Bel berbunyi, menandakan waktu istirahat kedua untuk hari ini. Avalie keluar dari kelasnya, berniat untuk mengisi perut kosongnya yang membuat cacing didalamnya demo karena kelaparan.
"Avalie!!!" Pekik Nita -teman satu organisasinya yang sedang memegang event pensi besar sekolahnya yang bernama FERSKETA.
FERSKETA ini merupakan event pensi FERSATRA yang selalu diadakan di tahun genap, ajang pensi berkedok gengsi ini selalu mengundang artis-artis ternama di Indonesia, tahun ini FERSKETA mengundang Tulus, band Hindia, dan juga Fiersa Besari sebagai guess star di acara pensi tahun ini.
Sangat besar bukan? Dibalik kemegahan acara itu, panitia yang berjumlah lebih dari 600+ siswa berpartisipasi dalam hal 'dana', iurannya itu tidak kecil, sebesar Rp1.350.000/orang dari jumlah 600+ panitia dalam acara itu, memang biaya ini di cicil perbulannya, tetapi jangka waktunya hanya 5 bulan saja.
Mungkin kalian ingat, teman-teman avalie yang selalu bawa mercy, HRV, dan mobil mewah lainnya sebagai kendaraan untuk pergi ke sekolah. Mereka pasti memiliki uang jajan yang sangat cukup untuk membayar iuran yang tidak seberapa itu menurut mereka.
Tapi avalie? Hidupnya tidak se beruntung temannya yang lain, ia bahkan tidak sanggup untuk membayar setengahnya, ia baru membayar sekitar 300rb untuk iuran panitia, acara ini tinggal di hitung hari, tetapi ia belum melunasi iuran panitia.
Disinilah Nita berdiri, mengingatkan Avalie untuk segera membayar iurannya yang masih jauh dari kata lunas.
"Lo mau bayar kapan? Event kita ini tinggal 3 hari lagi lohh, tolong lah kerjasamanya."
"E-eh iya gue lupa hehehe gue tf sekarang yaaa, bisa kan?"
Untung saja ada uang yang diberikan oleh Vargas, walaupun jumlahnya tidak menutupi, setidaknya ia bisa memberikan jaminan kepada Nita.
"Gue cuma ada 800, gue bayar segitu dulu gapapa yaaa? Nita kan baikk" Ucap Avalie sambil menunjukkan saldo rekeningnya yang memang hanya ada 800rb.
"Duh gimana sih, di kasih waktu 5 bulan loh buat iuran, masa ga lunas juga?"
"I-ini udah gue tf kokk 800, sisanya 200 lagi kan? Gue bayar secepat mungkin dehh... pasti!!!" Avalie mengucapkan kalimat itu dengan mantap dan sangatt meyakinkan.
"Yaudah, event kita ini besar, kita ngundang orang-orang yang bisa bikin nama event kita ini terkenal, Lo harusnya bangga dong, ikut berkontribusi, jangan mau ambil enaknya aja, pokoknya sisa 200 itu kalo nggak lunas, id card lo gue ambil, lo gabisa masuk venue di acara kita nanti. Paham?"
Avalie tersenyum, dan mengangguk dengan cepat "okkayyy" jawabnya dengan ceria. Ia tidak mau terlihat sedih karena saat ini ia tidak punya sepeser uang pun.
Nita berbalik meninggalkan Avalie sendiri, Avalie yang tadinya ingin pergi ke kantin saat ini mengurungkan niatnya, ia lebih memilih untuk menuju ke taman belakang saat ini, ia butuh sekali ketenangan untuk dirinya.
Avalie yang terlihat ceria dan selalu menyenangkan kini terlihat sangat berbeda, tatapannya kosong seperti tak bernyawa, pikirannya hanya 1 'bagaimana cara ia mendapatkan uang'
Avalie tidak tau lagi, bagaimana ia bisa menutupi semua iuran panitia itu, sedangkan sebentar lagi juga ia butuh lebih banyak uang untuk membeli baju di acara foto Buku Tahunan Sekolah.
"Uang BTS aja gue blm lunas, baru bayar sekali, masih sisa 390 lagi, tiba-tiba di tagih iuran panitia.. hahaha miris banget"
"Gue capek, muak"
Avalie mengadakan kepala nya, berusaha menahan bendungan air mata yang sudah tak tahan akan keluar menerobos kelopak matanya.
"Tuhan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
AVALIE
Teen FictionAvalie, gadis berusia 18 tahun yang penuh dengan antusiasme nya terhadap pergaulan. OSIS? Paskibra? tentu saja, dia mengikuti semua rangkaian kegiatan itu di sekolahnya. Perempuan yang begitu ceria dan gemar memperluas relasinya. Social Butterfly, i...