9. The Future (Epilog)

1.1K 87 22
                                    

Jungkook POV

"Sayang, cepatlah kita akan terlambat" teriakku dari seberang rumah.

"Jika putrimu mau bekerja sama denganku, aku pasti sudah siap 20 menit yang lalu" ucap Jin dengan frustasi.

"Adaline tolong dengarkan Appa, kita harus segera sampai di tempat acara, biarkan dia memakaikan gaunmu, lalu aku akan menata rambutmu" ucapku sambil mengambil sisir dan karet gelang.

"Maafkan aku Papa, maafkan aku Appa" ucapnya sambil cemberut dan membiarkan Jin memakaikan gaunnya. Dia membetulkannya, dan mengencangkan kancing-kancingnya, lalu menepuk-nepuk pantatnya dengan pelan untuk berjalan ke arahku agar aku bisa menata rambutnya. Jin membetulkan setelannya, dan sialnya dia terlihat sangat seksi.

"Apa yang kau lihat Papa?" Adaline bertanya saat aku selesai menata rambutnya.

"Appa yang tampan, sayang," ucapku sambil menggelitiknya. Jin tersenyum lalu memelukku dan menciumku.

"Aku mencintaimu Kookie" ucapnya sambil mengusap perutku. "Bagaimana kabar anak kita?"

"Pemain sepak bola kelas dunia sedang berlatih di dalam sana. Ayo kita pergi sebelum terlambat, kita masih harus menjemput Caroline" ucapku sambil menggandeng tangan Adaline dan berjalan keluar rumah.

Kami semua tiba di tempat acara dan Jin menggendong Adaline, aku menciumnya dan berkata padanya bahwa aku akan menemuinya di altar, lalu berjalan menuju tenda untuk bersiap-siap. Jin akan membawa putri kami kepada orang tuanya sehingga dia bisa pergi ke tenda lain dan bersiap-siap di sana.

Aku melihat Jimin dan Taehyung lalu memeluk mereka berdua.

"Jadi, apa kau gugup?" tanya Taehyung.

"SANGAT"

Caroline menjulurkan kepalanya dan menyuruh kami bersiap-siap, jadi kami semua memeriksa lagi pakaian kami masing-masing dan memastikan semuanya baik-baik saja. Aku berjalan keluar dari tenda dan melihat Jin berdiri di pintu masuk tenda besar dan Adaline berdiri di sampingnya dengan keranjang bunganya. Aku berdiri di sampingnya sambil melingkarkan lenganku di lengannya, dia tersenyum padaku dan mencium hidungku.

"Aku mencintaimu Kookie." Musik dimulai dan Jin membungkuk menyuruh Adaline untuk berjalan dan melemparkan bunga-bunga ke bawah, yang ia lakukan dengan indah, kami mulai berjalan dan di altar kami berciuman kemudian Jin berdiri di samping Namjoon.

Berikutnya adalah Yoongi dan Caroline berjalan bergandengan tangan menyusuri lorong. Caroline memeluk Yoongi, Jin dan ayahnya sebelum duduk di samping Adaline dan kakek-neneknya. Kemudian pawai pernikahan dimulai dan semua orang berdiri, di pintu masuk Jimin melangkah masuk dan semua orang terkesiap melihat betapa tampannya dia.

Taehyung berdiri di sampingnya, menggandeng lengannya dan mereka mulai berjalan menyusuri lorong. Cara Namjoon dan Jimin saling menatap satu sama lain seperti sesuatu yang keluar dari novel roman Harlequin.

Mereka bertemu melalui Jin dan aku. Mereka jatuh cinta, dan sekarang 4 tahun kemudian mereka akhirnya menikah, Taehyung menyerahkan Jimin pada Namjoon, kemudian dia berjalan untuk berdiri di sampingku.

Selama upacara berlangsung, aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari suamiku, begitu juga sebaliknya. Bahkan setelah sekian lama dia masih membuat jantungku berdegup kencang saat menatapnya. Ketika upacara selesai, tiba saatnya untuk berpesta, tenda kemudian diubah menjadi area resepsi.

Jin menunjukkan tempat dudukku sementara dia pergi dan mengambil Adaline dari orangtuanya, lalu kembali dan duduk di sebelahku. Adaline segera melompat ke pangkuanku dan mendusalkan hidungnya ke leherku. Dan itu memberitahuku bahwa dia mengantuk, tak perlu waktu lama baginya untuk mulai mendengkur. Jin menggendongnya dan membaringkannya di boks bayi di belakang meja pesta pengantin. Dia adalah ayah yang luar biasa, aku mendapatkan jackpot ketika dia masuk ke dalam hidupku, dan aku cukup pintar untuk tak membiarkannya pergi.

Dia membawakanku sepiring makanan dan begitu dia melihat wajahku yang berbinar, dia tertawa dan berkata bahwa dia akan segera kembali, mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Dia selalu memikirkanku dan Adaline terlebih dahulu, hal itu membuat hatiku begitu bahagia dan penisku bergerak-gerak, tapi aku pikir itu ada hubungannya dengan kehamilanku saat ini, semua yang dilakukannya membuatku terangsang setiap hari.

Kami duduk dan makan bersama, lalu berdansa sementara ibu mertuaku secara sukarela duduk di samping putri kami. Jin tak bisa melepaskan tangannya dari bokongku.

"Jin ada banyak orang yang melihat kita" ucapku, dia melihat sekeliling.

"Ikutlah denganku" bisiknya.

Dia menarikku ke tenda tempat Namjoon bersiap-siap dan masuk ke ruang ganti, mendorongku ke dinding dengan punggung menghadap dadanya, tangannya memelukku, mengusap-usap tonjolan kecil di dadaku dan mencium bagian belakang leherku, aku merasakan ereksinya yang besar menekan bokongku. Tangannya menyusuri kemejaku dan bermain dengan putingku dia tahu bahwa itu sensitif, jadi dia bersikap lembut.

"Ah... fuck..." Desahku sambil mendekatkan bokongku kembali ke arah ereksinya, membuat suara parau keluar dari tenggorokannya.

"Aku ingin berada di dalam dirimu, sekarang Jungkook" bisiknya di telingaku yang membuatku menggigil.

"JIN, JUNGKOOK" kami mendengar ibu mertuaku memanggil kami.

"Fuuuuuck" rengek Jin sambil merebahkan kepalanya di pundakku.

"Adaline mungkin sudah bangun, sayang" ucapku sambil menciumnya.

"Ayo kita jemput dia dan pulang, kita selesaikan di rumah."

Kami berjalan keluar tenda dan mendapati ibu Jin dan Adaline sedang memandangi bunga-bunga indah di taman.

"Hai gadis kecil." Ucap Jin sambil menggendong Adaline. Jin meletakkan Adaline di pundaknya dan kami berjalan kembali ke tenda untuk mengucapkan selamat tinggal pada semua orang. Aku memeluk Jimin dan Tae dan mengatakan pada mereka bahwa kami akan berkumpul bersama ketika Jimin kembali dari bulan madu.

Ibu Jin mencium pipiku dan mengatakan bahwa dia akan menemui kami saat makan malam hari Minggu. Aku melihat suamiku berbicara dan tertawa dengan saudara-saudaranya. Aku kagum dengan pria yang telah merebut hatiku dan tak pernah berencana untuk mengembalikannya, aku adalah orang yang paling beruntung yang pernah ada dan itu semua karena Seokjin.

Dia menggendong Adaline dan berjalan ke arahku sambil tersenyum, melingkarkan tangannya yang bebas di pinggangku dan mencium pelipisku.

"Aku mencintaimu Jungkook-ku, ayo kita pulang."




Tamat

Awal aku terjemahin book ini, aku kira cerita ini kookjin, ternyata jinkook 😂😂😂

Ada yg sama?

Book ini uda selesai. Semoga kalian suka sama ceritanya.

Tunggu book selanjutnya yaaa ☺️☺️

Temporary Boyfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang