Sholat dzuhur sedang dilaksanakan di Masjid, semua siswa dan sebagian siswi bahkan guru-guru tengah melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim dan muslimah. Tapi, ada tiga anak laki-laki yang tidak mengikuti sholat berjamaah.
Ketiga anak laki-laki tersebut baru saja keluar dari toilet. Ya, mereka bersembunyi di balik toilet, saat semua orang sedang mengambil wudhu. Dan saat sholat tengah didirikan, mereka bertiga keluar dari toilet dengan tergesa-gesa. Anwar yang menyadari bahwa dirinya tidak menggunakan alas kaki, memerintahkan temannya yang lain untuk berhenti sebentar di depan Masjid.
Haris dan Azam saling bertatapan saat melihat apa yang dilakukan Anwar di depan Masjid. Anwar dengan tidak merasa berdosa menukar sebagian sandal, beberapa sepatu juga dilempar ke sembarang arah.
"Lo ngapain sih War?" Tanya Azam.
Anwar bertolak pinggang dan menatap wajah Azam, "Gak liat? Udah tau gua lagi mindahin sandal,"
"Maksudnya si Azam, lo ngapain nukerin sandal sama sepatu orang gitu?"
"Ini tuh biar mereka berusaha," jawab Anwar santai.
Azam mengernyit bingung, "Berusaha apa?"
"Berusaha untuk nyari sendiri." Anwar tertawa puas saat membayangkan semua orang mencari-cari keberadaan alas kaki mereka dengan kebingungan.
"Emang aneh," beo Haris.
Anwar yang sudah tidak nyaman dengan tanpa beralas kaki pun mencari sandal yang sekiranya bisa digunakan sementara, dan matanya tertuju pada sandal jepit berwarna biru tua. Anwar pun memakai sandal tersebut dan duduk di depan Masjid.
Anwar, Haris, dan Azam terus menerus berbincang, melontarkan tawa dan suara yang sedikit bising. Yang mungkin shaf belakang mendengar jelas suara ketiga anak tersebut. Hingga saat sholat selesai, mereka bertiga pun menyingkir sebentar untuk membiarkan para guru lewat, sekaligus bersembunyi agar tidak ketahuan tidak mengikuti sholat dzuhur.
Disisi lain, Rujhan mengusap wajahnya yang baru saja selesai memanjatkan do'a. Rujhan melantunkan sholawat saat hendak menuju ke arah pintu Masjid. Ketika sudah berada di halaman, Rujhan terlihat mencari-cari sesuatu.
Dia tidak lagi melihat sepasang sandal berwarna biru di depan Masjid, bahkan yang ada hanyalah beberapa sepatu dari anak-anak yang masih berada dalam Masjid. Rujhan sedikit bingung, padahal Ia ingat betul kalau dirinya meletakkan sandal itu di posisi paling pojok. Siapa yang ambil? Batinnya.
Mata Rujhan menyoroti semua objek yang berada di sekitar Masjid. Hingga pada akhirnya Ia melihat sosok laki-laki yang menggunakan sandal biru seperti apa yang sedang Rujhan cari.
"Hei kalian!" Panggil Rujhan.
Haris menyikut Anwar ketika menyadari panggilan dari Rujhan, Anwar yang panggilan dari Rujhan hanya menatap Haris. "Apa lagi sih?!"
YOU ARE READING
AQLAM
SpiritualAqlam mengisahkan perjalanan jiwa seorang remaja yang tengah berkelana di jalan pencarian identitas dan impian. Di bawah langit biru langit kota kecil yang damai, kita memasuki dunia Aghniya Maulida, seorang siswi SMA yang merindukan pengetahuan dan...