06 - Suatu Malapetaka

30 5 2
                                    

Arya mencoba berbagai cara untuk mengaktifkan kunci yang di dapatkannya. Ia mencoba memasukkannya ke dalam lubang kunci yang ada di kamarnya, tetapi tidak ada yang cocok. Ia mencoba menggosoknya, mengetuknya, dan bahkan membantingnya, tetapi tak ada yang terjadi. Ia mulai merasa putus asa, dan hampir menyerah. Arya merasa ditipu oleh pedagang yang menjul peta harta karun kepadanya.

Namun, setelah mengamati sebuah mata di ujung kuncinya. Mungkin kunci itu memiliki kesadaran, atau setidaknya, dapat merespon suaranya. Ia memutuskan untuk mencoba berbicara dengan kunci itu.

Arya mengambil napas dalam-dalam, dan mencoba untuk mengucapkan beberapa mantra yang ia pernah baca dari buku-buku fiksi. Ia berharap mantra itu mungkin dapat membangunkan roh yang tinggal di dalam kunci itu, atau setidaknya, membuatnya bereaksi. Ia mengulangi mantra itu beberapa kali, dengan nada yang berbeda-beda. Ia tak yakin apakah kunci itu dapat mendengarnya, atau kunci itu emang tak memliki roh. Ia hanya terus mengucapkan mantra tanpa makna. Arya terus mencoba, dengan harapan yang perlahan-lahan semakin menipis.

Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk membuat sebuah mantra berdasarkan pemikirannya, mengejutkannya mantra itu memberikan sebuah reaksi.

Kunci yang ia pegang di tangannya itu tiba-tiba bergetar keras, dan terlepas dari genggamannya. Kunci itu mengambang di udara, dan memancarkan kegelapan yang membutakan. Arya menutup matanya, dan merasakan sebuah kekuatan yang mengerikan mengalir dari kunci itu. Ia mendengar sebuah suara yang menggema di telinganya.

"Manusia, kau yang bukan Aperta berani memanggil diriku! Kau sudah melakukan kesalahan besar. Ini adalah sebuah kesempatan yang luar biasa buat diriku!" teriak suara itu dengan nada yang menyeramkan.

Arya membuka matanya, dan melihat kunci itu berubah bentuk. Kunci itu berubah menjadi sebuah monster yang mengerikan, dengan sebuah mata yang besar dan berwarna merah di tengah kepalanya. Makhluk itu memiliki bentuk wajah yang mirip seperti kiklops dengan satu mata besar di tengah kepalanya. Ia memiliki banyak tanduk dan tentakel. Tubuhnya ditutupi sisik. Monster itu berwarna abu-abu gelap. Monster itu memiliki taring yang tajam, dan cakar yang panjang. Monster itu menatap Arya dengan tatapan yang penuh dengan kebahagiaan.

"Kau telah membebaskan diriku dari segel yang mengurungku selama ratusan tahun, dan telah memberiku kesempatan untuk bebas dari tempat membosankan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau telah membebaskan diriku dari segel yang mengurungku selama ratusan tahun, dan telah memberiku kesempatan untuk bebas dari tempat membosankan itu. Kau adalah manusia yang beruntung. Aku akan memberimu imbalan yang pantas. Aku akan menjadikan tubuhmu sebagai wadah baruku, dan menjadikan dirimu sebagai Aperta! Nikmati sisa hidupmu, manusia. Inilah takdir dirimu!" ujar monster itu sambil mengeluarkan suara tertawa yang menggelegar.

Arya merasa ketakutan yang luar biasa. Ia menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan yang fatal. Ia telah membantu membangkitkan roh monster yang tersegel di dalam kunci itu. Monster itu akan membawa bencana jika dibiarkan. Ia tak tau apa yang harus dilakukannya.

Arya, yang menyaksikan kejadian mengerikan itu, terpaku ketakutan. Ia merasa berhadapan dengan binatang buas yang siap menerkamnya. Arya berharap ada seseorang yang akan datang untuk menyelamatkannya. Namun, itu hanya khayalan yang tak akan terwujud. Ia terjatuh dari kursinya, tubuhnya membeku ketakutan. Ia mencoba berteriak, namun suaranya terjebak dalam kerongkongan, tak ada sepatah kata pun yang bisa ia keluarkan.

The Chain of Destiny (Rantai Takdir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang