Jungkook POV
Acara amal akan dimulai beberapa jam lagi, Jimin dan Taehyung datang dan Jimin langsung mencuri Jin dariku hanya untuk membantunya bersiap-siap.
"Kenapa kau mondar-mandir Jungkook? Apa kau gugup?" Tanya Tae
"Aku tak suka berada jauh dari Jin, apa Jimin sudah hampir selesai?" Tanyaku masih mondar-mandir.
"Wow, apa kau benar-benar sudah sejauh itu Kook?" Tanya Tae.
"Ya Tae, aku serius. Aku benar-benar menginginkannya." Ucapku.
Terdengar suara ketukan di pintu diikuti suara pelayan yang memanggilnya.
"Tuan Jungkook, ibumu ingin kau turun ke bawah untuk menerima para tamu." Aku menghela napas.
"Bisakah kau mengecek Jin dan Jimin, aku akan turun ke bawah" pintaku pada Tae.
"Tentu saja, aku akan melihat apa yang membuat mereka begitu lama." katanya mengikutiku keluar.
Aku berjalan ke bawah dan melihat orangtuaku, sahabat eomma, Posie dan May yang tersenyum padaku, seolah-olah dia telah menungguku. Teruslah menunggu, aku tak peduli. Aku turun dan berdiri di samping appa, mengabaikan panggilan eommaku yang menyuruhku untuk berdiri di samping May.
Tak lama, aku mendengar suara seseorang berdehem dan aku melihat ke atas untuk melihat Tae dan Jimin yang sedang berjalan menuruni tangga dengan senyum lebar di wajah mereka. Mereka kemudian berhenti di anak tangga terakhir dan melihat ke atas, aku mengikuti pandangan mereka hanya untuk melihat Jin dan seketika itu juga aku kehilangan semua udara dari paru-paruku.
Aku melangkah ke depan dan menunggunya untuk turun. Dia mengenakan tuksedo hitam dengan kemeja dan dasi yang berwarna senada, rambutnya tergerai di dahinya dan dia terlihat sangat mempesona, jantungku berhenti saat dia berjalan ke arahku. Begitu dia sampai di depanku, aku mengulurkan tanganku untuknya dan dia berjalan mendekat ke arahku.
"Kau terlihat sangat cantik, sayang" ucapku memeluknya erat dan mencium bibirnya.
"Kau juga sama Kookie. Aku adalah orang yang paling beruntung di sini" ucapnya sambil tersenyum.
Aku memegang tangannya dan dia berdiri di sampingku. Aku melihat eomma dan sahabatnya menatap kami, mereka berdua terlihat marah dan aku sama sekali tak peduli.
"Seokjin, kau sangat mempesona. Seandainya aku berusia 20 tahun lebih muda." Ucap appa sambil tersenyum.
"Appa... Ewww hentikan." Ucapku sambil memeluk Seokjin lebih dekat ke arahku.
Kami menerima semua tamu dan Jin mendapat begitu banyak pujian. Orang-orang mengatakan betapa beruntungnya aku, dia selalu bersemu merah dan itu terlihat sangat indah. Aku tak membiarkannya lepas dari pandanganku. Ada banyak pria dan wanita yang mencoba mendekatinya, bahkan sahabat eomma yang marah karena dia ada di sini pun mencoba menggodanya.
"Hei Kook, kemarilah sebentar" ucap Jimin. Aku melihat Jin, dan dia mengangguk.
"Silakan Kookie, aku akan menunggu disini" ucap Jin tertawa.
Aku mencium bibirnya dan berjalan ke arah Jimin.
"Aku baru saja mendengar ibumu mengatakan bahwa May akan memisahkanmu dan Jin sebisa mungkin, jadi berhati-hatilah dan jangan tinggalkan Jin sendirian." Ucap Jimin.
"Terima kasih Jimin" kataku sambil berjalan kembali ke arah Jin yang sedang berbicara dengan Ji-Hoon.
"Apa kau menikmatinya, Seokjin?" tanya Ji-Hoon.
Aku melingkarkan lenganku di pinggang Jin.
"Ya, orang-orangnya sangat baik" ucapnya sambil menatapku dan tersenyum. Aku mengecup bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Boyfriend ✔️
Short StoryJungkook adalah seorang ldol yang imagenya sudah tercemar karena perilaku mabuknya yang keterlaluan. Sering kali muncul di seluruh berita dan media sosial, manager dan keluarganya merasa dia perlu membersihkan image dan juga kehidupannya. Cara terba...