05 - Aku tidak sendiri

23 5 0
                                    

Fate terkejut mendengar pengakuan itu. Ia menatap Arya dengan tatapan binggung dan curiga. "Monster? Apa maksudmu dengan monster?" tanyanya.

"Bukan monster-monster yang biasa kau lihat di sekitarmu, yang berwujud manusia tapi berhati iblis. Bukan itu. Aku bicara tentang monster-monster yang hanya ada di dalam cerita dongeng, yang berbentuk aneh dan menakutkan, yang memiliki kekuatan luar biasa dan haus darah," jelas Arya. "Aku bisa melihat salah satu dari mereka. "

Anak ini beneran bisa melihat monster? Atau dia hanya berhalusinasi? 

Fate merasa bingung. Ia tak tau apakah harus percaya atau tidak. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sesuatu yang membuatnya ingat akan pengalaman mengerikan yang pernah ia alami.

"Kalau begitu, apakah kamu pernah melihat tengkorak hidup?" tanya Fate dengan suara lirih. Berusaha menarik perhatian Arya dari ketakutan yang ia alami.

Arya terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia menatap Fate dengan tatapan heran dan penasaran. "Tengkorak hidup? Apa itu?"

"Sebuah monster yang berwujud tengkorak manusia, tapi masih bisa bergerak dan berbicara. Ia memiliki kekuataan mengerikan yang mengapung di atasnya. Ia bisa mengendalikan kekuatan itu sesukanya. Ia sangat kuat dan kejam. Ia pernah menyerangku, dan hampir membunuhku," cerita Fate melebih-lebihkan, ia berusaha untuk meyakinkan Arya kalau Fate mengalami hal yang serupa.

"TENGKORAK HIDUP? Kau beneran pernah berhadapan dengan mereka? Aku tak menyangka ternyata bukan aku sendiri yang bisa melihatnya, aku merasa jauh lebih tenang, " balas Arya, raut wajahnya sedikit berbinar.

Arya merasa ada kebenaran di balik cerita Fate. Ia merasa ada kesamaan di antara mereka. Mereka berdua bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat orang lain.

"Kau sungguh pernah melihatnya?" tanya Arya dengan suara penuh rasa ingin tahu dan sedikit keraguan.

"Ya, saya sungguh mengalaminya. Dan saya bisa membuktikannya kepadamu," jawab Fate. Ia  menunjukkan bekas luka di sekujur tubuhnya. Luka itu Fate dapatkan dari hasil latihan bersama Calvin. Siapa yang menyangkan kalau bekas luka itu akan berguna nantinya?

Arya menatap bekas luka di tubuh Fate. Rasa ragu yang sempat muncul di benaknya perlahan menghilang, digantikan oleh rasa percaya.

"Mungkin monster yang aku lihat memiliki wujud yang jauh lebih mengerikan dari tengkorak hidup. Tapi, ia tak sampai menyerang diriku," ucap Arya sembari menundukkan kepalanya. "Makhluk itu memiliki bentuk wajah yang mirip seperti naga dengan satu mata besar di tengah kepalanya. Ia memiliki banyak tanduk dan tentakel. Tubuhnya ditutupi sisik dan ia memiliki leher yang panjang. Monster itu berwarna abu-abu gelap. Tubuhnya sangat besar..."

Raut wajah Arya kembali menunjukkan rasa takut, Wajah Arya berubah pucat, tangannya bergetar hebat. Ia mencoba mengucapkan sesuatu, namun tak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Fate memahami sekali perasaan Arya saat ini. Ia bisa merasakan ketakutan yang menggelayut di tubuh Arya. Tekanan batin yang begitu kuat, bagaikan monster itu telah meninggalkan trauma yang mendalam di hatinya. Rasa takut, cemas, dan kekhawatiran bercampur aduk, memenuhi setiap sudut pikirannya.

Fate melihat Arya dengan penuh simpati. Ia teringat sosok adiknya. Dengan lembut, ia meletakkan tangannya di atas kepala Arya, mencoba memberikan nasihat layaknya Arya adalah adiknya Fate.

"Tuan Arya," ucap Fate. "Saya tau betapa takutnya dirimu. Saya tau betapa tak merasa amannya dirimu. Tapi, percayalah padaku, kamu tidak sendirian. Orang tuamu sangat mengkhawatirkanmu. Saya di sini untuk membantumu. Kamu tidak perlu takut pada monster itu. Jangan biarkan rasa takut itu menguasai dirimu. Kamu harus berani menghadapinya."

The Chain of Destiny (Rantai Takdir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang