Stefani yakin, sangat yakin bahwa dia sudah membunuh Wonbin.
note: seluruh isi dari cerita berikut hanya fiksi! karakter dan sifat seluruhnya hanya karangan semata!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kakinya termundur, darah yang masih tersisa di pisau yang ia genggam erat itu menetes perlahan, jatuh ke atas lantai kayu berfurnis itu dengan bebas.
Untuk pertama kalinya setelah sekian tahun dia bisa bernapas dengan lega, raga tanpa nyawa yang duduk di atas sebuah sofa tunggal itu ia tatap sendu.
Dia hanya bisa memandang, dia menelan ludah, menahan semua kalimat yang ingin ia ucapkan kecuali satu.
“Wonbin... Ada banyak alasan kenapa kamu harus memperlakukan manusia selayaknya manusia.”
Pukul 2 dini hari, dia masih sibuk mengurusi mayat Wonbin, menyeret tubuh tanpa nyawa dengan luka tusukan di perut, dada dan leher itu menuju kamar tempat mereka tidur selama di villa ini.
Bekas darah di mana-mana, lantai villa yang tadinya bersih itu kini kotor dengan darah yang masih segar. Tanpa rasa bersalah, tanpa rasa takut, dia membersihkan bekas darah itu dengan kain basah, meskipun dia tak perduli apakah hasilnya benar-benar bersih atau masih tersisa.
Pukul 3 dini hari, dia menyempatkan diri untuk membersihkan diri di kamar mandi, memasukkan semua pakaiannya yang bernoda darah ke dalam sebuah kantong plastik berzip.
Pukul 4 dini hari, dia menyalakan sebuah korek api, melemparkan korek api yang masih menyala itu ke atas kasur di mana dia membaringkan Wonbin, ketika apinya sudah lebih besar, dia melemparkan kantong plastik berisi bajunya tadi, turut serta ia bakar.
Dia menunggu di sana untuk beberapa saat, memastikan jika apinya tak akan mati.
Pukul 5, kobaran api yang begitu besar itu bahkan bisa terlihat jelas dari pemukiman di area bawah gunung.
Pukul 8, Stefani ada di atas sebuah jembatan, membuang pisau yang ia gunakan untuk menghabisi nyawa kekasihnya ke dalam sungai berarus deras di bawahnya.
Pukul 10, dia sudah ada di tempatnya kerja, memberikan surat pengunduran diri kepada pemilik toko tempat dia bekerja.
Pukul 3 sore, dia sudah ada di dalam sebuah kereta, dalam perjalanan menuju daerah lain yang jauh dari tempat tinggal Wonbin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.