Chapter 28

1.5K 126 27
                                    

Saat Seokjin membalas ciuman Jungkook dengan intensitas yang sama seperti saat ia dicium, Jungkook kehilangan semua indera nalarnya, membuat tubuhnya langsung lemas di bawah ciuman Seokjin.

Kulitnya terasa panas, panas yang tak tertahankan, pada awalnya ia mengira itu pasti karena panas yang memancar dari perapian, karena mereka sekarang berbaring di karpet bulu di sebelahnya. Namun pada kenyataannya, itu bukan, itu semua karena pengaruh Kim Seokjin.

Seokjin menarik diri dari ciuman itu, tertawa kecil saat menyadari bahwa anak laki-laki yang linglung itu masih mengejar bibirnya, masih dengan mata terpejam.

"Kau membuatku sangat sulit untuk mengendalikan diriku sendiri, Jeonguk" Seokjin memberi tahu, menatap Jungkook dengan penuh kekaguman.

Jungkook menelan ludah, menyapu lidahnya di atas bibir bawahnya, warna oranye yang berderak dari api, memancarkan cahaya yang luar biasa di wajah tampannya.

"Tolong jangan kendalikan dirimu Seokjin, aku yakin aku menginginkan ini" ia berseru, suaranya nyaris tak terdengar karena jantungnya yang berdegup kencang.

Jungkook menatap Seokjin, mengagumi semua yang ada pada diri pria itu, rupanya dengan berada sedekat ini dengan wajahnya membuat Seokjin terlihat lebih tampan dari sebelumnya, sampai-sampai terasa tidak nyata.

Seokjin menghembuskan napas, jari-jarinya mengusap lembut wajah anak laki-laki yang memanas itu, "Jeongukie, kau tahu kalau kita melewati batas ini, tak ada jalan untuk kembali, bukan? Apa kau benar-benar siap untuk itu?"

Tak ada jalan untuk kembali? Tentu saja dia tahu itu! Kenapa Seokjin berpikir aku akan kembali? Jungkook pasti tahu bahwa dia sudah melewati titik itu. Dia benar-benar berubah dari yang sebelumnya meninju seorang pria yang memberinya bunga di hari Valentine, menjadi seseorang yang membiarkan seorang pria dengan ereksi menonjol berada di atasnya.

Membiarkan lengannya melingkar malas di leher Seokjin, Jungkook menariknya sekali lagi untuk kembali berciuman, bahkan menyesap bibir bawah Seokjin sebelum akhirnya dia menarik diri. "Aku tahu, aku juga tidak berencana untuk kembali, jadi kumohon Seokjin"

***********

Jungkook menyandarkan tubuhnya sendiri ke dinding dengan perlahan, bibir lembut merasuki mulutnya dan tubuh yang tegap mengurungnya. Tangan Jungkook mencengkeram bahu Seokjin sambil mendesah, napasnya tersengal saat jari-jari tangan terjerat di rambutnya, menahan kepalanya di posisi yang tepat.

Itu adalah sebuah ciuman yang manis dan agak sembrono, yang tak cukup untuk memuaskan rasa lapar yang muncul di dalam dirinya.

Seokjin telah mengangkatnya dari lantai di ruang tamu dan membawanya ke kamar tidurnya, sehingga posisi mereka saat ini, punggungnya menempel di dinding, dan Seokjin menekannya lebih keras lagi, semakin merapatkan tubuhnya dengan Jungkook.

Jungkook tidak peduli, ia membiarkan tangannya turun ke bawah, dan Seokjin langsung melengkungkan tubuhnya ke dalam belaian itu. Seokjin yang tak ingin Jungkook merasa dibiarkan, menyelipkan tangannya sendiri ke bagian pinggang celana piyama Jungkook, sampai dia bisa meraih gumpalan pantat Jungkook. Menyadari betapa nyamannya tangannya bertumpu pada Jungkook, Seokjin mengerang dan mendorong pinggulnya ke depan.

Ya ampun! Jungkook merasa ingin mati saat itu juga, tentu saja bukan mati secara harfiah, tapi karena rasa senang yang berlebihan yang merasuk ke seluruh tubuhnya. Tak pernah dalam hidupnya, dia pernah berpikir seorang pria bisa membuatnya merasa liar dan lemas di lututnya. Tapi, dia salah sangka, benar-benar salah sangka. Karena ternyata dia tak pernah bertemu dengan seorang Kim Seokjin sebelumnya.

Mereka berjalan tanpa tujuan, hingga Seokjin menuntun mereka menuju tempat tidurnya yang berukuran besar, di mana ia jatuh tepat di atas Jungkook, dan punggungnya bersentuhan dengan seprai sutra yang lembut.

She's The Man | Jinkook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang