Part 17. Mr.R?

6 3 0
                                    

Namun tiba-tiba pria buncit itu melihat sosok misterius bertopeng hitam dihadapannya itu menepukan kedua tangannya dengan pelan dan santai sampai dia terlihat heran sendiri.

PROK!

PROK!

Reyna menepukkan kedua tangannya dengan sedikit keras dan santai guna memanggil rekannya yang lain yang berada di luar ruangan tersebut untuk berjaga diluar.

TAK! TAK! TAK!

Tak berselang lama terdengar bunyi langkah kaki yang lumayan nyaring seakan menggema keseluruh ruangan menghampiri mereka yang berada didalam ruangan tersebut

Beberapa orang memasuki ruangan tersebut mungkin ada sekitar 3 orang namun badan mereka besar dan kekar otot-otot mereka terlihat menonjol dan sangat jelas urat-urat yang ada di tangan mereka pun keluar membentuk di kulit-kulit mereka dengan sangat jelas.

"Potong kedua kakinya dan kalian sudah boleh pergi jika ingin, atau kalian ingin menonton pertunjukan juga tak masalah." Titah Reyna kepada ketiga orang yang baru datang itu

DEGH!

Seketika dunia terhenti sejenak bagi pria buncit tersebut, dia tidak mengira hal itu takkan pernah terjadi padahal mereka bilang tidak akan membunuhnya dan akan melepaskannya

"Baik Mr.R" jawab salah satu diantara mereka bertiga

"Hah?! M-Mr.R? Sosok misterius pembunuh bayaran yang tak pernah berbelas kasih itu? Ti-dak mungkin! Aku benar-benar sudah tak memiliki harapan hidup lagi, Mr.R tidak mungkin melepaskan ku" batin pria buncit tersebut yang terkaget lagi saat mengetahui sosok misterius dihadapan nya ini yang ternyata adalah Mr.R seorang pembunuh bayaran yang tak mengenal ampun apalagi berbelas kasih.

Mr.R ini cukup terkenal di seluruh dunia karena kesadisannya dalam menyiksa musuhnya, walaupun Mr.R ini baru ada beberapa bulan yang lalu namun namanya ini sudah mendunia karena sosoknya yang misterius dan selalu menggunakan topeng hitam andalannya.

Tidak ada yang pernah melihat sosok Mr.R ini bahkan hanya topengnya saja kecuali atasan dan rekan kerjanya sendiri, yang lainnya? Hanya tahu nama dan kesadisannya saja karena jika orang lain sudah melihat walau itu topengnya saja dia hanya dapat melihat untuk yang pertama dan untuk yang terakhir kalinya. Karena yang bisa melihatnya hanyalah musuhnya dan akan langsung mati ditangan Mr.R saat itu juga.

Ketiga orang tersebut segera menghampiri pria bucit tersebut dan melakukan tugas yang dia terima barusan dari Mr.R

Ketiga pria itu bergantian memotong kedua kaki pria buncit tersebut

TUK!! ARRRGHHHHHH!!

TUK!! ARRGHHHHH!!!

Suara pedang yang menyatu dengan tulang lutut hingga terlepas dari tempatnya sangat jelas dan nyaring terdengar ke seluruh penjuru ruangan tersebut.

Jerit pria buncit itu menggelegar dan menggema keseluruh ruangan tersebut yang merasakan sakit yang benar-benar amat teramat sakit sebuah penderitaan yang pertama kali dia rasakan dan mungkin juga akhir dari hidupnya.

"Kami sudah menyelesaikan nya Mr.R kami permisi" ucap salah satu diantara mereka bertiga kepada Reyna yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Reyna atau Mr.R ini

"Kalian tak ingin menonton?" Tanya Ryan tiba-tiba kepada ketiga rekannya itu yang seperti tak ingin melihat pertunjukan seru

"Ti-tidak Ryan kami berjaga saja di luar, kami tak ingin mengganggu Mr.R juga anda" jawab salah satu diantara mereka dengan kaku dan merasa ngeri dengan tawaran dari Ryan untuk menyaksikan secara langsung pria buncit itu disiksa oleh Mr.R si sosok misterius dan sadis

Ya jelas lah, siapa juga yang ingin menonton sebuah penyiksaan yang ada mereka akan mengeluarkan isi perut mereka ketika melihat kesadisan dari Mr.R ini untuk menghabisi lawannya

"Baiklah, kau boleh pergi" ujar Ryan yang memang tau isi pikiran mereka jika mereka juga takut untuk melihat kesadisan yang akan dilakukan Reyna kali ini.

Pembukaannya saja sudah memotong kedua kakinya, lalu bagaimana dengan selanjutnya? Mungkin lebih dari ini, pikir Ryan.

Nona Physico Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang