09.☆

2.9K 180 86
                                    

Awan yang sekarang berada dikelas sendirian pojok dengan derasan air mata bercucuran sampe Awan sesegukan

"Jahat lo Bumi sama gue" Ujar Awan, Awan membuka tasnya dan menemukan buku diary miliknya,lantas Awan mau kembali curhat kepada buku diary kesayangannya itu

Laut dan Sania yang baru sampai di kelas melihat Awan di pojokan pun di samperin

Tanpa di sadari sama Awan kalau suara tangisannya itu kedengaran dikuping Sania, Padahal sekuat tenaga Awan menahan suara tangis tersebut

Sania segera khawatir kepada sahabatnya itu "Awan.. Lo kenapa? Kenapa bisa nangis? Siapa yang jahatin lu?" Tanya Sania keadaan khawatir dan mengusap air mata Awan

Awan menoleh terdengar suara yang sering kali usil padanya "Sania? Laut? Kalian sejak kapan di kelas? Bukannya kalian di kantin?" Tanya Awan, Pengalihan umpan bicaranya

"Sejak lo nangis, Bumi jahatin lo lagi? Awan.. Jangan nangis," Kata Laut yang duduk didepan kursi Awan dan memegang tangan lentik Awan

"Aahh ituu.. Gue tadi keinget sesuatu yang bikin gue nangis" Menjawab sambil tersenyum sakit, ya Awan tidak mau merepotkan kedua sahabatnya gegara masalah percintaan ia

"Gua tau Wan lo lagi nutupi sesuatu dari kita. Jangan bohong, Keliatan dari mata lo itu. Jangan takut kami selalu berada di sisi lo," Laut meyakinkan Awan supaya bisa terus terang, Laut gak tega liat Awan nangis sesenggukan sampe segitunya, Biasanya selalu ceria, Yaa Laut tau jika Awan banyak menyimpan masa-masa tidak mengenakan dan trust issue mendalam ditambah Bumi

"Serius Laut gue gapapa, gue cuma keinget sesuatu masa waktu kecil. Kalian jangan khawatir lagi, Karena Awan selalu tersenyum gini" Senyuman yang aneh buatan Awan.

"Tch lu senyum seperti itu kayak barongsai" Ejek Laut

"Bukan barongsai tapi topeng milik bali apa yaa? Gue lupa namanya" Menatap atap sekola

Tanpa aba-aba Sania menggebrak keras meja "Aah gue dah tau, topeng barong, ya gasi?" Tanyanya lagi yang ragu

"Lo tanya gua terus gua tanya kesiapa hah?" Menaro dua tanga ke pinggang.

"Dl" Sinis Sania

"Okeh I'm fine"

"Hey sudah-sudah kenapa pada ribut sih?. Gak capek ribut mulu setiap hari? Gue pusing dengar ributan lo berdua" Melerainya.

"CK. Btw hari ini kita ada pr b.mandarin lo pada bisa gak?"

"Tentu saja gak" Jawab Sania dan Awan

"Gua kira bisa, Kalau bisa kan gua bagi liat"

"Yeuu nyarilah masa nyontek. Masa orang terpinter mtk ga bisa sih" Sindir Sania sembari sinis dikit

"Heh kata siape gua pinter mtk? Gua bodoh anj soal mtk. Mendingan ipa ketimbang mtk ck"

"Yaudah sih si paling pinter ipa" Mengalah untuk tidak di lanjutkan kembali

Awan hanya menatap perdebatan antar sahabat nya, Kalau di rumah ia yang berantem sama Langit

Entah Awan masih terngiang-ngiang soalan chatan tadi. Kiara dapet nomor dia dari siapa? Bukan nya nomor dirinya privasi banget dan khusus orang terdekat nya saja?

Awan kembali bengong sesaat "Heh lu nyet jangan bengong" Ucap Sania.

"Iya iya"


ଓ ̄ ̄ ̄ଓ


"Bumi!" Panggilan tersebut kembali terdengar ditelinga Bumi

"Tunggu ada yang mau gue omongin sama lo" Tarik tangan Bumi keluar dari kelas dan berjalan duluan pintu keluar sekolah


"Tunggu ada yang mau gue omongin sama lo" Tarik tangan Bumi keluar dari kelas dan berjalan duluan pintu keluar sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ada apa lo tarik gua?" Tanya Bumi

"Bum lo harus jujur sama gue jangan bohong please" Menggenggam lembut tangan Bumi

Jawab deheman dari Bumi. Ya Awan sudah terbiasa dengan sikap Bumi kepadanya, Kadang capek harus bertahan di hubungan ini tapi rasa ego dan cintanya terhadap Bumi begitu besar jadi Awan yang harus sering ngalah dari pada di putusin

"Bumi apa benar Kiara mantan lo? Dan lo masih sayang sama Kiara?" Tanya Awan penuh hati-hati karna kalo tidak hati-hati Bumi akan menuduh dirinya

"Kalo iya memang kenapa? " Jawaban yang seharusnya tidak di ekspetasi pikiran Awan ternyata salah, malah membuat ia harus menahan sakit didadanya

"Kenapa tidak bilang dari awal Bum? Dan sekarang lo mau balik sama Kiara?" Tanya Awan lagi yang jelas-jelas akan menyakiti hatinya

"Gk tau, Udah kan yang mau lo tanyain? Kalau gak ada penting lagi gua pergi" Bumi begitu pergi meninggalkan sang pacarnya sendirian, Saat Awan tanya kepada Bumi. Kiara melihat dan mendengar semuanya

Kiara pun menghampiri Awan yang sedang menatap punggung Bumi, "Awan Arlyzane. Gimana sudah terbukti bukan? Oh ya mau ngasih tau sekarang gua sama Bumi mulai dekat,dan siap-siap diri sama hati lo yang akan panas melihat kedekatan kami berdua" Bisik Kiara dengan nada licik

Awan? Dia terdiam seribu kata.

"Why are you silent? Not ready? Don't cry. The earth doesn't care about you, Siap-siap di tinggal sama Bumi" Sehabis ngucap tersebut Kiara pergi menyusul Bumi yang sudah terlebih dahulu meniggalkan Kiara

"Lo berdua begitu jahat. YaAllah.." Tanpa sadari oleh Awan sedari tadi sudah ada satu orang melihat dirinya yang lagi meneteskan air mata

"Kasihan. Tapi dilihat-lihat cantik juga, Gua harus deketin wanita cantik itu buat jadi milik gua" Ujar Cowo itu lalu pergi.


Bersambung....


BAGAIMANA PART INI SERU?? MAAF MASIH BANYAK KURANGNYA, JARANG UP, TAPI MAKASIH LOH YANG SUDAH MAU BACA CERITA AKUෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

Continue or not?

Bumi&Awan
Bumi&Kiara

Jangan lupa vote dan komen ya ges untuk menghargai karya dibuat sama aku, makasih banyak banyak yang sudah mau baca cerita aku

#TBC

He's Past Is Back [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang