chapter 7

443 90 9
                                    










Chaeyoung dengan santai mengayuh pedal sepedanya menyusuri jalan. Ia sesekali bernyanyi dan tersenyum ketika berpapasan dengan pejalan kaki. Namun tak lama kemudian ia menghentikan laju sepedanya ketika netranya menatap seseorang yang tengah duduk sendirian pada taman kecil yang ada di sebrang jalan.








"Seulgi unnie?"



Gadis yang sedari tadi melamun itu pun menoleh mendengar seseorang memanggil namanya. Ia menghela napas samar,perasaannya tidak enak.

Chaeyoung melihat kearah Jo yang ia parkir di tepi jalan sebelum ia duduk disamping Seulgi.

"Unnie ngapain sendirian di sini? Oh aku tahu,Unnie lagi nyoba jadi Introvert ya?"


'Lagi ngehindarin masalah,eh masalahnya malah dateng' batin gadis itu.

"Gak,Chaeng. Lagi nyari angin aja!"balas Seulgi.

Chaeyoung mengangguk-angguk sembari mengayun-ayunkan kakinya yang tak sampai. "Cari masalah yuk,Unnie!"


Seulgi menengadah ke langit,capek.

"Gak seru tau Unnie kalau hidup kita aman dan damai"celetuk Chaeyoung yang membuat Seulgi memijit keningnya.

"Astaga Chaeng sekarang ini Unnie lagi pusing mikirin kafe yang sepi pengunjung" ucap Seulgi sedikit frustasi.

"Pendapatan setiap bulannya juga rendah"lanjut Seulgi. Ia bingung,apa yang harus ia lakukan agar kafenya ramai lagi seperti dulu.



Chaeyoung terdiam sejenak,kemudian kembali bersuara. "Unnie,aku punya tabungan 1 M." ujarnya yang membuat Seulgi reflek menoleh ke arahnya.

Chaeyoung membalas tatapan itu."aku juga punya tanah berhektar-hektar"

Seulgi menatap lekat bocah itu,apa semua yang Chaeyoung katakan itu benar? Apa semua itu warisan dari orang tua Chaeyoung?

Menyadari tatapan Seulgi,Chaeyoung kembali membuka suara. "Kenapa Unnie? Iri ya?"


"Makanya MENGHAYAL!" lanjut chaeyoung mengalihkan pandangannya ke langit.

Sedangkan Seulgi memejamkan matanya serta menggigit bibir bawahnya,menahan umpatan yang ingin keluar.









"Unnie,semuanya akan baik-baik saja,percayalah. Serahkan saja pada Tuhan"

"Emmm kau benar"


"Nah sekarang Unnie senyum lah! Gak capek apa mukanya di tekuk terus" ucap Chaeyoung yang kini berdiri di depan gadis itu.

Sontak perkataan Chaeyoung itu membuat Seulgi tersenyum yang menular juga ke Chaeyoung.


"Nak kan enak,makin keliatan jelek nya" setelah mengucapkan itu,Chaeyoung berlari karena melihat Seulgi menunduk melepas swallow yang dipakainya.



Bughhh





"Huwaaaaa...Unnieeeeee!!!"




Sekarang giliran Seulgi yang tertawa melihat Chaeyoung terpeleset dan terjatuh di genangan air yang membuat seluruh tubuhnya basah.




***


Untuk pertama kalinya kepala sekolah melihat Chaeyoung tertunduk takut di depannya. Anak itu bahkan tidak berani bergerak.



'Habislah aku' batin Chaeyoung pasrah.




Kini kepala sekolah kembali terfokus pada ibu panti,wali Chaeyoung yang kini duduk didepannya duduk berdampingan dengan Chaeyoung.

"Begini Bu,sebenarnya Chaeyoung ini anak yang pintar dan dia juga mudah mengerti tentang pelajaran" ungkap pak kepala sekolah. Senyum pria itu tak pernah luntuk sejak kedatangan ibu panti.


"Hellehhh modus banget nih perut buncit" gumam Chaeyoung yang menangkap gelagat aneh si kepala sekolah.

Ibu panti melirik kearahnya yang membuat anak itu kembali menunduk.



"Tapi Bu,Chaeyoung selalu bertingkah buruk di sekolah. Dan membuat guru-guru tidak betah mengajar dikelasnya" jelasnya.



Chaeyoung semakin menunduk,bahkan kepalanya hampir menyentuh lututnya.

Ibu panti menghela napas panjang,lalu ia menautkan jemarinya di atas meja.


"Bapak manggil saya kemari karena itu?"


Pria itu mengangguk,senyumnya belum juga luntur.



"Begini ya pak,Chaeyoung juga selalu bertingkah buruk di rumah. Tapi apa pernah,saya manggil bapak ke rumah"









"Wowww" gumam Chaeyoung tak sadar.
















*****

Little Chipmunk 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang