Samudra Atlantik, laki-laki yang memiliki kehidupan hampir sempurna. Kekayaan, keluarga cemara, dan juga kekasih yang baik. Laki-laki yang terkenal se-antero SMANSA ini dipenuhi dengan banyak misteri.
Dia terkenal sangat mencintai Cilla- kekasihnya...
"Dirimu seindah arunika. aku ingin kamu menjadi seperti arutala yang selalu ada bersama malam."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Berkas yang ada dimeja, nanti kamu pelajari, Sam. Tiga bulan lagi kamu lulus dan Papah mau kamu lanjutin perusahaan," ucap Atlantik yang tak lain Ayah Samudra.
Samudra menghela napas pelan. Lalu, dia duduk di samping Ayahnya. Menatap pria paruh baya yang saat ini sudah sangat rapi dengan jas hitam, kemaja biru muda, dan juga celana hitam.
Atlantik menaikkan satu alisnya, kala menyadari Putra sulungnya menatap dirinya dengan begitu dalam. "Kenapa? Ada yang salah sama penampilan Papah hari ini?"
Samudra menggeleng. "Sam mau ngomong."
"Ngomong tinggal ngomong, ngapain pake izin segala," balas Papah.
"Setelah lulus Sam nggak mau kuliah. Papah nggak keberatan, kan, kalau Sam lanjutin perusahaan Papah tanpa harus kuliah?"
Atlantik memberhentikan kegiatan makannya. Menatap Samudra.
"Dari awal Papah udah pernah bilang. Ini hidup kamu, terserah kamu mau bagaimana. Papah nggak mau terlalu mengekang kamu, Sam. Kalau mau kuliah, silahkan. Kalau nggak mau kuliah, ya udah. Lagian kuliah nggak menjamin masa depan kamu tertata rapih," jawab Papah.
"Papah nggak malu punya anak yang nantinya cuma lulusan SMA?"
"Pertanyaan kamu aneh. Ngapain Papah malu? Kamu nggak lakuin kriminal. Masa cuma gara-gara kamu lulusan SMA, Papah jadi malu."
"Ya udah."
"Setelah lulus Sam mau nikah."
"Pipis aja belum lurus kamu, Sam."
••••
Samudra duduk di sofa apartemen miliknya. Menunggu seorang gadis yang tak lain adalah kekasihnya, yaitu Cila.
Semalam Samudra menyuruh gadis itu datang jam tujuh. Namun, sekarang sudah menunjukkan pukul delapan lebih sepuluh menit. Gadisnya terlambat satu jam lebih sepuluh menit. Samudra sudah cukup sabar melihat tingkah Cila yang sudah berani pada dirinya.
Cowok itu membuka benda pipih yang tak lain adalah ponsel. Mengirimkan beberapa pesan pada Cila dan dengan satu kebiasaan, yaitu mengancam.
Sayang
Lo telat 1 jam 10 menit Arshilla Salsabilla, 5 menit lo blm sampe, jangan harap bisa lari dari hukuman gue.
Bodoamat! Gue g akan datang Gue males sm lo Lagian kemarin gue udah bilang, kalau gue mau putus!
Samudra membanting ponselnya kala mendapat jawaban seperti itu dari Cila. Dia bergegas memakai jaket mililnya dan keluar dari apartemen. Cila tak bisa di biarkan. Dia harus memberikan hukuman pada Cila.