Mereka tiba dalam keadaan selamat tanpa sedikit kendala apapun. Semua Bus terparkir sejajar di tempat parkiran khusus, dan semua siswa-siswi turun dengan membawa barangnya masing-masing, dengan instruksi dari para guru untuk tidak meninggalkan satupun barang di dalam Bis.
"Telur yang ada di kursi paling belakang jangan lupa dibawa," perintah dari salah satu anggota Dewan Ambalan.
Dengan teliti, satu persatu dari mereka terus menerus mengecek semua bagian Bis. Mulai dari bawah kursi paling belakang, sampai bawah kursi paling depan, tidak lupa juga bagasi atas Bis. Semua kotak mie instan juga dikeluarkan. Semua barang masih diletakkan asal, karena mereka harus berbaris terlebih dahulu sesuai rundown yang sebelumnya dibacakan di dalam Bis.
Seluruh peserta Pramuka mulai merapatkan barisannya, mulut mereka juga tidak henti-hentinya berbicara. Hingga ketua Ambalan mulai menghitung agar mereka segera berhenti bicara.
"Saya hitung sama sepuluh, kalau masih bersuara saya suruh push up dua puluh kali,"
Mendengar ancaman dari pemimpin, mereka semua mulai berhenti bicara. Tidak ada lagi yang berani untuk bicara.
"Karena kalian sudah berada di lokasi, jangan harap kalian bisa tertawa, apalagi tersenyum. Karena disini bukan untuk bersenang-senang, ingatkan teman kalian jika ada yang lupa. Dan jika satu membuat kesalahan, semua akan mendapatkan hukuman. Tingkatkan lagi solidaritas kalian,"
"Absensi akan dimulai sebentar lagi oleh kakak-kakak yang ada di depan saya, tolong sekali lagi rapihkan barisan kalian,"
"BARISAN KANAN, PIMPIN BARISAN!" Suara ketua mulai menegas.
Barisan depan paling kanan mulai menginstruksikan barisan dengan suaranya yang juga tegas. Selanjutnya adalah absensi perkelas, dan kelas Aghniya akan di absen oleh Indra. Satu persatu nama lengkap disebutkan, hingga tidak ada yang terlewatkan satupun. Setelah absensi selesai, selanjutnya adalah pembacaan tatakrama oleh Pak Sidiq selaku Pembina Pramuka saat ini. Semua peserta Pramuka diistirahatkan oleh Ketua Ambalan.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, baik langsung saja. Bismillahirrahmanirrahim amma ba'du,"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua peserta dengan kompak.
"Baik adik-adik semua, gimana? Masih semangatkah kalian?"
"Masih!!"
"Iyaa, kalau kakak tanya biasakan di awali dengan kata 'Siap'. Contohnya 'Siap, Masih!' Paham semua?"
"Siap, Paham!"
Tanpa berlama-lama lagi, Pak Sidiq mulai membacakan tata krama yang wajib mereka ikuti selama kegiatan perkemahan.
"Baik adik-adik, pertama yaitu dilarang keluar arena tenda selain perintah dari kakak-kakak dan diwajibkan untuk izin jika ingin keluar tenda,"
"Kedua, dilarang berkata kasar. Satu kata kasar yang diucapkan salah satu dari kalian, sama dengan sepuluh push up yang wajib semua peserta lakukan, tanpa terkecuali. Jadi tolong jaga ucapan kalian,"
YOU ARE READING
AQLAM
SpiritualAqlam mengisahkan perjalanan jiwa seorang remaja yang tengah berkelana di jalan pencarian identitas dan impian. Di bawah langit biru langit kota kecil yang damai, kita memasuki dunia Aghniya Maulida, seorang siswi SMA yang merindukan pengetahuan dan...