Bab 29

139 13 1
                                    

"Jadi, setelah dua hari kalian akan membawaku menuju tempat yang kalian sebut altar?" Sahara memiringkan kepala.

"Itu hanya kemungkinan, tapi kita harus bersiap-siap untuk itu." Father of Time mengangguk. Dia melirik Ash yang sudah tidak ada harapan. Singa berbentuk manusia itu nampak muram dan hanya sibuk memeluk Sahara seperti anak kecil. "Di altar itu, kita akan menyaksikan retakan dimensi. Jadi, persiapkan dirimu."

Sahara mengangguk pelan. Dia ingin sekali mengambil kentang yang sepertinya sudah masak itu. Akan tetapi, Ash memeluknya erat dan sulit untuknya bergerak.

Dengan peka, Ash melepaskan pelukan. Dia bangkit dan mengambil satu tusuk kentang. Lelaki itu mengupas kulit kentang dengan tabah. Setelah setengahnya terlepas, dia memberikannya pada Sahara. "Makanlah."

Sahara mengambil tusuk kentang itu. Dia menatap Ash yang nampak berharap seolah-olah ingin dipuji. Tanpa sadar Sahara mengulurkan tangan dan mengelus rambut Ash. "Terima kasih."

Wajah sang empu sontak terbakar. Memerah semerah buah apel matang. Dia segera memeluk Sahara lagi dan menyembunyikan wajahnya di bahu Sahara. Sahara yang tidak paham kenapa dia begini hanya menganggapnya sambil lalu. Dia menggigit kentang yang masih panas sembari membiarkan Ash menempel padanya.

Father of Time menatap mereka dengan mata melotot. Tampangnya sudah seperti kakek-kakek yang sebentar lagi akan sakratulmaut. Akan tetapi, apa yang bisa dia lakukan?

Masih ada Sahara disini, dia tidak bisa mengkritik Aslan didepan orang lain dan menjatuhkan wibawanya. Dia akan menunggu Sahara pergi jauh dari Aslan baru dia akan menceramahinya habis-habisan. 'Lihat saja, Aslan. Kakek tua ini akan menghabisimu dalam pukulan bertubi-tubi nanti.' Batinnya emosi.

Sang empu tak ingin peduli padanya. Dia malah menatap Sahara penasaran. "Sahara, bentuk apa yang kau suka? Manusia atau singa?" Ash bertanya.

Sang gadis menoleh sebentar sebelum fokus kembali pada kentangnya. Dia sungguh lapar sekali. "Singa empuk dan lembut. Kalau manusia tidak. Jadi aku lebih suka singa."

Ash tersenyum puas. Melihat ekspresinya, Father of Time menggeleng. "Aslan, tidak." Tolong jangan! Batinnya panik.

Akan tetapi, siapa Father of Time? Hanya pak tua yang tidak penting untuk Aslan. Sosok tubuh manusia itu bersinar terang dan berubah menjadi singa jantan lagi.

Sahara sontak tersedak. Dia tidak tahu maksud Ash adalah ini. Karena itu dia menjawab sesuai yang dia inginkan. Jika dia tahu, dia tidak akan membiarkan Ash berubah menjadi singa lagi.

Singa jantan itu kini membaringkan kepalanya di paha Sahara. "Sahara, elus kepalaku." Katanya lembut.

Sahara mau tidak mau meninggalkan kentangnya dan mulai mengelus kepala Aslan. Singa itu mendengkur sambil menatap Sahara lembut. Entah kenapa hati Sahara menghangat. Kata orang, merasakan kucing mendengkur bisa memperbaiki suasana hati. Mungkin karena itulah Sahara menjadi senang sekarang.

Father of Time yang melihat hanya bisa menggigit jubahnya untuk melampiaskan emosi. Apa yang dilakukan Aslan ini sangat melanggar aturan mereka. Dia ingin sekali menceramahi Aslan dan membuatnya sadar.

"Pak tua!" Entah darimana Gerda, murid Father of Time muncul. Dia berlari mendekati Father of Time. "Retakan! Retakan dimensi muncul!"

Netra Father of Time melebar. "Apa?!"

***

Hujan deras berhenti perlahan, digantikan gerimis yang kelak berhenti total. Peter menatap Edmund dan Lucy yang menaiki kapal, tidak ada waktu bagi mereka untuk memberi sepatah kata sebelum berangkat. Pasalnya mereka sekarang diburu waktu. Tidak tahu kapan musuh menyerang jadi mereka harus terus siaga.

Became An Extra CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang