•|Prolog|•

8.1K 558 6
                                    

.


Hadrian Ven peverell, dia adalah mate nya Salazar Slytherin. Sungguh pemuda yang malang menjadi mate seorang yang sama sekali tidak mempedulikan dirinya. Padahal Hadrian aka Hadri sangat bersemangat untuk mengetahui mate nya, ia sudah membayangkan saat dimana dirinya dan mate nya akan menghabiskan waktu bersama, saling peduli dan memikirkan tentang masa depan yang akan mereka lalui nanti.

Yah itu semua cuman haluan baginya. Sebab faktanya Salazar mate tercintanya tidak peduli sama sekali dengan dirinya.
Hal itu membuat ia sedih namun ia tidak menyerah untuk mendapatkan perhatian dari Salazar.

Ia melakukan segala cara agar Salazar menyadari betapa besar cintanya untuk Salazar. Namun tak ada perkembangan sedikitpun.

"Salazar... Apa salahku? Kenapa sifat mu dingin sekali padaku? Padahal aku ini mate mu!" Ujar pemuda itu dengan mata berkaca-kaca sembari menahan tangan Salazar yang hendak pergi.

"Setidaknya berikan perhatian mu padaku! Sedikit saja pun tidak masalah," lanjutnya lagi dengan ekspresi memohon menatap Salazar yang tidak mengeluarkan ekspresi apapun.

"Aku sibuk aku tidak bisa meladeni dirimu, kau sebaiknya pulang lagian sudah kukatakan bukan aku tidak bisa menjadi mate yang baik bagimu," Salazar akhirnya membuka suara.

"Tapi-"

"Sudahlah lupakan saja aku! Kau bisa mencari pengganti ku aku tidak masalah lagi pula aku memang tidak pernah mencintaimu dari awal," ucap nya sembari melepaskan tangan Hadrian yang tadi menahannya.

"Tapi kita sudah terikat tanda takdir Salazar!" Seru Hadrian saat air matanya lepas.

"Dan itu hanya sebuah tanda," Salazar melanjutkan dan segera pergi meninggalkan Hadrian yang merasa sakit hati karena perkataan dirinya yang tak berperasaan itu.

Hadrian ditinggalkan sendirian di ruang tamu manor milik Salazar. Ia melepaskan air matanya tak kuat menahan nya setelah mendengar perkataan yang begitu menyakitkan dari mate nya sendiri.

"Padahal seharusnya pasangan mate yang ditakdirkan pasti akan saling mencintai dan melengkapi, tapi kenapa... Kenapa tidak dengan diriku dan Salazar?"

"Mengapa cinta kami sangat menyedihkan?"

"Ah lebih tepatnya cintaku... Ia sama sekali tidak mencintai ku dari awal..."

"Tanda sialan," ujarnya sebelum akhirnya meninggalkan manor milik Salazar.

.

"AKH!" Teriak seorang anak terbangun dari mimpi buruknya.

Anak itu berambut blonde platina dengan mata abu-abunya yang memancarkan ketakutan serta keringat bercucuran di tubuhnya. Ia membuka selimutnya beranjak dari tempat tidur kemudian pergi ke kamar mandi yang ada di ruang kamarnya.

"Lagi-lagi mimpi tentang kehidupan masa lalu ku," ucap anak itu setelah membasuh wajah nya.

"Sungguh mimpi buruk! Melihat Hadrian menangis karena ku," ucapnya sembari mengelap wajahnya itu.

"Aku yang dulu benar-benar brengsek! Aku berharap kali ini aku berhasil menjaga Hadrian," Anak itu segera keluar dari kamar mandi dan pergi ke depan jendela yang berada di kamarnya.

Ia menatapi langit gelap yang begitu indah. Sepertinya ia sama sekali tidak berniat untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu tadi. Ia takut akan memimpikan hal itu lagi.

[ Anything for You ] II DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang