Jungkook terbangun tiba-tiba karena suara ponselnya yang terus menerus berbunyi, ia berguling-guling di tempat tidur dengan hanya mengenakan boxer dan kaus oblong, untungnya ia sudah mengunci pintunya dengan benar. Kamarnya mungkin menjadi satu-satunya tempat yang aman di mana dia bisa menjadi dirinya yang sebenarnya untuk sementara waktu.
Berguling ke sisinya, ia meraih ponselnya dan menempelkannya ke telinganya tanpa peduli siapa peneleponnya
"Jungkook?" Suara yang tidak asing terdengar dari ujung telepon.
Dia memaksa matanya terbuka dengan segera duduk berlutut di tengah tempat tidur
"L-lisa?" Dia hampir tergagap.
Dia menghela napas "apa yang terjadi padamu? Aku berusaha menghubungimu entah sudah berapa lama, di mana kau?"
Jungkook menelan ludah, ia bahkan tidak menyadari bahwa kondisi gugupnya saat ini telah menyebabkan seperti ada benjolan di tenggorokannya. Ia mengusap telapak tangannya yang berkeringat ke wajahnya.
"Kook?" Dia berkata lagi.
"Ah ya sayang, ini aku," dia mencoba untuk terdengar senormal mungkin.
"Ada apa? Kau baik-baik saja, kenapa suaramu terdengar seperti ini dan kau ada di mana?"
"Sayang aku baik-baik saja, tentang suaraku yang pelan karena aku hanya sedikit lelah saja"
"Jadi, dimana kau?"
Di rumah suamiku, yang kebetulan bernama Kim Seokjin.
Betapa gilanya dia jika dia mengatakannya dengan lantang, "Umm sebenarnya sayang, aku baik-baik saja dan hanya itu yang penting."
"Sial... Tidak Kook!" Lisa membalas, "Apa kau bercanda? Aku tak dapat menemukanmu di pernikahan kakakmu dan sekarang aku akhirnya bisa menghubungimu lalu kau terdengar seperti diculik atau semacamnya dan sekarang kau bahkan tak mau memberitahuku di mana kau berada? Jangan beri aku omong kosong bahwa itu semua yang penting! Di mana kau? Aku ingin kau kembali ke asrama sekarang juga! Jangan membuatku datang mencarimu, Jun—"
"Hyewon?"
Jungkook menjatuhkan ponselnya seketika saat mendengar suara dari sisi lain pintu yang terkunci, untungnya ponselnya ada di atas tempat tidur. Matanya menjelajahi seluruh tubuhnya. Dia tidak berpakaian semestinya, tatonya terlihat jelas dan dia bahkan tak memakai ekstension rambutnya. Sialan Kim Seokjin! Kenapa waktunya selalu salah?
Ketukan itu terdengar lagi, "Hyewon, apa kau di dalam?"
Mungkin kalau diam dia akan pergi begitu saja.
"Kookie kau di sana?" Dia bisa mendengar suara Lisa dari ponselnya.
"Oh ya sayang aku di sini" bisiknya.
"Sayang?" Seokjin berkata dari luar pintu, terdengar seperti kebingungan. Tanpa melihat pun, Jungkook entah bagaimana yakin alis Seokjin bertaut selama beberapa detik dengan cemberut.
Mata Jungkook membelalak.
"Tidak, tidak, bukan kau! Aku tidak sedang berbicara denganmu," Jungkook segera berkata dengan terburu-buru yang ditujukan pada pria di luar pintu.
"Lalu dengan siapa kau bicara?"
"Aku sedang bertelepon, aku akan segera keluar," katanya lagi pada Seokjin sebelum melompat dari tempat tidur dengan tergesa-gesa.
Jungkook berlari ke kamar mandi dan membisikkan permintaan maaf dengan cepat pada Lisa yang sangat marah dan berjanji akan meneleponnya kembali. Dia menggeledah tas yang disiapkan Jisoo untuknya dan mengenakan sepasang baju panjang, tidak punya waktu untuk menyembunyikan tatonya, dia hanya memilih kaus lengan panjang dan penutup kepala. Tuhan tahu dia tak akan mulai menyematkan ekstension rambutnya, tidak mungkin! Itu terlalu memakan waktu.
Sambil memandangi dirinya sendiri di cermin besar, ia menghirup udara dan menghembuskannya untuk menenangkan saraf-sarafnya yang berdenyut, sebelum perlahan-lahan berjalan ke arah pintu. Dia meraih kenop pintu dan menariknya hingga terbuka.
Hal pertama yang menyambutnya adalah aroma parfum Kim Seokjin, jenis parfum yang dia yakin harganya sangat mahal.
Mungkinkah pria itu lebih menawan lagi?
"Bagaimana malammu?" tanyanya, suaranya terdengar jelas.
Suara Seokjin membuat Jungkook gusar dan kembali ke dunia nyata saat ia mengangkat pandangannya untuk menatap pria itu. Bibirnya yang tipis bergetar.
"Uhm baik-baik saja kurasa?"
"Kau rasa?" Dia berkata sambil menatap lurus ke matanya seolah menunggu jawaban.
Lutut Jungkook bergetar tanpa sadar, pria di hadapannya memiliki aura yang begitu menuntut...
Dia mengalihkan pandangannya, "ya, baik sebenarnya. Kau sudah berpakaian untuk bekerja?" Nada bicaranya jauh lebih ringan dari sebelumnya.
Seokjin bersenandung dan menegakkan postur tubuhnya, membetulkan dasi merah marunnya "Hari ini hari kerja, aku tak ada jadwal syuting jadi aku pikir aku akan pulang lebih awal. Dalia akan ada di sini nanti, dia adalah wanita yang membantu di rumah dan juga memasak makanan," ia berhenti di tengah jalan dan menatapnya dengan rasa ingin tahu, "tapi itu hanya jika kau merasa nyaman dengan hal itu."
Jungkook melemparkan senyum kecil padanya, senyum yang ia kumpulkan keberanian untuk melakukannya.
"Tentu saja ya, aku lebih dari baik-baik saja dengan itu"
Dengan anggukan kecil, Seokjin membalas isyarat yang sama "Kalau begitu, sampai jumpa lagi nanti," dengan itu dia berbalik dan berjalan meninggalkan Jungkook.
"Tunggu!"
Seokjin berhenti "Ya?"
"Aku bertanya-tanya, bolehkah aku... bolehkah aku keluar nanti? Aku harus bertemu dengan seorang teman jika kau tidak keberatan"
Seokjin memiringkan kepalanya, dan rahangnya terlihat jelas. Dia menyeringai, "Kenapa kau harus meminta izin padaku untuk pergi keluar Hyewon? Tentu saja kau boleh. Bersenang-senanglah"
Segera setelah Seokjin menghilang dari pandangan, Jungkook berpegangan pada kusen pintu untuk menopang tubuhnya.
**********
"Kau pasti bercanda! Tolong beritahu aku kalau kau bercanda"Lisa langsung terdiam begitu Jungkook selesai menceritakan semua yang terjadi selama dan setelah pernikahan.
"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang? Melanjutkan sandiwara penuh tipu daya ini sampai noona-mu kembali?"
Jungkook mengusap-usap rambutnya sendiri dan mencengkeramnya karena frustasi, "Sejujurnya aku tidak tahu! Tapi kurasa ini bukan masalah besar, sayang, ini hanya sebentar, percayalah, dia pasti akan kembali pada akhir minggu ini."
"Dan bagaimana jika dia tak kembali?" Dia menimpali dengan tidak percaya.
Jungkook terdiam, dia sebenarnya tak pernah memikirkan hal itu. Bagaimana jika Hyewon membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali? Atau lebih buruk lagi, bagaimana jika dia bahkan tidak kembali? Ia bergidik membayangkannya saat rasa dingin menjalar di tulang punggungnya, ia menggelengkan kepalanya dengan kuat seolah-olah pikiran itu sudah memburunya.
"Tidak, tidak, tidak! Jangan katakan itu, dia pasti akan kembali, oke? Dengar, aku akan menelepon Jisoo noona hari ini dan meminta dia memastikan kapan kakakku akan kembali, oke?"
Lisa menatapnya sambil menyilangkan tangan di dadanya, "Bukankah kau baru saja mengatakan kalau dia juga tidak tahu?"
Jungkook menjatuhkan dirinya di tempat tidur saat air mata hampir saja jatuh dari matanya, apa yang harus ia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
She's The Man | Jinkook ✔️
FanfictionJeon Hyewon, entah bagaimana berhasil meyakinkan adik laki-lakinya yang sangat mirip dengannya untuk menggantikan posisinya menikahi tunangannya selama beberapa hari. Bagaimana selanjutnya? Buku ini terjemahan dari buku berjudul sama karya @leahs_ar...