Penyesalan

339 47 12
                                    

ʕ•́ᴥ•̀ʔっ♡

Bertaubatlah kalian wahai silent reader. Enyahlah para ghost reader.


Sempatkan vote dan tinggalkan komentar kamu ya agar Author semangat!

Terima kasih untuk support kalian semua, dear!




│║▌║▌█║G A P ▌│║▌║▌

ⓢⓔⓐⓢⓞⓝ②






Suasana ruangan terasa hening, hanya diisi oleh bunyi mesin doppler fetal yang pelan. Joo Hyun duduk dengan kekhawatiran. Tae Hyung berdiri di sampingnya dengan senyuman yang menguatkan. Ia memegang tangan Joo Hyun erat.

Doppler fetal mulai bergerak di perut Joo Hyun, mencari detak jantung kecil yang sangat dinantikan. Detak jantung sang bayi yang berbunyi melalui monitor ultrasonografi akhirnya terdengar, pelan namun jelas, seperti melodi kehidupan yang baru dimulai. Mengisi hatinya dengan kehangatan. Tak elak air mata kebahagiaan yang Joo Hyun coba tahan pun mengalir melewati pipinya.

Joo Hyun begitu takjub dan bahagia. Sepanjang perjalanan pulang ia tak bisa berhenti mengalihkan pandangannya pada gambar ultrasound anaknya. Ia melihat dengan penuh kagum pada bentuk janinnya yang kecil. Mencoba membayangkan bagaimana anaknya akan tumbuh setiap hari. 

Joo Hyun menyentuh perutnya yang membulat dengan lembut, merasa guratan-guratan kehidupan yang tumbuh di dalamnya. Ia benar-benar akan menjadi seorang ibu. Hal itu membuat jantungnya menggebu.

Tae Hyung yang duduk dengan tenang di kursi pengemudi mobil, sejenak melirik ke arah Joo Hyun yang duduk di sebelahnya. Ia memperhatikan ekspresi cerah di wajah wanita itu. 

"Aku sudah mendaftar untuk kelas kehamilan," kata Tae Hyung dengan suara lembutnya yang menenangkan. Ia mengetahui bahwa Joo Hyun enggan untuk mendaftar karena ragu pergi sendirian. Sebab seharusnya ada suami yang menemani sang istri dalam momen-momen seperti itu. Pergi sendirian juga akan menimbulkan cibiran masyarakat yang masih menganggap ketidakpatutan wanita hamil tanpa memiliki seorang suami.

"Tae Hyung-ah" Joo Hyun terkejut mendengar kata-kata Tae Hyung. Matanya membulat dan ekspresinya mencerminkan campuran antara keterkejutan dan terharu. Ia tidak pernah menduga bahwa Tae Hyung akan melakukan sesuatu sebesar ini untuknya. 

"Aku akan menemanimu, Joo Hyun-ah. Kita akan melalui ini bersama-sama." Tae Hyung memutuskan untuk berada di sana untuk Joo Hyun, meskipun ia bukanlah suami Joo Hyun. Sampai kapanpun ia tidak akan bisa berbohong ataupun pura-pura. Ia mencintai wanita itu dan segala apapun yang ada padanya. Sekalipun Joo Hyun belum mampu menanggapi perasaanya dengan rasa yang sama. Tae Hyung tak peduli.

Joo Hyun menatap Tae Hyung yang sibuk melihat jalan di depan. Hati wanita itu penuh oleh rasa khawatir dan bersalah. Laki-laki itu selalu ada di sisinya, siap memberikan segalanya tanpa syarat. Hatinya pun terbagi antara terima kasih atas dukungan yang luar biasa dari Tae Hyung dan kesulitan dalam menghadapi perasaannya sendiri. Yakni rasa takut akan ketidakmampuannya untuk memberi cinta yang setara pada laki-laki itu. Hal ini membuat Joo Hyun terjebak dalam labirin emosi dalam kepalanya.

GAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang