Epilog

365 49 16
                                    

▌│█║▌║▌║ G̾A̾P̾ ║▌║▌║█│▌

𝚃𝚑𝚎𝚛𝚎 𝚒𝚜 𝚊 𝚐𝚊𝚙 𝚒𝚗 𝚕𝚘𝚟e

.

.




 ~ delapan tahun kemudian ~

.

.

.

.


Pesawat mendarat dan menapaki landasan pacu bandara. Gemuruh mesin pesawat yang memperlambat laju, bersama dengan gesekan roda pesawat yang bersentuhan dengan landasan pacu, menciptakan dentuman halus yang menggema di ruang kabin.

"Meskipun cuaca hari ini agak mendung, kami telah tiba dengan selamat di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan. Kami berterima kasih kepada Anda yang telah memilih penerbangan kami. Untuk keselamatan Anda, mohon tetap duduk dengan sabar hingga pesawat berhenti sepenuhnya dan lampu tanda pengaman telah dimatikan. Silakan periksa kembali tempat duduk Anda dan pastikan tidak ada barang bawaan yang tertinggal."

Para penumpang menyiapkan barang-barang mereka. Hingga tak lama kemudian pintu terbuka diiringi para penumpang yang dengan ceria menyambut udara segar. Para pramugari dan pramugara dengan suara lembut memberikan instruksi dan sapaan hangat.

"Terima kasih atas kunjungan Anda dan selamat menikmati waktu Anda. Kami berharap Anda memiliki pengalaman yang menyenangkan di sini."

Laki-laki dengan perawakan gagah oleh jas abu-abunya itu melangkah mantap keluar dari pesawat. Udara Korea Selatan yang sudah lama tak ia cium menerpa hidungnya. Udara yang benar-benar berbeda dengan di Amerika.

Ia pun menuju pintu kedatangan di Bandara Internasional Incheon. Derap langkah kaki nya bergema di lantai bandara yang bersih. Cahaya lampu yang terang dan bersih menyinari area kedatangan. Desain arsitektur yang futuristik dengan sentuhan seni tradisional Korea menghiasi tiap sudut. Hati laki-laki itu pun penuh dengan campuran rasa haru, kegembiraan, dan nostalgia.

Bibirnya melengkung kecil saat melihat di sekitarnya, terdengar berbagai percakapan dalam berbagai bahasa, senyum gembira, dan pelukan hangat dari keluarga dan teman yang bersatu kembali setelah waktu yang lama. Ah, ia benar-benar sudah menginjakkan kaki ke Negaranya.

"Welcome back, Mr. Jung Kook," ucap seorang pria muda yang berpakaian rapi menyambutnya di pintu kedatangan bandara. Kim Dong Han, sekretarisnya serta rekan arsitek di perusahaan mereka, tersenyum menyambut. Ia meraih koper Jung Kook dan membantu membawanya. "Apakah kita lanjutkan ke mobil?"

Jung Kook pun mengangguk mengapresiasi kerja keras sekretarisnya. "Thank you. Let's go," jawabnya singkat, dan mereka berdua melanjutkan perjalanan ke mobil yang sudah menunggu.

Jung Kook, sekarang telah menjadi seorang pria dewasa yang matang dan berpengalaman. Dengan usianya yang menginjak tiga puluh tahun, dia telah menemukan kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupannya.

Dia memancarkan aura profesionalisme dengan jasnya nampak mewah elegan. Potongan rambut pendek yang bersih dan rapi. Wajahnya pun lebih terlihat tegas meski mata cerahnya masih sama seperti dulu.

GAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang