Isi panggilan darurat yang pertama kali dia terima adalah pemberitahuan yang memintanya datang ke ruang kendali divisi komando yang ada di lantai 51 gedung utama.
Begitu dia keluar dari lift, suasananya terasa tak biasa. Ada ketegangan aneh yang mengalir di antara orang-orang yang sibuk berlalu-lalang di lorong.
Setelah berkeliling beberapa saat, dia akhirnya tiba di ruang kendali divisi komando, yang membuat dia merasa terintimidasi hanya dengan masuk ke dalamnya.
Bersama meja bundar besar, proyektor yang terpasang di dinding, dan layar raksasa yang diletakkan di berbagai tempat. Rasanya dia seperti tengah berada di lokasi syuting film.
Orang-orang yang melewati Doyoung, yang lagi asyik menonton, secara alami duduk di meja bundar tersebut.
Dia punya firasat bahwa dia tidak seharusnya duduk di meja itu. Lencana di lengan dan dada mereka sangat mencolok. Tampak jelas dia bukanlah orang untuk ditempatkan di antara orang-orang berpangkat tinggi tersebut.
Doyoung dengan sadar duduk di kursi yang paling dekat dengan pintu di antara kursi lipat yang disusun mengelilingi ruangan. Namun begitu dia masih merasa gelisah.
Seperti kucing yang dibawa ke rumah orang lain, dia hanya bisa duduk diam sambil terus mengamati keadaan sekitar hingga beberapa menit berlalu, para Esper dalam pakaian tempur muncul satu per satu bersamaan dengan suara bergumam.
Berbeda dengan para tentara yang tampak gughp, mereka terlihat sangat santai seolah ini bukan pertama kalinya terjadi.
Iijun, yang masuk terakhir, melihat Doyoung dan merasa senang. Seperti anak anjing yang menemukan tuannya, dia mencoba mendekat hanya namun ditarik oleh Guhyeong untuk kembali ke tempat duduknya.
Bahkan setelah duduk di kursinya, Iijun tak melepaskan pandangannya dari Doyoung.
Meskipun ini merupakan panggilan komandan, yang menandakan adanya hal mendesak, wajahnya tak menunjukkan sedikitpun kekhawatiran mengenai situasi tersebut.
Doyoung diam-diam menggelengkan kepalanya ke arah Iijun yang tersenyum cerah dan menggoyangkan tubuhnya seperti anak kecil yang menemukan ibunya yang datang menemuinya setelah kelas dimulai. Iijun mengangguk penuh semangat bahwa dia mengerti, senyuman di wajahnya pun sama tak menunjukkan tanda-tanda akan menghilang.
Doyoung berpura-pura batuk sambil menutup mulutnya, mencoba menahan tawa. Senyum Iijun memiliki efek menular yang aneh yang membuat orang lain juga ikut tersenyum entah karena benar-benar lucu atau karena terasa konyol.
Saat itu, seorang wanita bertubuh kecil menghampiri Doyoung. Dia dengan senyum ramah di wajahnya mengenakan seragam Guide berwarna biru tua yang sama dengan Doyoung.
Seragam Guide mirip dengan seragam Esper tetapi dengan tampilan yang sedikit lebih kasual. Jika bukan karena logo UEFC yang tersemat di dada dan lengan, seragam itu bisa saja dianggap sebagai pakaian formal biasa.
“Perkenalkan aku Yoon Juhyun, Guide darurat tim delta. Kamu pasti Guide Joo Doyoung, bukan? Aku sudah banyak mendengar tentangmu."
Dengan ramah, dia menyapa dan membimbing Doyoung ke meja utama. Rupanya ada tempat yang sudah disiapkan untuknya di meja yang hanya ditempati oleh orang-orang penting.
Akhirnya, Jeon Haesu tiba dan duduk di tempat utama, dan rapat pun dimulai.
Seorang wanita berpangkat kapten memulai presentasi.
"Ini adalah rekaman yang diambil oleh drone pengintai kami kemarin. Lokasinya berada di dekat Kota Hwaseong, Area 41, zona terlarang. Tepatnya di taman danau.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐵𝐿] ꜱɪᴇʀʀᴀ ᴛᴏ ᴊᴜʟɪᴇᴛ
Fantasy[Novel Terjemahan] Tags: Esper, Guide, Mature(19+). Judul: 시에라 투 줄리엣 Author: Satin (사틴) Sinopsis: Era bergolak di mana monster bernama 'Creature' jatuh dari gate yang menghubungkan Bumi ke suatu tempat di alam semesta. Reporter Joo Doyoung diusir s...