Menatap pemandangan Grand duchy yang tenang. Matanya tak bosan sama sekali untuk melihat pemandangan itu. Tangan nya yang sedang memainkan sebuah kue pun langsung di tegur oleh pelayan pribadi nya. Namun tak lama setelah ia di tegur,terdengar sebuah teriakan kencang dari luar kamarnya.
Brak!
"Wonu!! Ayo bermain!!!"
Wonwoo mengalihkan pandangan nya. Ia menatap teman 'baru' nya itu.
"Tidak bisakah kamu mengecilkan suaramu?"
Teman nya terkekeh. Ia menghampiri Wonwoo dan mengambil kue yang ada di tangan nya. Mengetuk meja dua kali,Wonwoo kemudian melirik pelayan pribadi nya.
"Bisakah kau tinggalkan kami berdua?" Pelayan itu mengangguk dan pergi dari sana.
Setelah pintu tertutup. Ia kembali menatap Wonwoo. Wonwoo sendiri tengah meminum teh nya.
"Ada apa?"
"Bukan kah aku sudah bilang jika aku ingin bermain dengan mu?"
"Tak usah berbohong Hao."
Minghao terkekeh kembali.
"Baiklah-baiklah. Aku ke sini karna ingin mendiskusikan rencana kita yang baru."
"Sudah ada surat darinya?"
Minghao mengangguk kecil.
"Tapi aku menyembunyikan surat itu dari ayahku."
Wonwoo mengangguk sembari melanjutkan memakan kuenya.
"Dan untungnya kepala pelayan tak menyadari itu."
"Sepertinya kita harus bergerak sekarang."
"Eum,kau benar- kau mau kemana?"
Tanpa menjawab pertanyaan Minghao. Wonwoo mengambil sebuah kertas dan sebuah pena. Ia meletakkan dua benda itu di atas meja dan kembali mencari barang lain nya.
"Kau sedang mencari apa sih???" Tanya Minghao yang sudah bosan melihat Wonwoo yang sedari tadi mencari sesuatu.
"Aku sedang mencari kalung ku yang memiliki mana."
"Kalung? Mana? Memangnya itu untuk apa?"
"Diam saja."
Minghao kemudian diam dan menunggu Wonwoo yang terus mencari kalung nya. Hingga setelah lima menit,ia pun menemukan nya. Kembali duduk di depan Minghao. Wonwoo kemudian menggambar sebuah lingkaran sihir dan langsung menulis sebuah surat. Saat sudah selesai menulis surat dan menggulung nya,Surat itu langsung hilang.
"Kemana surat itu pergi?!?" Minghao meninggikan suaranya.
"Kecilkan suara mu. Surat itu pergi ke sebuah tempat pencari informasi yang nantinya akan terkenal." Minghao mengangguk.
"Jadi... Sekarang bagaimana rencana kita?"
"Tunggu saat kita mendapatkan balasan."
"Baiklah."
Wonwoo menatap kereta kuda yang baru saja masuk ke dalam Grand Duchy. Ia meletakkan teh nya dan berdiri.
"Sudah saatnya kelas piano ku di mulai. Jika kau masih ingin di sini,maka pergi saja ke taman ataupun tempat lain nya."
"Aku di kamar mu saja."
"Terserah."
Wonwoo menutup pintu kamarnya. Ia melirik para penjaga di depan kamarnya.
"Jaga Minghao sampai aku kembali. Jika ia terluka,maka siap-siaplah angkat kaki dari sini." Wonwoo berkata dengan suara dingin nya.
"B-baik! Akan kami jaga Tuan Muda Marquess Minghao!!" Balas salah satu penjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION:LET'S SURVIVE
FanfictionHiatus dulu ya. [VOTEMENT JUSEYO] Wonwoo tak menyangka bahwa ia akan bertransmigrasi ke dalam novel yang pernah ia baca dengan Minghao,Sahabatnya. Dan yang paling tak terduga dari itu ialah,ia tak bertransmigrasi ke dalam novel itu sendiri. Karena...