•|| 9 : Another reincarnation ||•

2.1K 161 22
                                    

Hey!! Miss me??
Please read the previous chapter first okay?
Also don't forget to read the prolog.
Happy reading💜
.

Harry merasa sangat bosan saat ini. Dia hanya bisa duduk manis dan berbaring di tempat tidur ini. Memang sih ini lebih baik dari pada jadi pembantu di rumah sepupu muggle nya itu.

Harry menghela nafas bosan. Ia kemudian sedikit merangkak ke sebelah kanan dimana Draco sedang berbaring sambil membaca buku. Jari mungilnya kemudian ia letakkan ke atas pipi Draco.

"Dray, aku bosan. Tidak bisakah kamu melepaskan ku ?" ucap harry sambil memegangi pipi Draco. Tentu ia senang bermanja ke Draco tapi kalau hanya di tempat tidur seperti ini... Jelas dia akan bosan bukan?

"Tidak akan Ku ijinkan." balas Draco dengan dinginnya sambil fokus membaca bukunya. Harry kembali murung, ia benar-benar sudah bosan. Ia tidak tahu lagi sekarang.

"Dray!! Ayolah sebentar saja kumohon... Aku janji tidak akan nakal..."ucap Harry kini diiringi air mata menyedihkan yang jelas palsu . Tapi sekali lagi, Harry terlalu ahli hingga menbuat Draco menutup bukunya dan mulai menghapus air mata milik Harry perlahan.

"Ah- jangan nangis Rry. Sshh... Please calm down, I..i'll let you out for some minutes..." ucap Draco yang panik melihat kekasihnya itu menangis. Harry yang berhasil membujuk Draco segera memasang wajah melas.

"B-benarkah?"tanya Harry dengan suara pelan yang imut. Draco hanya mengangguk sambil mengelap air mata milik Harry. Draco tidak bisa tahan melihat Harry sedih, salah satu kelemahan monster yang satu ini.

.

Harry berjalan perlahan, baginya agak susah untuk berjalan dikarenakan tubuhnya yang kaku akibat terlalu lama berbaring di tempat tidur. Draco tetap berada di sisinya sambil membantu Harry untuk berjalan. Harry sudah sangat puas walau hanya dengan bisa mengelilingi mansion ini. Saat ia berjalan di lorong panjang mansion ini. Ia kerap melihat lukisan tentang kucing dan bunga mawar.

Hingga Harry tidak sengaja melihat sebuah lukisan yang mirip sekali dengan dia. "Dray... Coba liat itu deh. Kenapa familiar banget ya?" tanya Harry dengan polosnya sambil berdiri tepat di Lukisan yang sangat besar dan megah itu. Mulai dari detail rambut hingga wajah, semuanya persis seperti Harry. Bedanya hanyalah di lukisan itu Harry terlihat seperti sedikit lebih dewasa.

Draco hanya tersenyum dan memeluk Harry dari belakang. "Memang." Draco berbisik pelan. Draco kemudian kembali memegangi Harry agar ia tidak terjatuh.

"Ayo Harry, Jangan buang waktu mu hanya untuk itu. Ini bukan saatnya untuk kamu mengetahui hal itu," ucap Draco dengan suara pelan sebelum membawa harry turun menuruni tangga. Mereka menghabiskan waktu bersama mengelilingi mansion besar nan megah itu.

.

Seorang pemuda sedang duduk di bawah pohon sambil menulis parkarmennya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang gadis berambut panjang hitam nan gelap. Sang pemuda hanya tersenyum manis.

"Rowen! Aku merindukanmu," ucapnya sembari menggerakkan tangannya ke arah gadis tersebut.

"Aww sayangku udah ingat nih? Gak sok cool  lagi ya?" Ucap manis sang gadis. Sang pemuda cuman bermanja ke gadis nan cantik itu.

"Malas banget ah, beda asrama kita!"

"Yah setidaknya kamu bukan lagi seorang Rakyat biasa kan?"

"Hehe, bisa sama rowen."

"Kamu...makin tinggi ya?"

"Mhm... Genetik keluarga."

"Aku rindu kamu yang dulu pendek, lucu, kayak anak kecil."

"Rowen ga sika aku tinggi?" tanyanya seperti kecewa.

"Enggak kok. Tenang aja, sayangku tetap lucu mau tinggi, pendek, kurus, gendut, pokoknya lucu!"

Sang pemuda hanya tersipu malu sebelum menyandarkan kepalanya ke bahu sang gadis cantik yang ada disampingnya.

"Nanti aku bakal pamer sama yang lain. Soalnya kamu yang pertama kali ingat kembali. Yang lain matenya masih enggak bahkan beberapa sibuk mengejar matenya." ucap sang gadis dengan bangganya.

"Jangan dong, soalnya kan kita renkarnasinya kecepatan dari yang lain.." kata si pemuda itu.

"Ga papa, tetap aja aku mau pamer. Liat mereka iri itu bagai pertunjukan komedi yang menyenangkan." ucap sang gadis dengan tawa kecilnya yang jahat.

"Mulai magi deh.." sang pemuda hanya mengela nafas melihat kelakuan kekasihnya.

To be Contiune🧃

Hello Guys!
I'm so lazy these days. And also actually this chapter still not finished but i'll just upload it cause you all already miss me!

I promise next chapter will be longer ~

See you on next chapter😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ Anything for You ] II DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang