Kangjun, yang sedang menuju ke kantornya, menemukan asistennya, Kim Hangyeol, tampak gelisah di tengah lorong. Ketika Hangyeol melihat Kangjun, dia langsung bergegas menghampirinya.
"Ah, Anda dari mana saja, Letnan Kolonel-nim! Saya mencari Anda sedari tadi! Ada panggilan telepon dari Menteri, tiga kali!"
Hangyeol, yang tadi mengomel, merasakan ada yang tidak beres dan menarik nafas dengan keras melalui lubang hidungnya sebelum melangkah mundur dengan terkejut.
"Apakah Anda merokok?"
"Bukan aku, orang lain."
Apa itu berarti dia hanya diam saja dan melihat orang lain merokok? Hangyeol terkejut sekali lagi dan merogoh saku kirinya. Dia selalu membawa hand sanitizer jenis gel di saku kanannya dan semprotan disinfektan di saku kirinya.
Saat dia akan menyemprotkan disinfektan, Hangyeol tampak ragu-ragu karena Kangjun yang biasanya selalu mengangguk sebagai tanda izin kini hanya menatap botol disinfektan di tangannya.
"Um... Letnan Kolonel-nim? Semprotannya..."
"Apa menurutmu aku gila?"
"Eh, ya?"
"Kukira aku bersikap tenang. Benarkah?"
Wajah Hangyeol diliputi kebingunan untuk sesaat. Tiba-tiba, dia teringat dia mabuk bersama teman sekelasnya beberapa hari yang lalu, dan ingatannya berhenti di tengah jalan. Mungkinkah dia melakukan kesalahan saat itu?
"Si-si-si siapa ya-yang mengatakan itu?"
"Apa kau juga berpikir begitu?"
"Ya? Tidak?"
Hangyeol bergidik dan menjawab dengan bahu gemetar seolah ditusuk jarum. Kangjun tersenyum seolah itu tidak masalah lalu mengangguk sebagai tanggapan sebelum menutup matanya. Hangyeol dengan terbiasa menyemprotkan disinfektan ke seluruh pakaiannya secara merata.
"Ah, saya dengar reporter itu dinilai sebagai Guide. Seperti yang diharapkan, Anda adalah Letnan Kolonel. Anda bahkan mengetahui Guide yang tidak dapat dideteksi oleh mesin."
"Apa yang dikatakan tim medis?"
"Sepertinya dia pernah ter-imprint. Itulah satu-satunya hipotesis yang paling mungkin. Beberapa peneliti juga setuju."
"...imprint."
Saat Kangjun melepas sarung tangan yang dipakainya dan membuangnya ke tempat sampah. Hangyeol, seolah telah menunggunya, mengulurkan sarung tangan baru.
"Energi guding-nya juga bersih dan nilainya tinggi. Pasti akan mencapai kelas A. Ini benar-benar sepadan dengan usaha Anda untuk membawanya kemari."
Kangjun banyak membujuk orang untuk membawa Doyoung. Tidak sedikit uang dan tenaga yang dikeluarkan untuk mendapatkan posisi dari satu karyawan departemen hubungan masyarakat. Namun, dia akhirnya mencapai hasil yang memuaskan dan sekali lagi membuktikan pilihannya.
Semakin tinggi peringkat Esper, semakin pilih-pilih mereka dalam kualitas guiding-nya. Itu akan menjadi bantuan yang bisa diberikan oleh seorang Guide kepada negara yang sungguh tak terbayangkan.
"Visi Anda sungguh luar biasa. Anda telah memberikan kontribusi besar bagi negara."
Kangjun tersenyum tipis menanggapi kata-kata Hangyeol yang bercampur pujian dan ketulusan.
"Aku membawa Joo Doyoung kemari hanya... murni alasan pribadi."
".....ya?"
Kangjun menatap ke luar jendela tanpa menjawab tanda tanya Hangyeol. Wajahnya yang terpantul di kaca jendela terasa asing hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐵𝐿] ꜱɪᴇʀʀᴀ ᴛᴏ ᴊᴜʟɪᴇᴛ
Fantasy[Novel Terjemahan] Tags: Esper, Guide, Mature(19+). Judul: 시에라 투 줄리엣 Author: Satin (사틴) Sinopsis: Era bergolak di mana monster bernama 'Creature' jatuh dari gate yang menghubungkan Bumi ke suatu tempat di alam semesta. Reporter Joo Doyoung diusir s...