Tenda Aghniya, Dini, Fera, Hanifah, Azmi, Latifah, Cahaya, dan Sarah sibuk dalam kegiatan memasak malam. Mereka saling berkoordinasi untuk menyiapkan hidangan yang akan dinikmati bersama. Meskipun awalnya terasa harmonis, suasana menjadi tegang ketika tiba saat memasak menu utama.
Aghniya berusaha mengatur pembagian tugas, mencoba membawa suasana menjadi lebih efisien.
Aghniya berkata dengan tegas. "Baik, aku bakal mimpin buat masak lauk utama sama Sarah, Fera dan Hanifah bisa tangani sayur, buat Azmi dan Cahaya ngurus nasi. Dini sama Latifah, bisa kalian bantu mempersiapkan bahan-bahan?"
Semuanya setuju dengan pembagian tugas tersebut, kecuali Sarah yang tampak tidak setuju. "Kenapa aku harus bantu kamu memasak? Aku lebih suka dapet tugas lain."
"Kita semua harus berkontribusi, Sarah. Ini tentang kebersamaan." Jawab Aghniya dengan sabar. Namun, Sarah tetap bersikeras tidak ingin terlibat langsung memasak dengan Aghniya.
Hanifah mencoba menengahi. "Emang kenapa kalo sama Aghni, Sar? Kita semua harus belajar kerjasama." Sarah pun terpaksa tidak memberikan tanggapan lagi.
Ketegangan semakin terasa ketika Aghniya memberikan arahan lebih lanjut. "Sarah, bisa tolong potong sayuran buat salad? Itu tugas yang cukup mudah buat kamu."
Sarah menjawab dengan ketus. "Aku gak suka memotong-motong. Liat aja, nanti hasilnya bakalan jelek."
Suasana di tenda mulai menjadi tegang. Hanifah mencoba untuk meredakan konflik kembali. "Tenang, kita semua punya kemampuan masing-masing. Coba aja dulu, yang lain juga lagi sibuk sama tugasnya walaupun gak bisa kan namanya juga belajar, salah dikit ya wajar aja." Ucap Hanifah dengan nada yang cukup penuh penekanan.
Tetapi, Sarah tetap keras kepala dan tidak mau berubah pikiran. Ketidaksetujuannya membuat atmosfer tenda semakin panas.
Fera pun ikut berbicara setelah cukup kesal mendengar orang satu tendanya dari tadi ribut terus. "Coba pikirin semua orang di sini, Sarah. Kita butuh bantuan dari semua anggota tenda."
Sementara perdebatan berlanjut, aroma masakan di sekitar mereka semakin terasa, menyatu dengan ketegangan yang terjadi. Azmi mencoba untuk membantu memecahkan ketidaksepakatan. "Kalo tetep sulit, gini aja deh, Sar. Kamu ada tugas lain yang mungkin kamu bisa atau sukai gak?"
Sarah tetap bungkam dengan ekspresi masamnya yang membuat semua orang ikut tersulut emosi.
Cahaya akhirnya mengakhiri, "Gini aja deh, Sarah, kamu bisa bantu nyusun meja makan dan bawa hidangan ke meja kan? Itu tidak melibatkan masak-memasak."
"Oke!" Sarah setuju dengan saran tersebut, tetapi masih terlihat kesal. Meskipun solusi tersebut berhasil menghindari pertentangan lebih lanjut, suasana tetap tegang di tenda Aghniya, sampai Aghniya pun menghela nafas berat dengan kelakuan Sarah ini, tapi dia tetap mencoba bersabar dan tidak egois.
Setelah drama memasak yang panas, suasana makan malam di tenda Aghniya, dan teman-temannya malah menjadi semakin tegang. Sarah, yang masih kesal dengan perdebatan sebelumnya, duduk dengan wajah yang terlihat murung.
YOU ARE READING
AQLAM
SpiritualAqlam mengisahkan perjalanan jiwa seorang remaja yang tengah berkelana di jalan pencarian identitas dan impian. Di bawah langit biru langit kota kecil yang damai, kita memasuki dunia Aghniya Maulida, seorang siswi SMA yang merindukan pengetahuan dan...