CH 8

351 49 4
                                    

Untuk sesaat, Doyoung meragukan telinganya. Entah apakah dia tidak bisa menyebutnya dengan benar atau sengaja menggodanya sampai memanggilnya 'master', Iijun yang berteriak keras langsung menuju ke arahnya.

Cepat-cepat, Doyoung mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak melihat.

"Master!"

Kemudian suara panggilan itu menjadi semakin keras. Iijun berlari ke arahnya sambil membawa nampan. Dia(DY) bisa melihat sup tauge di mangkuknya meluap melebihi permukaan air. Doyoung segera menenangkan Iijun.

"Aku mengerti jadi berjalan! Berjalanlah!"

Baru setelah itu Iijun yang mengerem kedua kakinya dan menurunkan kecepatan datang dengan wajah bahagia seperti anjing yang telah menemukan tuannya.

*t/n: Iijun kiyowo (≧▽≦)

Orang-orang di meja yang sama tampak tidak nyaman saat seorang Esper dengan pakaian tempur mendekat. Dia(DY) merasakan ketidakcocokan yang aneh. Ada suasana canggung seolah-olah seseorang yang dihindari semua orang datang ke pesta ulang tahun tanpa diundang.

Tapi itu tidak masuk akal. Tidak mungkin mereka enggan memiliki seorang Esper yang disambut di mana saja dan didambakan oleh banyak orang.

"Master..."

Iijun yang berdiri tepat di depan meja tersenyum cerah dan memanggil Doyoung dengan suara penuh kasih sayang. Jika dia punya ekor, itu pasti akan bergoyang-goyang di belakangnya.

Merasa menjadi pusat perhatian semua orang di kafetaria, Doyoung membuat bayangan menggunakan tangannya di atas alis untuk menutupi wajahnya.

"Pertama-tama, bisakah kau mengucapkannya dengan benar? Bukan 'master*', tapi 'kepala**'."

*t/n: *주인(ju-in); **주임(ju-im).

"Ayo makan bersama."

Garis tipis muncul di antara alis Doyoung. Iijun tidak mendengarkan perkataan Doyoung dan hanya mengatakan apa yang ingin dia katakan. Dia(IJ) kemudian menunduk, menatap Hyeju yang duduk di depan Doyoung dengan dingin.

Doyoung dengan cepat menarik garis.

"Maaf. Aku sedang bersama temanku."

"Teman? Apa itu makan dengan orang ini?"

Hyeju yang tiba-tiba menjadi 'orang ini' melirik Iijun untuk melihat. Hyeju, yang tertekan oleh aura yang dilepas Iijun yang tengah melihat ke bawah dengan mata dinginnya seolah-olah menyuruh dia pergi sendiri, meraih nampan makanan dan mengangkat pantatnya dari kursi.

"Sa, saya akan pergi ke tempat lain..."

"Kemana kau pergi?"

Doyoung meraih Hyeju dan menghentikannya. Sementara itu, alis Iijun berkerut saat menatap tangan Doyoung yang memegang lengan Hyeju.

Terlepas dari ekspresi Iijun, Doyoung secara halus mengungkapkan penolakannya.

"Maaf, tapi ada hal yang harus dibicarakan antara orang-orang dari departemen yang sama."

".....ya?"

Iijun memiringkan kepalanya seperti anak anjing yang penasaran.

"Ada yang ingin kubicarakan dengannya."

"Begitukah? Kalau begitu, pergilah?"

Sa Iijun memiringkan kepalanya ke arah berlawanan. Pemandangan itu sangat lucu, tapi selain kelucuannya, dia(DY) juga kagum oleh keteguhan Sa Iijun yang tidak mau mundur. Apakah anak ini tidak pernah ditolak oleh seseorang?

[𝐵𝐿] ꜱɪᴇʀʀᴀ ᴛᴏ ᴊᴜʟɪᴇᴛTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang