghunus pedangnya dan bersiap untuk menyerang naga tersebut. Tetapi naga tersebut terlalu besar dan cepat. Sion tidak bisa mengimbangi kecepatan naga tersebut dan membuat Sion dan kawan kawannya lari dan mundur sejenak. Akhirnya, Sion dan yang lain menyusun rencana agar naga tersebut bisa terbunuh. Setelah rencana mereka tersusun, Rico mulai mengarahkan lalu melempar obor ke naga yang sedang kebingungan mencari mereka, Rico memancing naga tersebut agar pergi ke suatu bagian dalam gua, dimana terdapat jurang yang sangat dalam disana.
Setelah Rico berhasil memancing sang naga ke dalam gua, tiba-tiba beberapa anak panah melesat dan mengenai mata besar sang naga. Naga itu pun kesakitan dan berteriak sangat kencang. Sion pun mulai memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang sang naga. Sion menghunuskan pedangnya dan menyerang sang naga tanpa henti, dibantu dengan Marcell dan Rico. Ketika mereka sama sama sudah kehabisan tenaga, dan melihat naga tersebut kehilangan banyak energi, Sion pun berteriak kepada Olivia dan Cellia. Olivia pun segera memotong penahan yang menahan sebuah batu besar. Batu besar itu pun terjatuh dan mengenai sang naga hingga naga tersebut terdorong kencang ke jurang tersebut. Naga tersebut akhirnya terkubur bersama reruntuhan gua yang lain. Setelah kejadian itu, Sion dan kawan kawannya berhasil menemukan jalan keluar dari gua tersebut. Walaupun tidak menemukan harta karun, mereka senang tidak ada dari mereka yang terluka.