Sembilan

916 88 6
                                    

Lanjut guys. Masih nungguin cerita ini kah?
Selamat Membaca!









"Sebelumnya, perkenalkan saya Mutiara Bidadara Azwata bisa dipanggil Mutia, usia baru 25 tahun, saat ini saya sedang menempuh kuliah dengan jurusan psikolog tinggal menunggu sidang dan menjadi guru homeschooling sebagai pekerjaan sampingan, terimakasih," jelas Mutia sopan.

"Sudah berapa lama jadi guru homeschooling?" tanya Ariel.

"Baru 1 tahun terakhir ini nyonya," balas Mutia senyum.

"Maaf jika pertanyaan saya akan membuatmu tersinggung, di usiamu sekarang masih belum selesai kuliah?" tanya Ariel, bukan berarti dia membandingkan gadis ini dengan anaknya.

Mutia tersenyum atas pertanyaan tersebut, pasalnya tak hanya beliau yang bertanya seperti itu. "Iya, ini kuliah S3 saya, sebelumnya di S1 dan S2 mengambil jurusan hukum, maaf bukan maksud saya untuk menyombongkan diri," jelasnya.

Perkataan dari gadis ini membuat mereka semua speechless. Shock? Tentu saja.

"Mm iya tak masalah. Kami harap kamu betah ya dengan semua kelakuan anak bungsu saya," ucap Ariel yang sudah kembali dari keterkejutannya.

"Saya usahakan, namanya juga anak-anak jiwanya masih ingin bermain dan mengeksplor banyak hal baru. Saya bisa memaklumi hal itu nyonya," jelas Mutia.

Ariel tersenyum mendengar jawaban dari gadis didepannya. Dia baru mendapatkan jawaban seperti ini dari gadis ini, tapi guru guru sebelumnya tak ada yang menjawab seperti itu. Dari tutur bahasanya gadis ini terlihat sopan dan pandai mengambil hati anak kecil. Sepertinya dia sudah berpengalaman, sekarang ia jadi bisa lebih bernafas lega.

"Kenapa mereka melihat ku seperti itu ya," ucap Mutia dalam hati.

"Kakak kakak dan cici cici ku bisa biasa aja gak sih natapnya, ini punya Gavin," ucap nya sambil menarik lengan Mutia pergi ke ruang tengah.

"Eh, s-saya permisi tuan dan nyonya," ucap Mutia yang udah diambang pintu.

Mereka yang mendengar ucapan anak kecil itu, menjatuhkan rahangnya ke bawah. Tidak habis pikir, darimana dia belajar kalimat seperti itu.

"Mom i-itu beneran Gavin?" tanya Aura yang masih mencerna.

"Ini pasti koko yang ngajarin," ucap Ariel menatap anak sulungnya dengan tajam.

"Aduh mom, kok jadi aku sih," ucap Delvin tak terima dituduh seperti itu.

"Ya kan Gavin yang ngurusin kamu ko,"

"Iya sih, ya tapi jangan nuduh gitu lah mom. Aku dari tadi diem loh, masih aja kena. Ayo Al kita berangkat saja, heh kamu manusia kuncir 2 ayo buru, saya masih ada urusan lain setelah ini," ucap Delvin nyelonong pergi.

"Eh tunggu, aku ikut," ucap Felia sedikit berteriak.

"Kalau begitu kami pamit tuan dan nyonya, permisi," ucap Alvaro dan diikuti Fiona.

"Ngambek kah dia?" gumam Ariel namun masih bisa didengar oleh mereka.

"Kamu sih yang, hobi banget godain Delvin," kata Danial.

"Ya gimana namanya juga namanya," sahut Ariel.

"Kak Gaby tumben gak ikut?" tanya Aura heran.

"Ikut kemana?" ucap Gaby balik nanya.

"Biasanya kakak nempel mulu ama kak Feli," seru Aura.

"Gak ah, mau ngawasin 2 orang yang di sana," ujar Gaby pergi ke ruang tengah.

CEO MUDA & GADIS SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang