so now, what is it?

361 40 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdiam, Stefani sudah tak tahu harus bagaimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdiam, Stefani sudah tak tahu harus bagaimana. Di ruangan itu dia hanya duduk memperhatikan sekitar.

Otaknya kosong, dia sudah tak perduli nantinya akan mendapat hukuman seperti apa, pembunuhan terencana, perusakan properti pribadi, menghilangkan barang bukti, Stefani sudah siap jika dia memang akan mendapat hukuman mati.

Katanya, itu lebih baik dibanding dia hanya diberikan hukuman penjara seumur hidup dan dihantui oleh sosok Wonbin.

Kedua tangannya masih terborgol, Hyunjin bilang akan ada orang yang akan memberikan beberapa pertanyaan padanya, namun, sejak tadi belum ada yang datang sama sekali.

“Kalau aja gue gak lo bakar, bisa aja lo kabur begitu aja.”

Menoleh, matanya membulat melihat sosok Wonbin ada di luar jeruji, memberikan senyuman tipis padanya.

Stefani, dia bangkit berdiri, berjalan maju mendekat dan meludahi sosok Wonbin. “Pergi lo, bangsat! Gue udah gak ada urusan sama lo!”

Wonbin terkekeh meremehkan. “Lo tau gak, tingkah lo kaya orang gila, ceritain aja semuanya ke temen lo itu, ke pengacara atau siapapun, yang pasti lo bakalan dianggap gila sama mereka, tau kan orang yang punya gangguan jiwa gak bakalan dihukum pidana? Bisa sih, tapi susah.”

Napas Stefani menderu, dia tak bisa menjawab. Amarahnya benar-benar sudah ada di puncak. Dia ingin keluar, menghajar sosok itu lagi.

“Lo maunya mati, kan? Harusnya bilang dari dulu biar langsung gue matiin. Kenapa harus nunggu? Gue udah mati, kenapa malah mau nyusul?”

Tawa dan senyum meremehkan Wonbin sangat sukses membuat emosi Stefani tersulut. Dia benci sekali jika Wonbin sudah tertawa dan tersenyum, karena dia hanya akan tertawa dan tersenyum saat sedang merendahkan dirinya saja.

“Mau lo ngaku jadi korban kekerasan pun, pembunuh ya tetap bakal jadi pembunuh. Gak akan ada keringanan. Gue kira lo pinter, ternyata enggak, cuih!” Wonbin meludah ke dalam sel, seringai picik ia lemparkan pada Stefani.

Oh, Stefani ingin sekali menendang runtuh besi sel di hadapannya sekarang, dia ingin sekali menginjak-injak leher Wonbin hingga dia tak bisa lagi bicara.

“I'll chase you, Bin! Bakal gue kejar lo sampai ke neraka!!”

“I'll chase you, Bin! Bakal gue kejar lo sampai ke neraka!!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NIGHTMARE - park wonbin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang