🥀HAPPY READING🥀
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini di sebuah kamar dengan nuansa klasik modern ada satu pria dewasa dan satu anak kecil yang sedang bersiap-siap. Padahal masih pukul enam pagi akan tetapi ini sudah menjadi rutinitas keduanya. Sebagian orang pasti masih menjelajahi alam mimpinya, tapi tidak dengan mereka berdua.
Setelah sudah siap dengan pakaian kantor masing-masing, keduanya turun dengan gaya yang sama pastinya cool dan berkharisma. Sudah pasti akan memikat banyak cewek diluar sana. Sampainya di meja makan hanya ada Gracia dan Angel, sedangkan di dapur ada Mommy, Gaby dan Shani yang sedang memasak. Kita para lelaki hanya menunggu masakan siap untuk disantap.
"Yang lain mana?" tanya Gavin pada kedua kakaknya yang ada dihadapannya.
"Kayak kamu gak tau mereka aja," balas Angel dengan terkekeh.
"Bangunin yang lain nanti telat," ucap Delvin lembut sambil pat pat kepala Angel. Gadis itu mengangguk lalu berjalan ke lantai atas untuk membangunkan yang lainnya.
"Vin bantuin bawa ini ke meja makan," ucap Mommy Ariel sedikit berteriak.
"Mom Vin nya ada dua, jadi mau yang mana?" sahut Delvin tak ayal dia juga berjalan mendekati Mommy nya.
Saat sudah disampingnya, ia malah mendapat cubitan di pinggang ulah Mommy Ariel. "Ya kamu lah, masa iya adikmu dia kan masih kecil Delvin," geramnya. "Peace Mom."
Setelah itu Delvin dengan dibantu oleh Gracia menata makanan tersebut di meja makan. Saat sudah tersusun dengan rapi keduanya kembali duduk sembari menunggu yang lain siap dan kami akan melakukan sarapan bersama.
"Koko anterin kita seperti biasa kan?" tanya Gracia antusias. Hanya dibalas anggukan oleh Delvin. Entahlah dia selalu senang jika diantar oleh Koko tampannya ini.
Atensi Delvin beralih ke adik bungsunya, sedikit merapikan jasnya yang berantakan. "Hm udah ganteng."
Sepuluh menit telah berlalu, satu persatu udah pada menempati kursinya masing-masing. Tinggal menunggu Tuan rumahnya.
"Selamat pagi semua."
"Pagi Dad."
Kami pun lalu menyantap semua hidangan dengan nikmat. Hanya terdengar denting garpu dan sendok yang bersahutan. Sehabis selesai makan mereka membiasakan untuk sedikit mengobrol, membicarakan keseharian mereka. Agar hubungan keluarga mereka semakin erat dan kompak.
"Bagaimana dengan kantor?" tanya Daddy Danial.
"Semua terkendali Dad, bukan begitu boy?" Delvin melirik Gavin. "Yess," ucapnya semangat.
"Kalian berempat gimana sekolahnya?" tanya Mommy Ariel.
"Kita juga aman Mom," balas Anin mewakili yang lain.
"Bagus deh, kalo ada yang macem-macem sama kalian langsung bilang ke Koko atau Davi," ucap Delvin. Dia memang sangat protektif pada semua adik-adiknya tanpa terkecuali.
"Oh ya, nanti jam sepuluh Shani dan Aura ke kantor ya. Koko ada sesuatu untuk kalian berdua" sambungnya. Delvin menatap Daddy Danial.
"Atur semua Vin, Daddy serahkan semuanya sama kamu" ujar Daddy Danial. Dia percaya pada anak sulungnya.
"Ngobrolnya nanti dilanjut, ini dah jam tujuh. Kalian berangkat sekarang aja," ucap Mommy Ariel.
Saat mereka semua sudah berdiri. "Ngomongnya gak bisa di rumah aja ya," rengek Aura cemberut.
"Emangnya kenapa sih, kamu sakit?" tanya Delvin sembari mendekati Aura, kemudian punggung tangannya mengecek dahinya 'gak panas' pikirnya.
"Pokoknya Aura gak mau kemana-mana" ucapnya dengan bibir yang di monyongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO MUDA & GADIS SMA
Teen Fiction"Delvin, umur kamu itu sudah matang untuk menikah," omel Mommy Ariel. "Mom, kita kan sudah membahas ini sebelumnya. Aku masih belum menemukan yang cocok dan masih ingin memprioritaskan Bubu." *** "Anak kecil itu selalu dibawa oleh beliau kemana-mana...