Bertobatlah kalian wahai silent reader. Enyahlah para ghost reader.
Sempatkan vote dan tinggalkan komentar kamu ya agar Author semangat!
Terima kasih untuk support kalian semua, dear!
│║▌║▌█║G A P ▌│║▌║▌
ⓢⓔⓐⓢⓞⓝ②
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah duka dipenuhi aroma dupa yang harum. Cahaya temaram dari lilin-lilin yang menyala di sudut-sudut ruangan menciptakan atmosfer yang sakral. Di tengah altar yang dihiasi dengan bunga-bunga segar, terpajang foto nenek Joo Hyun yang tersenyum lembut, mengenakan hanbok tradisional. Sebuah pita hitam melingkari fotonya, menandakan duka cita keluarga yang ditinggalkan.
Para tamu yang mengenakan pakaian hitam datang satu per satu. Nampak wajah mereka penuh dengan ekspresi duka yang mendalam. Mereka menghampiri Joo Hyun dengan langkah hati-hati, menyampaikan belasungkawa dan simpati.
Joo Hyun terlihat lelah dan hancur. Matanya yang biasanya bersinar itu kini redup dan sembab. Neneknya adalah satu-satunya keluarga yang dimilikinya, dan kepergiannya meninggalkan rasa kekosongan yang tak terlukiskan.
Tae Hyung, sahabat setia Joo Hyun, selalu berada di sampingnya, memberikan dukungan dan kekuatan . Dia adalah sandaran Joo Hyun dalam saat-saat sulit ini, memberinya kekuatan untuk menghadapi kepergian neneknya dengan kepala tegak.
Beberapa hari ini, Tae Hyung membantu Joo Hyun dalam segala prosesi acara pemakaman sang nenek. Ia juga membantu dalam menyusun dan merapikan barang-barang pribadi sang Nenek.
Saat ini, mereka duduk di ruang tamu, mengisi kotak-kotak dengan kenangan masa lalu mendiang Nenek. Buku harian, foto-foto usang, dan benda-benda berharga lainnya. Tae Hyung dengan hati-hati mengambil selembar foto dari tumpukan, mengelap debu tipis yang menempel disana. Dia memperhatikan wajah-wajah yang terekam di foto itu. Ada sosok Nenek Bae dan Joo Hyun kecil yang tersenyum dengan ceria.
"Tae," ucap Joo Hyun dengan suara lembut. Tae Hyung melihat ke arah Joo Hyun, yang wajahnya masih dipenuhi kesedihan dari kepergian neneknya. "Halmeoni selalu bercerita tentangmu. Dia bilang aku harus memperlakukanmu dengan baik, karena kau akan selalu disisiku dalam kebaikan dan kesulitan."
