Satu - Siapa Mereka?

169 72 267
                                    

~Happy Reading~

***

Hamparan hijau membentang dari segala penjuru arah, tumpukan tanah dengan bentuk persegi panjang dibaluti oleh rumput yang tertata rapi. Begitu banyak nama yang tercetak jelas pada sebuah nisan dari batu berwarna hitam sebagai tanda bahwasanya seseorang dengan nama itu pernah ada dialam semesta ini dan meninggalkan banyak kenangannya, sebelum raganya terkubur habis tanpa bisa dilihat lagi oleh mata.

Hari ini, disore hari yang sudah gelap karna hujan yang sudah turun sedari tadi, menjadi sore yang teramat pilu bagi seseorang yang sedang kehilangan. Di salah satu sudut hamparan yang hijau itu, masih dipenuhi segerombolan orang berpakaian serba hitam, tak lupa dengan payung hitam yang juga mereka pegang masing-masingnya. Seseorang baru saja berpulang. Dan sedikit kejadian tragisnya tadi, dalam kondisi hujan itu tukang gali kubur sedikit kewalahan karna harus menggali sambil menguras air yang kian mengisi liang kubur itu. Untung saja tidak memakan waktu yang terlalu lama. Meski tanah liang itu masih lembek dan basah, almarhum tetap bisa dipulangkan dengan semestinya.

Usai do'a bersama, satu per satu orang mulai meninggalkan pemakaman hingga hanya tersisa beberapa orang saja. Tentunya mereka adalah keluarga almarhum.

Seorang gadis berparas cantik yang sedang duduk disamping batu nisan itu masih berada jauh dalam lamunannya, tidak ada ekspresi yang jelas pada wajahnya, ia bahkan tidak menangis sesegukan seperti kebanyakan orang yang ditinggalkan keluarganya. Wajah nan pucat itu hanya terus menatap batu nisan dengan dalam, seakan sedang mengulang mengeja seratus kali lagi nama 'Arthur' yang tertulis jelas pada nisan tersebut. Ayahnya yang biasanya sibuk pergi bisnis keluar kota, sudah benar-benar pergi sekarang, tanpa kembali lagi.
Sesekali matanya melirik kesamping, tepat disebelah kanan makam ayahnya. Makam lama yang sudah sedikit tampak usang dengan nama 'Elizaski' itu kini menyita perhatiannya. Tangannya terulur dan mengusap pelan nisan tersebut tepat pada pahatan namanya.

"Ma.." panggilnya pelan, dan sangat lirih, sarat akan rasa sakit yang begitu rapi ia telan sendiri. Air mata akhirnya jatuh dari pelupuk matanya dengan deras, namun tetap tidak ada suara isakan sedikitpun, air mata itu hanya terus jatuh seakan tampungannya sudah penuh dan tak bisa lagi tertahan.

"Papa juga pergi Ma.. lalu Zoe sama siapa lagi?" tanyanya dengan suara yang mulai bergetar.

"Kenapa Papa sama Mama nggak bawa Zoe pergi juga? Kenapa Ma, Pa? Kenapa harus ninggalin Zoe sendirian?" lanjutnya dengan air mata yang semakin deras berjatuhan diatas gundukan tanah yang masih baru dan basah itu.

Ya, Elizaski, wanita hebat yang sudah melahirkan gadis cantik itu. Ia sudah berpulang sejak Zoe masih sangat kecil, dan sekarang ayahnya juga. Kini kedua orang tuanya sudah meninggalkannya seorang diri. Benar-benar sendiri.

Baru saja kalimat itu keluar dari mulut Zoe, seorang pemuda yang awalnya berdiri dibelakang Zoe langsung ikut berjongkok disamping Zoe dan merangkul lembut pundak Zoe sambil memberi usapan pelan disana.

"Jangan ngomong gitu Zoe, lo nggak sendirian. Ada gue, dan ada kita semua disini buat lo," ucap Ben pelan, yang mungkin terdengar hanya diantara mereka berdua.

Tidak ada reaksi apapun dari Zoe, ia bahkan tidak memalingkan wajahnya dari kedua makam dihadapannya itu. Entah ia mendengar ucapan Ben atau tidak, yang jelas saat ini hatinya seperti sudah mati, bersama kepergian kedua orang tuanya.

"Hiks.. Hikkss.. Hikss.."

Isakan tangis yang sedikit keras berasal dari salah seorang gadis cantik lainnya yang masih setia berdiri didepan makam itu.

"Ehh Cher, kok malah jadi lo sih yang nangis sesegukan? Zoe yang bapaknya meninggal aja nggak nangis tuh gue lihat," ucap Rian dengan gamblangnya.

"Hati lo mah udah mati Yan, nggak bisa apa lo rasain sakitnya jadi Zoe? Hum? Mama sama Ayahnya udah nggak ada Yan.. Dia sendirian Hiks.." balas Cherry sedikit berbisik, takut-takut kalau Zoe mendengar dan menjadi semakin sedih.

Selesaikan atau Mati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang