Satu malam sudah mereka lewati di penginapan itu. Kini saat nya Jihoon bergerak untuk mencari di mana letak pasti nya Saintess itu berada. Wonwoo juga tengah pergi untuk mencari sesuatu ke pasar yang tak jauh dari penginapan itu, sehingga hanya ada Minghao dan Chan yang masih diam di penginapan.
Minghao yang merasa bosan mengajak Chan untuk minum teh bersama di dalam penginapan sembari melihat keluar jendela yang menampakkan pemandangan pasar yang sedang Wonwoo kunjungi. Dan pasti nya Chan akan menerima ajakan itu daripada mati kebosanan.
Meminum teh nya dengan terlihat anggun dan tenang, mata nya melirik tajam ke arah Chan.
"Jadi.. Apa yang membuat mu ikut dalam perjalanan ini tuan muda Chan?" Tanya Minghao sembari meletakkan cangkir teh nya.
Chan membalas tatapan tajam Minghao yang sedari tadi melirik nya. "Ntah lah, tapi aku yakin akan suatu hal. Bahwa aku harus ikut dan mengetahui apa yang kalian cari di tempat ini." Chan melirik sebentar ke arah luar jendela.
"Hm... Seperti nya kau adalah orang yang tinggi akan rasa penasaran ya.." Ini bukan sebuah pujian, melainkan sebuah pernyataan yang tegas bagi Chan.
"Itu benar, bukan kah bagus?" Minghao tersenyum.
Ia mendekat kan badan dan berbisik pada telinga Chan. "Sebaiknya jangan terlalu ikut campur dalam urusan ku dan Wonwoo, karna jika semakin dalam kau ikut campur, maka semakin berbahaya juga hal yang akan menanti Wonwoo nanti."
Chan tertegun begitu mendengar bisikan Minghao yang terdengar dingin.
"Bukan kah kau tidak ingin sesuatu yang berbahaya terjadi pada Wonwoo?" Minghao menatap nya kembali dengan tatapan tajam itu.
Dengan pelan ia mengangguk menyetujui ucapan Minghao.
"Maka sebaiknya diam saja dan turuti semua apa yang ia perintah kan dari mulut nya." Final Minghao sembari kembali meminum teh nya.
Chan terdiam, namun tak ayal ia akan menuruti perkataan Minghao.
Tak lama dari itu, pintu kamar di buka dan munculah Wonwoo yang membawa kantung kecil dan juga seorang anak kecil. Tunggu-- ANAK KECIL??!!
Mereka berdua bangun dari duduk nya dan menghampiri Wonwoo.
"Siapa anak ini nu?" Tanya Minghao.
"Aku menemukan nya di jalan pulang tadi." Jawab Wonwoo sekena nya.
Merasa tak puas dengan jawaban Wonwoo, Minghao menatap anak kecil itu. Ia juga melirik ke arah Chan yang terus melihat ke arah anak kecil itu karna terus mengikuti Wonwoo dan juga menuruti semua perkataan Wonwoo. Minghao juga melihat kepalan tangan Chan yang erat hingga membuka ujung jari-jari nya menjadi merah.
Wonwoo mengabaikan mereka berdua yang terus melihat nya dan anak kecil itu.
Wonwoo duduk di kursi sebelah tempat Minghao duduk. Tangan nya terangkat dan memberikan gestur kepada anak itu untuk mendekat ke arah nya.
Anak itu menurut tanpa bicara sedikit pun. Ia menatap kagum wajah Wonwoo yang terlihat begitu cantik sekaligus tampan. Memiringkan kepala nya tanda bertanya, Wonwoo tersenyum tipis.
"Liontin." Anak itu terdiam.
Seperti tau apa yang anak itu pikirkan, Wonwoo kembali berucap "Liontin itu-" Ia menunjuk sebuah liontin yang ada di leher anak kecil itu.
"-biarkan aku melihatnya, bukan kah aku sudah menyelamatkan hidup mu?" Ujar Wonwoo.
Anak itu kembali terdiam untuk memikirkan ucapan Wonwoo, memang benar bahwa pria itu telah menyelamatkan hidup nya dari para gangguan preman pasar tadi. Tapi ia juga enggan memberikan liontin yang ia pakai, mengingat bahwa liontin inilah satu-satu barang peninggalan ibu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION:LET'S SURVIVE
FanfictionHiatus dulu ya. [VOTEMENT JUSEYO] Wonwoo tak menyangka bahwa ia akan bertransmigrasi ke dalam novel yang pernah ia baca dengan Minghao,Sahabatnya. Dan yang paling tak terduga dari itu ialah,ia tak bertransmigrasi ke dalam novel itu sendiri. Karena...