06.00

200 8 0
                                    

"Singkat saja. Aku ingin terus bersamanya."

"Woi, Cil!" jerit Pasifik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woi, Cil!" jerit Pasifik.

Cilla yang sedang berjalan di koridor langsung berhenti ketika mendengar teriakan Pasifik yang memanggil dirinya. Menoleh ke arah belakang.

Pasifik berlari mendekati Cilla. "Lo dicariin sama Sam. Suruh datang ke warnong," ucap Pasifik.

"Ngapain?" tanya Cilla penasaran.

"Nggak tau. Lo samperin aja. Gue mau ke kelas," jawab Pasifik.

Cilla menghela napas pelan. Melangkahkan kakinya menuju Warnong (Warung Mpok Inong).

Sebenarnya, Cilla sangat malas untuk menemui Samudra setelah kejadian kemarin. Dimana katanya Samudra akan mengajak Cilla berkeliling, namun tak jadi. Cilla mabok kendaraan dan Samudra memaksa pulang.

••••

Warung Mpok Inong terlihat tidak begitu ramai seperti biasanya. Cilla melihat hanya ada Samudra dan beberapa anak tongkrongan 511. Tempat ini memang tempat kedua bagi anak-anak tongkrongan 511 untuk berkumpul. Harga makanan yang terbilang cukup murah dan pelayanan yang sangat baik dari Mpok Inong dan anak gadisnya.

Suasana di Warnong juga sangat nyaman. Jauh dari jangkauan masyarakat. Jadi, Warnong ini buka, karena permintaan Samudra. Dia meminta Mpok Inong, membuka warung di dekat sekolah.

"Sam, ada cewek lo tuh," ucap salah satu anak tongkrongan 511 yang tak lain adalah Rendi.

"Mana?"

"Tuh, berdiri di depan pintu. Kaya patung," jawab Rendi.

Samudra langsung menoleh ke arah belakang. Benar saja, dia melihat Cilla tengah berdiri sembari membawa novel di tangannya. Cewek cantik dengan rambut sebahu di gerai dan juga memakai anting kupu-kupu.

Samudra tersenyum tipis. "Sini," suruh Samudra.

Cilla berjalan, melangkahkan kakinya untuk menghampiri Samudra. Dia duduk tepat di samping Samudra dengan wajah masam.

"Kenapa tuh muka?" tanya Samudra dengan mengejek. "Udah jelek, tambah jelek."

"Brisik!" sentak Cilla kesal. "Ngapain nyuruh gue ke sini? Gue banyak kerjaan."

"Sok sibuk."

"Emang sibuk. Nggak kaya lo yang kerjaannya cuma bolos."

Samudra terkekeh. Sepertinya cewek ini masih sangat marah padanya. Dia mengelus kepala Cilla dengan pelan dan lembut. Merapikan rambut cewek itu dengan telaten.

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang