Kandas

2.2K 49 23
                                    

Gemini Norawit as Fahza Andrianagraha

Fourth Nattawat as Natariel Fajhuan Aneswara

Mark pakin as Jerry Mahendradatta

ˏ⸉ˋ‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‘⸊ˎ





Siapa sih yang tidak kenal dengan Fahza? Anak emas SMA atumenegara yang terkenal dengan prestasi luar biasanya, dia adalah anak dari Daniel dan Farria seorang pejabat terkenal dalam dunia politik.

Tidak seperti yang dirumorkan oleh orang-orang luar. Mereka bicara Fahza anak bandel, sombong, pelit dan susah diatur namun berbeda dengan kenyatan sebenarnya.

Setiap sampai ke sekolah tiap paginya Fahza akan disambut jerit melengking dari gadis-gadis yang mengidolakannya, memuja ketampanannya yang sangat unreal untuk dilihat.

Dia sudah bosan dengan semua kegilaan membuatnya tak bisa tenang andaikan Fahza bisa memilih, ia akan memilih untuk lahir sebagai anak orang biasa tanpa ada jabatan ataupun tidak memiliki pengaruh apapun terhadap masyarakat. Yah untungnya dia tidak selalu sendirian meluapkan stressnya, Adatta teman yang mendengarkan keluh kesah seorang Fahza.

Walau berulang kali bilang bosan mendengar keluhannya Fahza setiap bertemu tetapi Adatta tetap memberi solusi serta support.

"Ta, mau ke kantin tidak?" tanya Fahza menghampiri bangku depan sendiri tepatnya sebelah jendela juga di depan meja guru.

Adatta menoleh malas ke arah Fahza lalu mengangguk mau seraya memasukkan buku ke dalam tas sekolah.

Jam pertama mereka dilanda oleh gempuran matematika tak ada henti yang untungnya Fahza jago dan cukup pandai dalam bidang berhitung berbeda dengan Adatta, bisa dibilang anak tersebut adalah yang paling bodoh dari 43 murid di kelasnya.

Selesai mereka langsung pergi keluar dari kelas baru saja membuka pintu kelas sudah diserbu para fangirl Fahza. Lagi lagi Adatta menghela nafas lelah mendorong kasar satu persatu gadis-gadis tersebut dan segera menarik Fahza menjauh pergi menuju arah kantin.

"Fahza, kamu harus bayar aku untuk pekerjaan sampingan menjadi bodyguardmu lho." kata Adatta masih setia menarik tangan Fahza melewati kerumunan manusia-manusia sampah dimata Adatta.

Fahza yang mendengar penuturan dari Adatta tertawa kecil. Setelah dipastikan tidak ada yang mengikuti mereka berjalan seperti biasa melepaskan tautan tangan satu sama lain, takutnya nanti lama-kelamaan dituduh anu.

Untuk menuju kantin mereka harus melewati kelas para anak bodoh berada kelas paling akhir. Jika kalian bertanya kenapa Adatta tidak ditempat di sana maka jawabannya adalah jalur orang dalam.

"Sudah, Faz jangan mikirin anak itu terus." Adatta tau saat dia melirik ke belakang melihat Fahza mencoba mengintip kelas tersebut diam-diam.

"Tidak, aku hanya penasaran kenapa kelas ini belum istirahat." elak Fahza menggelengkan kepala kuat.

Tidak mau ambil pusing menanggapi Adatta tau jika apa yang dikatakan oleh Fahza adalah bohong sebernarnya anak itu ingin melihat seseorang yang disukainya.

Tidak lama mereka sampai ke kantin yang memang sudah ramai karena bel istirahat berbunyi 10 menit lalu. Seisi kantin heboh melihat kedatangan Fahza mereka berhamburan menghampiri mulai dorong mendorong hanya agar bisa menyentuh inci kulit mulus Fahza, jujur di saat-saat seperti inilah Fahza merasa stress melihat banyak orang mengerumuni dirinya.

Soulmate || Oneshoot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang