○○●¥●○○
“Jung Jaehyun, kau–”
“Taeyongie!”
Pria tan itu tersenyum. Melingkarkan lengannya di pinggang Taeyong, usai mendaratkan kecupan di bibir.
“Kenapa tidak bangunkan aku?”
Taeyong mengerjap bingung. Tidak tahu harus menjawab apa.
“Kau siapa?” tanya Jaehyun. Ia tahu betul lelaki itu. Ia mempertanyakan status Taeyong dengan laki-laki yang merangkulnya begitu akrab. Apalagi Taeyong tak menolak, ketika pria itu terang-terangan mencium bibirnya.
Siapa yang tak kenal Kim Mingyu.
Pembalap F1 asal negaranya yang telah mendunia dan dikontrak sebagai brand ambassador merk-merk ternama dunia.
Atlet yang wajahnya wara-wiri di tivi nasional karena prestasi yang pria itu torehkan.
Jaehyun bukanlah penikmat acara semacam itu, tapi perusahaannya bahkan sempat menawarkan kerja sama.
“Kau yang siapa?” Mingyu balik bertanya. “Kau teman Taeyong-ku?”
“Taeyong-ku?” Jaehyun berujar lirih. Iris hazel-nya mengarah ke Taeyong yang kaku dan enggan menatapnya.
“Siapa dia? Kau mengenalnya?” Mingyu bertanya pada Taeyong sebab pria Jung itu tak memberinya jawaban.
Jaehyun merasa tertampar melihat gelengan Taeyong.
“Apa kau kesal karena aku melakukan terlalu kasar?” tanya Mingyu sembari menggiring Taeyong masuk ke dalam lift tanpa repot-repot berpamitan pada entitas lain di lobi. “Kau terlalu cantik. Aku tidak bisa menahannya.”
Taeyong melihat pria itu. Mengira-ngira motifnya melakukan semua ini. Apakah karena Mingyu sadar jika pria yang ada di lorong itu adalah orang yang ia sebut namanya dalam cerita kemarin malam?
“Aku menyesal, Taeyong. Maafkan aku,” lirih Jaehyun. Tapi yang ia dapat adalah Taeyong memeluk erat pinggang lelaki berkulit eksotis itu ketika memasuki lift. “Kenapa secepat ini kau berpaling?”
Taeyong meremas jemarinya mendengar ucapan Jaehyun. Apa gunanya penyesalan Jung itu sekarang?
Tubuh Taeyong terpojok dinding lift, sementara si pria terus menghimpit. Menunduk, lalu menyejajarkan diri dengan wajah Taeyong. Seolah-olah memperlihatkan pada pria di depan sana, jika Mingyu sedang menciumnya.
“K-Kau mau apa?” Taeyong bertanya panik saat tidak ada lagi celah untuk mundur.
“Diam sebentar. Aku tak akan melakukan apapun.”
Taeyong mendengus dalam diam. Pria yang ada di hadapannya ini jelas telah menyetubuhinya. Bagaimana mungkin masih mengatakan takkan melakukan apapun?
Mingyu jelas sudah melakukannya.
Mulut itu hendak menyanggah, tapi matanya dengan cepat melihat leher Mingyu yang dipenuhi ruam merah serupa miliknya. Ia juga menemukan hickey di rahang pria itu.
Taeyong menggigit bibirnya gelisah. Apa dia yang membuat semua itu?
“Bisa tutup matamu sebentar? Rasanya jantungku bisa meledak kalau kau terus melihatku seperti itu,” pinta pria tan itu sungguh-sungguh.
Lelaki muda itu tak bisa melakukan apapun selain menurut. Dia sempat menangkap ekspresi kecewa di raut mantan kekasihnya sebelum lift itu tertutup dan turun ke basement.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interlude [bxb] [M-Preg] ✅️
FanficTaeyong hanya dijadikan bahan obsesi. Tak ubahnya piala bergilir yang membanggakan jika dimiliki. ⚠️ Buku ini mengandung unsur hubungan antara laki-laki dan laki-laki