Jungkook tak tahu mana yang lebih lucu, fakta bahwa ia akan berjalan ke pelaminan untuk menikah dengan pria seperti dirinya, padahal ia jelas-jelas seorang pria normal, atau fakta bahwa melihat dirinya di cermin, ia sangat mirip dengan noona-nya dan itu gila!
"Kau terlihat lebih cantik!"
Dia mendengar Jisoo berkata.
Tatonya sudah tertutupi dan disembunyikan oleh lapisan demi lapisan alas bedak tahan air, rambutnya terlihat lebih panjang karena ekstension rambut yang terpasang dengan kuat di tempatnya. Dia mungkin akan memanjangkan rambutnya setelah kegilaan ini.
Ini semua terlalu berat baginya untuk ditangani, Dia merasa panas dan sesak di dalam, pertanyaan yang tersisa di ujung lidahnya tetap ada, kenapa dia setuju untuk melakukan ini sejak awal.
**********
Lorong itu lebih panjang dari landasan pacu, sial Kim Seokjin. Dia pasti meminta dibuat seperti itu agar dia bisa berdiri tegak. Dekorasi di sekitar altar yang dibuat dengan tangan benar-benar menakjubkan, begitu juga dengan— Jin.
Ugh! Jangan lagi.
Pria itu tampak seperti pangeran dari kartun Disney, terkadang dia membenci betapa sempurnanya matanya memandangnya meskipun dia selalu berusaha mengingatkan dirinya sendiri bahwa pria itu hanyalah sampah yang memiliki hak istimewa.
Di tengah pertarungan batinnya dengan dirinya sendiri, ia juga melihat seorang pria yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Seokjin, namun pria itu terlihat sama tampannya berdiri di sampingnya.
Pasti salah satu teman modelnya. Pikirnya.
Musik dimulai, mengagetkannya karena sudah waktunya bagi pengantin wanita untuk masuk, Jungkook merasa sangat konyol dengan gaun itu, ia menoleh ke samping dan melihat Jisoo yang merupakan pendamping pengantin wanita tersenyum padanya dengan meyakinkan.
Dia ingin menampar senyum itu dari wajahnya.
Jungkook entah bagaimana terengah-engah, menarik dan menghembuskan napas untuk menenangkan hatinya yang berkecamuk, ia tiba-tiba merasa kecil di tengah-tengah ribuan mata yang menatapnya, bahkan otot-ototnya pun tiba-tiba seperti menghilang di bawah pengawasan yang begitu ketat.
"Kita sambut pengantinnya!" Dia mendengar pendeta mengumumkan.
Jemaat berdiri, semuanya, termasuk eommanya dan Lisa yang terlihat sedang mengetik di ponselnya - bagaimana jika Lisa mencoba menghubunginya?
Kaki Jungkook menempel di tanah, dia hampir tak bisa bergerak. Dia akan menikah dengan seorang pria di hadapan kekasihnya? Apa yang bisa mengalahkan itu.
"Kenapa kau tak bergerak? Semua orang mulai menatap," bisik Jisoo pelan di telinganya
Jemari Jungkook mencengkeram buket bunga di dadanya dengan erat hingga ia berkeringat, haruskah ia lari saja?
**********
Dan begitu saja ia telah tiba di salah satu penthouse mewah milik Kim Seokjin.
Dia sudah menikah! Aneh.
Dia telah membuang gaun pengantinnya dan memilih gaun makan malam yang lebih nyaman yang dipilihkan Jisoo untuk resepsi. Berbicara tentang resepsi, dia harus berpura-pura sakit kepala sebagai alasan untuk keluar dari sana. Apa yang dia harapkan untuk dilakukan? Dia tak mungkin berdansa dengan Kim Seokjin. Bahkan dia harus berterima kasih pada pendeta yang melewatkan ciuman pertama di depan jemaat. Dia bertanya-tanya ide siapa yang menghilangkannya, pasti eommanya atau Jisoo, pasti salah satu dari mereka.
Jisoo terus menerus memikirkan bagaimana Jungkook bisa bertahan hidup selama beberapa hari sampai Hyewon kembali, dan sebagian besar ide yang berulang di kepalanya pada akhirnya membuatnya sakit kepala.
Hebat sekali!
Jungkook mendorong pintu kamarnya hingga terbuka dan rahangnya ternganga. Seberapa kaya sih si Kim Seokjin ini?
Koper-kopernya sudah berada di tengah ruangan, tempat tidur berukuran besar yang tak seperti tempat yang pernah ia tiduri sejak ia lahir, dekorasi interiornya sungguh luar biasa dan tak ada duanya. Dia memiliki lemari pakaian yang menempel di sayap kiri kamar yang memiliki ukuran sama besarnya dengan kamar tidur itu sendiri, TV plasma melengkung yang tergantung di dinding akan luar biasa untuk bermain game, pikirnya dalam hati.
Balkon kamarnya menghadap ke taman yang sangat indah, pemandangan yang akan ia lihat setiap kali ia membuka mata di pagi hari. Dia juga disediakan meja baca dan sebuah komputer canggih.
"Woah! Ini gila!" Dia berseru dan dengan cepat menampar tangannya ke mulutnya.
Dia menghela napas, sejauh ini tempat ini sudah terasa seperti surga dan dia menyukainya. Seberapa burukkah tempat ini hanya untuk beberapa hari saja? Dia hanya perlu menikmati semua ini selagi masih ada.
Dia jatuh tertelungkup di tempat tidur dan bangkit kembali.
"Lembut sekali" gumamnya sebelum berguling-guling dan menendang-nendang kakinya ke udara dengan penuh semangat.
"Noona tak perlu terus menyalahkan dirinya sendiri untuk apa pun itu. Aku sudah memaafkannya. Karena membuatku menikmati kemewahan seperti itu hanya untuk beberapa hari, dia benar-benar yang terbaik"
Jungkook tersenyum pada dirinya sendiri sambil berdiri dan mulai membongkar tasnya yang sangat banyak, membuatnya bertanya-tanya apa saja yang dimasukkan Jisoo ke dalamnya. Jisoo telah memisahkan semuanya dengan jelas, produk makeup dan body lotion dipisahkan ke dalam tas yang berbeda, begitu juga dengan pakaian normalnya yang dapat ia kenakan di balik pintu tertutup ini dan gaun jelek yang dapat ia kenakan saat ia keluar.
Namun ada satu hal yang kurang, di mana celana pendek dan celana boxernya?
Matanya tertuju pada sebuah kotak kecil berwarna merah muda di belakang koper yang lebih besar di lantai, dan dia langsung merasa ngeri.
"Kenapa dia mengemas barang-barangku dengan ini? Ini terlihat sangat feminin"
Dia meletakkan kotak itu di atas tempat tidur dan membukanya.
Apa?
Segera ia meraih ponselnya dan menghubungi Jisoo yang mengangkatnya pada dering pertama.
"Aku baru saja akan meneleponmu, apa kau sudah beradaptasi dengan baik? Dimana dia? Apa kau—?"
"Aku sudah beradaptasi dengan baik! Di mana celana pendekku? Kenapa aku punya banyak celana dalam dan lingerie di depanku sekarang?"
Jisoo menghela napas dari ujung telepon, "Sial, sepertinya aku melupakannya"
"Kau bercanda! Kau pasti bercanda, apa yang harus aku lakukan dengan ini?" Dia menunjuk ke kotak kecil di depannya, mengambil lingerie berenda merah yang tembus pandang, dia hampir menangis.
Dia menarik kembali perkataannya tadi, dia tak akan pernah memaafkan kakaknya, tidak akan pernah.
Sebuah ketukan datang dari luar pintu
"Kau baik-baik saja di dalam?"
Dia mendengar Kim Seokjin berkata dari luar kamar. Bagus sekali!
Uda chapter 5 nih 😁 Gimana guys??
Jangan lupa vote & komen yaaa 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
She's The Man | Jinkook ✔️
FanfictionJeon Hyewon, entah bagaimana berhasil meyakinkan adik laki-lakinya yang sangat mirip dengannya untuk menggantikan posisinya menikahi tunangannya selama beberapa hari. Bagaimana selanjutnya? Buku ini terjemahan dari buku berjudul sama karya @leahs_ar...