Part 20. Melodi indah

6 3 0
                                    

Reyna memainkan belatinya tepat dihadapan pria buncit yang ada didepannya itu, terlihat sangat jelas pria buncit itu sangat amat ketakutan saat ini

Namun Reyna justru semakin semangat, dia mulai menyentuh jari kelingking pria buncit tersebut dan mencongkel kuku jari kelingking pria tersebut

"Tidak! Tidak! Jangan sentuh aku! Tolong ampuni aku!" Teriak pria buncit itu dengan sangat keras dan menggelengkan kepalanya dengan sangat cepat ketika Reyna yang baru saja menyentuh jari kelingkingnya

"Ti- ARRRGGHHHHHH!! " Jerit pria buncit itu mengisi seluruh isi ruangan tersebut dan mungkin bisa juga terdengar hingga keluar ruangan karena saking kerasnya

Orang-orang yang berada diluar ruangan juga seketika merinding saat mendengar suara jeritan yang teramat keras itu didalam ruangan yang sedang dijaga nya

"Kita memang sesama pembunuh bayaran, tapi jika aku langsung membunuh tujuan ku tak seperti Mr.R yang menyiksa nya terlebih dahulu baru dia bunuh. Benar-benar sangat sadis dan menakutkan" ucap rekan pembunuh bayaran Reyna kepada rekan lainnya yang berada diluar ruangan ketika mendengar suara jeritan dari arah dalam ruangan

"Iya, kau benar! Jangan sampai kita menyinggung Mr. R jika masih sayang dengan nyawa" ujar rekan lainnya

Pria buncit itu berteriak sambil menangis ketika melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri kuku jari kelingking nya terlepas dari tempatnya dan terbang ntah kemana kukunya itu karena congkelan dari belati Reyna yang tak main-main

Darah merah segar mengalir dengan sangat deras keluar dari jari kelingking pria buncit tersebut

Setelah mencongkel kuku jari kelingking pria buncit tersebut, Reyna mengusap ujung belati itu dengan tangannya seperti sedang merasakan tekstur dari darah tersebut

"Hmm, tidak buruk namun tak se segar darah biasanya. Tak apa, aku tetap menyukainya" ucap Reyna kepada pria buncit tersebut senyum puas dibalik topeng hitamnya itu

"Ka-Kau gila! Kau benar-benar sudah gila!" Teriak pria buncit tersebut dengan air mata yang masih mengalir deras diatas pipinya yang besar seperti bakpao berukuran jumbo

"HAHAHA! Aku memang sudah gila! Maka dari itu temanilah dengan baik kegilaan ku ini!" Ucap Reyna dengan sangat keras dengan diiringi tawaan yang mengerikan

Ryan yang mendengarnya pun seketika merinding dan menelan ludah dengan kasar saat Reyna mengucapkan kalimat itu. Padahal dia sangat sering menyaksikan Reyna yang begini namun tetap saja merinding pikir Ryan

"Apakah tidak salah aku menyukai gadis sadis ini? Benar-benar seorang gadis physico" ujar Ryan kepada dirinya sendiri dan yang pasti Ryan hanya mengucapkannya didalam hati saja

"Lepaskan aku! Kau moster! Kau seorang physico!" Teriak lagi dan lagi pria buncit itu kepada Reyna

"Bagus! Aku suka mendengarnya! Berteriaklah dengan sekeras-kerasnya mainanku hahahaha!"

Setelah Reyna mengucapkan itu dia langsung mencongkel kuku jari yang lainnya dengan tertawa bahagia seperti benar-benar sedang bermain permainan yang sangat menyenangkan

Setiap kuku jari yang dicongkel Reyna, pria buncit itu terus berteriak dengan histeris karena benar-benar sangat menyakitkan

TUBS! ARRRGHHHH

HAHAHAHA!

"Berteriak lah aku benar-benar sangat menyukainya!"

TUBS! AARRGHHHH!

HAHAHAHA!

"Kau tau? Ini sangat menyenangkan!!"

HAHAHAHAHA!

Ucap Reyna dengan keras dengan tawannya yang mengisi seluruh isi ruangan tersebut, Reyna benar-benar sangat semangat dia semakin brutal mencongkel kuku-kuku jari tangan pria buncit tersebut hingga tak ada satupun yang tersisa

Picratan darah mengenai pakaian, tangan serta topeng Reyna

Teriakan demi teriakan seakan menjadi sebuah melodi indah untuk telinga Reyna

Suara sebuah penderitaan seseorang bagaikan sebuah kesenangan tersendiri untuk Reyna

Darah merah segar terus mengalir dan menjadi sangat deras hingga membanjiri pakaian pria buncit tersebut dan lantai yang berada dibawah mereka yaitu Reyna dan pria buncit tersebut.

Nona Physico Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang