10. Surprise ( End )

227 9 0
                                    


@Oktian
____________________________________

marko mencengkram tangan james dengan keras, dan langsung menarik Ian kepelukanya. James yang mendapat perlakuan tersebut tentunya sedikit kesal, ia tersenyum dan mulai melepas tanganya dari marko yang meninggal kan bekas merah ditangan james. Ahk.. sakit.. sialan!

Tentunya ia kesakitan, tapi demi menjaga image cool nya tidak rusak ia hanya tersenyum.

"Biasa aja kali.." ucap James sambil mengusap sedikit pergelangan tanganya yang sakit.

"Dia bukanya udah bilang kalau ga suka digituin sama lo? Gua cuman bantuin" tegas Marko kepada orang yang ada didepannya.

"Lah? cuman bercanda doang, serius amat lo!"

Melihat kedua orang terdekatnya sedang memancarkan aura saling bermusuhan membuat ian sedikit gelisah, ia tidak bisa diam saja jika sudah seperti ini.

"udah, kalian berisik" setelah mengatakan hal tersebut langkah kaki ian berjalan menjauhi mereka berdua, pagi-pagi sudah ribut. membuat pikiran dan kepala dirinya pusing saja.


...

Sudah berbulan-bulan ian bersekolah, menurutnya berbulan-bulan tersebut adalah hal yang menyenangkan. Tidak ada gangguan, keluarganya terus bahagia, marko masih menjadi sahabatnya, dan juga james yang dulu saja kita tidak pernah bertukar sapa malah menjadi teman dekat.

Hidupnya sudah sangat damai tanpa ada masalah, dirinya bersyukur. Ia harap kedepannya tidak ada masalah yang datang.

ia menghela nafas sambil Melihat bulan yang sangat terang di jendela kamarnya. Namun, lamunannya terganggu oleh sang adik, Ron. tatkala Ron memanggil nya untuk pergi makan malam dibawah.

Malam itu suara kunyah, dan suara gaduh sendok saling bersentuhan dengan piring. Tidak ada yang memulai pembicaraan.

Tumben, biasanya salah satu dari mereka selalu memulai pembicaraan entah itu ibu, ron dan juga Ayah.

Ibu yang sedang mengunyah makanan mulai mengangkat sendoknya dan berbicara kepada ron.

"Ron Per-" belum selesai ibu berbicara ayah langsung menutup mulut ibu dengan tanganya.

Tentunya hal itu menarik perhatian Ian, sebenrnya ada apa?

"Ekhem" suara deheman ayah mulai memecahkan suasana dan kembali ke posisi masing-masing.

"Ada apa yah?" Kini Ian menanyakan, sebenernya tingkah laku ibu, ayah dan juga Ron sangat berbeda dari biasanya. Seperti, mereka sedang menyembunyikan sesuatu.

"Gada apa-apa kok Kak, ibu kayaknya tadi lupa."

"Lupa apa ron?"

"Em, itu.. maksudnya tadi ada lalat yang masuk ke mulut ibu" Ayah mulai meyakinkan Ian, raut mukanya mencoba santai.

Aneh, sungguh aneh. Ada apa sebenarnya ini!?

...

Cahaya sudah menerangi Kamar ian, Namun sang pemilik kamar tak kunjung Bangun. Sampai gorden yang menutupi cahaya dibuka oleh seseorang. Cahaya tersebut mengenai mata sang pemilik kamar dan mulai membangunkannya.

"Kak, bangun" ucap ron, sudah jam 10 pagi Kakaknya ini belum saja bangun.
Namun, Sang pemilik kamar masih menggeliat di kasurnya. Tak kunjung menandakan dirinya akan bangun segera.

Dengan kesabaran setipis tisu, tentu saja Ron membangunkan Kakanya dengan cara ekstrim. Yaitu, menindih kakanya dengan Berat tubuhnya.

"Kak! Kak! Kak! Ayo bangun!"

Ian mulai membuka matanya, ia merasa ada sesuatu yang berat menindih dirinya, dan ternyata Adiknya sedang menaiki tubuhnya. Sangat berat.

"Iya, kaka bangun awas sana kamu berat!"

Akhirnya ron turun dari tubuh kakaknya, dan mulai memukul tangan sang kaka.

"Bangun, siap-siap! Udah banyak org dibawah nunggu kaka!"

Banyak orang? maksudnya? Memang ada acara apa hari ini sampai-sampai banyak orang menunggu dirinya.

"Dan juga aku udah nyiapin baju kaka, intinya harus pake baju itu!"

Setelah mengatakan hal itu ron langsung pergi dan menutup pintu kamar sang kakak lagi.

Tentu saja ian melakukan apa yang dikatakan sang adik, setelah selesai mandi dan memakai baju, ia bercermin untuk menyisir rambutnya.

Tunggu? Kenapa juga dirinya harus memakai baju tersebut, kostum baju mario berwarna merah. Bukankah ini bukan acara Halloween atau apa?

Tidak mau ambil pusing akhirnya ron pergi ke bawah, Namun, kenapa dibawah sana sangat gelap ? Pada akhirnya ian memberanikan diri dan memasuki ruang tamu yang gelap.

Dan, DUAR!

Lampu dinyalakan dan banyak orang disana. Tunggu apa yang terjadi? Ian masih mencerna apa yang telah terjadi.

"HAPPY BIRTHDAY IAN!" serentak semua orang diruangan sana mengucapkan hal tersebut.

Memang nya tanggal berapa ini? Ia juga tidak sadar bahwa hari ini adalah hari ulangtahunnya.

Tak sadar air mata sudah mengalir, perasaan nya sudah tidak bisa dibendung lagi. Dirinya disana menangis se jadi jadinya.

Hatinya rapuh, tapi mencoba kuat. Namun, kali ini hatinya sangat rapuh karena kehangatan yang sudah ia dapatkan, Tuhan sangat baik kepada dirinya.

"Eh kak! Jangan nangissss!!" ucap ron yang sekarang menghampiri kakaknya dengan raut wajah khawatir serta senang. Ia memeluk ian setulus hatinya.

Tangisan itu beriring mengecil, ian Ingin sekali mengucapkan terimakasih, namun ian tidak bisa, mulut ian sangat kaku dan lemas karena tenaganya habis karena menangis.

Dan semua orang disana sudah menunggu ian untuk meniup lilinya, yang menandakan bahwa ian sedang ber ulang tahun.

"Ayo kak tiup lilinya dan berdoa." Ian memejamkan matanya serta mengepalkan tanganya, ia berdoa. berdoa supaya orang orang terdekatnya sehat, dan bahagia selalu bersama dirinya. tidak ada yang tidak terkecuali. Ia juga berterimakasih kepada tuhan yang telah memberikannya kesempatan kedua untuk memperbaiki hidupnya.
Kali ini ia akan memanfaatkan waktu hidupnya dengan sebaik mungkin.

Ian membuka matanya dan meniup lilinya, Api itu madam seiring lampu ruang kembali menyala.

Hidupnya masih belum selesai, masalahnya masih berlanjut, semoga kedepannya ia kuat menentang hal yang buruk di kehidupannya lagi.

End.





huhu sorry kalo end nya agak kepaksa guys :) Tapi aku udh gada ide sama cerita ini, terimakasih yang udah baca ya! Sorry juga kalau pendek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

back to the past [ Markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang